Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Produk >> Semua Produk

Wawancara dengan Pengembang: EOS-1D X Mark II (Bagian 2) – Fungsi AF yang Lebih Baik

2016-06-30
0
1.89 k
Dalam artikel ini:

Apa saja faktor yang berkontribusi ke presisi AF yang tinggi dari lima titik AF yang tersusun secara vertikal di bagian tengah? Apa yang membuatnya memungkinkan 61 titik AF semuanya mendukung pemfokusan pada f/8? Kita akan mencermati semua pertanyaan tentang ini di bagian dua wawancara dengan para pengembang untuk memahami perkembangan EOS-1D X Mark II. (Dilaporkan oleh: Junichi Date)

(Dari kiri ke kanan)
Mitsuaki Hattori (Pengoperasian Produk Komunikasi Gambar)/ Takeshi Sakaguchi (Pengoperasian Produk Komunikasi Gambar)/ Tomoya Masamura (Divisi ICP 2, Pengoperasian Produk Komunikasi Gambar)/ Masato Seita (Pengoperasian Produk Komunikasi Gambar)/ Teruyuki Okado (Pusat Pengembangan ICP 2, Pengoperasian Produk Komunikasi Gambar)

 

Sistem kamera dan lensa diperluas—sekarang, 61 titik AF semuanya mendukung pemfokusan pada f/8

Berikutnya, saya ingin tahu lebih lanjut tentang AF. Area AF secara vertikal agak lebih panjang daripada sebelumnya, tetapi jumlah titik AF dan pola tata-letaknya, pada dasarnya tidak berubah dibandingkan EOS-1D X, betulkah yang saya katakan? DSLR ukuran APS-C dan kamera tanpa cermin baru-baru ini menawarkan area AF lebar yang meliput hingga ke pinggiran gambar. Kalau saya boleh meminta lebih, saya ingin agar area AF lebih besar pada EOS-1D X Mark II.

Apakah secara teknis sulit untuk memperlebar area AF lebih jauh lagi pada kamera DSLR full-frame?

Sensor AF yang baru saja dikembangkan untuk EOS-1D X Mark II. Sensor ini menggunakan sistem AF 61 titik retikular, dan semua titik AF mendukung pemfokusan pada f/8.

Sakaguchi: Kami mencurahkan segenap upaya untuk memperluas permukaan sensor, dan mampu meluaskan area AF secara vertikal. Akan sangat sulit untuk memperlebarnya lebih jauh lagi tanpa memperbesar ukuran kamera.

Kiri: EOS-1D X Mark II    Kanan: EOS-1D X

Intelligent Viewfinder II pada EOS-1D X Mark II memungkinkan pengguna untuk melihat informasi pemotretan. Area yang diliput oleh titik AF secara vertikal lebih panjang daripada pendahulunya.

Seita: Tim kami yang bertanggung jawab atas AF, menanyakan kepada kami, apakah mungkin untuk memperbesar sedikit cermin kedua, tetapi tidak ada ruang yang tersedia bagi kami untuk melakukannya. Inilah mengapa, kami mencoba memperluas area AF sebanyak mungkin dengan menggunakan berkas cahaya sepenuhnya hingga ke pinggir cermin kedua.

- Seperti pada EOS 7D Mark II, opsi “Large Zone AF” (AF Zona Besar) sudah ditambahkan ke mode area AF pada EOS-1D X Mark II. Yang membuat saya penasaran, yaitu zona AF ramping secara vertikal di bagian tengah.

Komposisi tengah, tempat keberadaan subjek di tengah-tengah, kerap menunduk ke bawah, tetapi kenyataannya, titik AF di bagian tengah secara layak membanggakan presisi AF yang tertinggi, dan karenanya mampu menangkap subjek yang bergerak aktif secara akurat. Saya berpendapat bahwa, dengan memiliki zona AF yang lebih lebar secara horizontal akan membantu memastikan bahwa fokus dipertahankan pada subjek yang bergerak. Jadi, mengapa zona AF tengah disusun dalam bentuk panjang secara vertikal seperti itu pada EOS-1D X Mark II? Selain itu, apakah memungkinkan untuk mengelompokkan beberapa titik AF dari zona yang berbeda-beda?

 

Diagram titik AF konseptual untuk EOS-1D X Mark II

Seluruh area AF dibagi menjadi tiga blok yaitu, kiri, tengah, dan kanan. Masing-masing blok dilengkapi sensor tipe silang dengan performa pendeteksian dan pemfokusan yang unggul. Khususnya, baris vertikal kelima titik AF di bagian tengah, memungkinkan AF pada arah vertikal, horizontal dan diagonal memiliki presisi AF yang istimewa.

 

Sakaguchi: Kami mencoba mengoptimalkan bentuk lensa kacamata dan tata-letak sensor AF untuk mencapai akurasi lebih tinggi, dan ini menghasilkan desain yang memisahkan blok tengah dari blok kiri dan kanan.

Misalnya, apakah kami dapat mengelompokkan beberapa titik AF dari blok yang berbeda-beda, blok kiri dan kanan yang berdampingan dengan blok tengah, hanya memuat titik AF garis. Ketika kami mempertimbangkan kemampuan untuk menangkap dan melacak subjek, mungkin tidak terlalu dikehendaki untuk mengombinasikannya dengan titik AF tipe silang.

Large Zone AF

Opsi Large Zone AF, yang tidak tersedia pada EOS-1D X, kini sudah ditambahkan ke EOS-1D X Mark II, dan akan praktis dalam kasus, di mana fitur AF Zona konvensional tidak dapat menangani subjek yang bergerak sangat lincah. Blok tengah telah dibuat sedikit lebih panjang.

- Jumlah titik AF yaitu 61, sama seperti pada EOS-1D X, tetapi memang mengesankan bahwa 61 titik AF, semuanya mendukung AF pada f/8. Ketika EOS-1D X pertama kali diluncurkan, kamera ini tidak kompatibel dengan AF pada aperture maksimum f/8. Baru setelah pembaruan firmware mutakhir dirilis, titik AF tengah serta empat titik AF (atas, bawah, kiri dan kanan) di area AF yang diperluas, mampu mendukung pemfokusan pada f/8.

Apa alasan utama yang memungkinkan 61 titik AF kesemuanya pada EOS-1D X Mark II mendukung AF pada aperture minimum f/8?

Sakaguchi: Banyak pelanggan kami meminta kompatibilitas dengan AF pada f/8, tetapi yang dapat kami tawarkan pada EOS-1D X memang terbatas. Inilah alasannya, mengapa kami telah mengerjakan titik ini sejak kami memulai pengembangan EOS-1D X Mark II.

Dengan meluaskan sistem kamera dan lensa untuk memungkinkan cahaya pada f/8 dimanfaatkan sepenuhnya, kami mampu mencapai AF pada f/8 dengan level akurasi pemfokusan yang mencukupi.

Extender EF 1.4xIII. Memasangkannya pada lensa EF memperpanjang panjang fokus lensa sebanyak 1,4 kali lipat.

Namun demikian, karena lensa memiliki karakteristik yang berbeda-beda, mungkin ada sebagian pairing lensa yang tidak mendukung penggunaan titik AF dalam lingkaran paling luar, atau apabila tidak semua dari 61 titik AF digunakan.

Masamura: Untuk lensa termutakhir, seperti EF600mm f/4L IS II USM, EF500mm f/4L IS II USM dan EF100-400mm f/4.5-5.6L IS II USM, 61 titik AF, semuanya dapat digunakan, bahkan apabila Anda menyandingkannya dengan extender, yang menghasilkan aperture maksimum f/8. Namun demikian, Anda harus menggunakan extender dari Seri III.

- Hal ini juga berlaku untuk EOS 80D, yang memiliki 45 titik AF secara total, dan 27 titik di antaranya dapat fokus pada f/8 dengan pengecualian titik dalam lingkaran paling luar. Apabila menggunakannya dengan EF100-400mm f/4.5-5.6L IS II USM yang dipadukan dengan Extender EF 1.4xIII, AF dimungkinkan pada area selain bagian tengah, dan pengguna dapat menikmati pengalaman pemotretan super telefoto tanpa stres.

Terus terang, sebagai pengguna EOS 7D Mark II, saya sungguh iri dengan ini. Pada kasus EOS 7D Mark II, apakah sulit memperbarui firmware sehingga memungkinkan sebagian, kalau tidak semuanya, dari titik AF di luar area tengah mendukung pemfokusan pada f/8? Sebelumnya, performa EOS 7D disempurnakan secara signifikan dengan dirilisnya firmware versi 2.0. Saya tadinya berharap bahwa pembaruan firmware yang revolusioner akan dirilis juga untuk EOS 7D Mark II. Apakah hal ini akan terjadi?

Sakaguchi: Seperti yang telah saya sebutkan tadi, 61 titik AF, semuanya mampu memfokus pada f/8 pada EOS-1D X Mark II berkat sistem kamera dan lensa. Ini akan lebih menantang untuk menambah jumlah titik AF yang kompatibel dengan f/8 dengan cara memperbarui firmware.

- Titik AF pada bagian tengah mendukung batas rendah cahaya hingga EV-3. Bagaimana dengan titik AF perifer?

Sakaguchi: Batas rendah cahaya EV-3 dapat berlaku pada titik AF tengah apabila kamera digunakan dengan lensa cerah, minimal pada f/2.8. Secara komparatif, batas rendah cahaya titik AF perifer akan memiliki batas rendah cahaya kira-kira 1 hingga 2,5 stop lebih tinggi.

EOS-1D X Mark II menawarkan batas rendah cahaya hingga EV -3, yang memungkinkan penggunaan AF untuk pemandangan yang lebih gelap.

 

- Apa alasan untuk memperbaiki performa sensitivitas rendah cahaya kamera? Apakah karena peningkatan sensitivitas sensor AF generasi baru?

Sakaguchi: Ya, salah satu alasannya adalah peningkatan sensitivitas sensor AF. Di samping itu, faktor kunci yang memengaruhi AF dalam kondisi rendah cahaya adalah noise, jadi, kami melontarkan gagasan sensor AF baru yang mampu mengurangi noise hingga batas yang besar.

- Versi terbaru AI Servo AF adalah “III+”. Apakah arti tanda “+” itu?

Sakaguchi: AI Servo AF III memiliki performa yang sangat unggul apabila melacak subjek yang terus-menerus bergerak mendekati, atau menjauhi kamera. Namun demikian, pelacakan dapat diperlambat pada sebagian kasus, apabila subjek yang bergerak tiba-tiba mengubah kecepatan atau arahnya.

Untuk menanggapi perubahan tiba-tiba tersebut dalam kecepatan dan arah subjek, kami telah meninggikan performa pelacakan subjek selama AF prediktif dengan AI Servo AF III+. Contohnya, algoritme AF prediktif telah diperbaiki untuk memungkinkan tanggapan lebih cepat terhadap perubahan yang tiba-tiba dalam kecepatan dan arah pada pemandangan seperti motor sport yang sedang menikung, ketika subjek yang bergerak cepat mendekati pojokan, mengubah arah gerakan dan menjauhi kamera pada kecepatan tinggi.

 

Auto Selection (Pemilihan Otomatis) Titik AF Awal untuk Al Servo AF

- Di waktu lalu, apabila pemilihan titik AF otomatis dipilih untuk Al Servo AF, kami pasti harus menetapkan fokus pada subjek dengan menggunakan titik AF awal yang dipilih oleh pengguna, kemudian menekan separuh tombol rana untuk menjalankan AI Servo AF.

Saya yakin itu adalah dari EOS 7D Mark II, bahwa opsi "Auto" telah ditambahkan ke titik AF awal untuk AI Servo AF. Apa urutan prioritas ketika kamera menentukan subjek utama dalam Auto mode ini?

Sakaguchi: Apabila titik AF awal untuk AI Servo AF ditetapkan ke “Auto”, kamera pada dasarnya berperilaku dengan cara yang sama seperti One-Shot AF, yang memilih titik AF dengan menganggap bahwa subjek paling dekat ke kamera sebagai subjek utama.

Namun demikian, apabila “EOS iTR AF (Face priority)” ditetapkan dan wajah manusia terdeteksi dalam gambar oleh sensor RGB+IR 360.000 piksel, kamera akan memilih titik AF untuk memastikan bahwa fokus sudah ditetapkan pada wajah. Hal ini lebih memudahkan untuk mencapai fokus pada wajah manusia, walaupun objek lain mungkin terletak lebih dekat ke kamera dalam komposisinya.

EOS iTR AF pada EOS-1D X Mark II dapat mendeteksi dan mempertahankan AF pada wajah manusia, bahkan, jika wajah itu ukurannya sangat kecil.

Jika komposisi Anda hampir pasti dan tahu di mana Anda menginginkan subjek itu akan tampak dalam gambar, cara terbaik adalah memilih titik AF secara manual untuk mulai memfokuskan. Sebaliknya, jika subjek bergerak secara acak dan sulit ditangkap, maka dengan memilih mode "Auto", kamera dapat menetapkan fokus dengan prioritas yang ditempatkan sejauh mungkin pada subjek yang paling dekat ke kamera.

Seita: Untuk fungsi pendeteksian wajah EOS iTR AF, resolusi sensor pengukuran sebesar 360.000 piksel setara dengan kamera digital di era terdahulu. Fungsi ini dapat mendeteksi wajah manusia, bahkan jika wajahnya hanya menempati area kecil dalam gambar, dan menetapkan fokus secara otomatis pada wajah, meskipun lokasi subjek manusia tersebut jauh dari kamera.

- Memang, saya kagum, bahwa kamera mampu secara otomatis memilih titik AF yang tumpang-tindih dengan wajah manusia, bahkan jika ukuran wajahnya hampir sama seperti titik AF, dan bahkan mengalihkannya ke titik AF yang lain menurut pergerakan subjek.

Sakaguchi: Sementara EOS-1D X hanya mampu melacak subjek dengan titik AF, kami merevisi algoritme pelacakan EOS iTR AF mulai dari EOS 7D Mark II untuk memfungsikan pelacakan dalam lingkup seluruh area. Dengan algoritme baru yang terperbaiki, kamera mampu beralih ke titik AF yang lain dengan melacak warna mencolok yang ditemukan pada subjek.

- Untuk subjek yang sangat kecil, yang bergerak tidak teratur dan cepat, seperti burung liar, akan sulit mempertahankan fokus pada subjek dengan titik AF yang sama, yang sudah dipilih. Juga ada banyak kejadian di mana subjek tiba-tiba keluar dari komposisi pada saat perhatian kita terganggu.

Tentu saja, jika subjek bergerak menjauhi titik AF, kamera akan memulai pencarian AF untuk menemukan subjek. Hal ini menyebabkan fokus bergeser ke lokasi yang jarak pemfokusannya sama sekali berbeda dari subjek. Untuk lensa super telefoto dengan depth of field yang dangkal dan sudut pandang sempit, akan sulit untuk menangkap lagi subjek dalam komposisi yang sama.

Jika titik AF kehilangan jejak subjek dalam kasus ini, dan kamera tidak dapat menemukan subjek setelah menjalankan pencarian AF, akankah lensa berhenti pada jarak pemfokusan terdekat atau tidak terhingga?

Sakaguchi: Kamera mencari subjek yang ada di sekitar, dan setelahnya akan kembali ke infinity (tak terhingga) dan berhenti di sana.

- Meskipun hal ini dapat bervariasi, tergantung pada jenis subjeknya, saya yakin ada sejumlah kasus di mana akan lebih mudah menemukan lagi subjek melalui viewfinder jika kamera mengembalikan fokus ke jarak pemfokusan, tepat sebelum fokus kehilangan jejak subjeknya. Bagaimana pendapat Anda?

Sakaguchi: Anda juga dapat mengonfigurasi kamera untuk menghentikan pencarian fokus dalam menu “Lens drive when AF impossible” (Lensa bergerak apabila AF tidak memungkinkan).

- Untuk mencapai kecepatan pemotretan beruntun kira-kira 14 fps, apakah ada pertimbangan desain penting lainnya di samping gerakan cermin dan sistem AF?

Seita: Dengan mempertimbangkan kompatibilitas kamera dengan resolusi 4K/60p dan kecepatan pemotretan beruntun yang lebih tinggi, sensor gambar dan prosesor gambar akan lebih mudah panas, jadi kami memperkenalkan melalui tindakan untuk membuang panas secara efisien.

Seperti diilustrasikan dalam katalog produk, kami memasang pipa panas pada papan tempat dudukan prosesor gambar supaya panas dibuang ke aloi aluminium pada bagian atap wadah baterai. Selain pipa panas, kami juga menyertakan kawat timbal untuk panas dari bagian dalam bodi logam untuk keluar. Tindakan yang sangat menyeluruh tersebut untuk mencegah panas, tidak ditemukan pada EOS-1D X.

A: Pipa Panas
B: Atap Wadah Baterai Aloi Aluminium

 

 

Pipa panas untuk pembuangan panas

Kami telah memposisikan prosesor gambar tepat di balik sensor gambar untuk mencapai kecepatan bacaan yang tinggi. Karena kedua komponen ini berkontribusi pada pemanasan, kami memasang pipa panas untuk membentuk struktur yang memungkinkan panas dibuang secara efisien dari komponen bodi kamera yang berbeda-beda.

- Itu sangat mirip dengan struktur di sekeliling high-spec PC motherboard atau graphics card. Omong-omong, ada satu pertanyaan yang terlewatkan di bagian awal wawancara: bagaimana Anda sampai pada resolusi kira-kira 20,2 megapiksel untuk EOS-1D X Mark II?

Okado: Kami mempertimbangkan keseimbangan di antara jumlah piksel (resolusi), kecepatan ISO dan frame rate. Meninggikan jumlah piksel secara berlebihan membuatnya sulit untuk meningkatkan frame rate, karena akan menyebabkan kecepatan baca sinyal menjadi lambat. Ukuran piksel juga harus lebih kecil, yang juga membuatnya lebih sulit untuk menambah kecepatan ISO.

- Resolusi EOS-1D X kira-kira 18,0 megapiksel. Bagi saya, peningkatan ke 20,2 megapiksel pada EOS-1D X Mark II sangat kecil.

Masamura: Mungkin ada sebagian orang yang merasa bahwa kami sebaiknya juga membiarkan jumlah piksel tidak berubah, tetapi ada juga pengguna yang menginginkan jumlah piksel yang lebih tinggi. Untuk memuaskan kebutuhan pengguna sebanyak mungkin, sebagai model flagship, kami yakin ada signifikansi dalam meningkatkan resolusi, betapa pun kecil peningkatan itu.

- Apakah kompatibilitas dengan film 4K/60p juga merupakan pertimbangan? Dengan kata lain, apakah jumlah piksel 20,2 megapiksel optimal untuk memproses film 4K/60p?

Okado: Tidak, resolusi tidak ada sangkut-pautnya dengan film 4K.

- Dulu, bilamana sensor gambar generasi baru atau prosesor gambar diperkenalkan, kecepatan ISO maksimum untuk penggunaan normal akan ditinggikan minimal sekitar satu stop, bahkan apabila terdapat peningkatan jumlah piksel. Oleh karena itu, memang mengejutkan saat menemukan bahwa kecepatan ISO maksimum EOS-1D X Mark II tidak berubah pada ISO 51200 dibandingkan pendahulunya.

Hattori: Jumlah piksel yang lebih tinggi, pada prinsipnya akan menyebabkan lebih banyak noise. Untuk menanggapi masalah noise, kami mencoba membuat perbaikan pada struktur sensor dan menggunakan prosesor gambar termutakhir untuk pemrosesan gambar yang canggih, untuk memastikan bahwa ISO 51200 tetap dapat digunakan sebagai kecepatan ISO normal maksimum.

Memang, akan ideal jika kami dapat meninggikan kecepatan ISO ke satu stop lebih tinggi, tetapi kami tetap tidak dapat mencapai level itu. Namun demikian, jika Anda mengambil bidikan percobaan pada kecepatan ISO yang sama dengan menggunakan EOS-1D X dan EOS-1D X Mark II, Anda akan mendapatkan bahwa noise kromatik kurang kentara pada EOS-1D X Mark II pada pengaturan kecepatan ISO tinggi.

Foto diambil dengan menggunakan EOS-1D X Mark II pada ISO 51200. Noise kromatik kurang kentara dibandingkan EOS-1D X, dan kualitas gambar pun lebih tinggi.

 

- Saya ragu menggunakan ISO 25600 pada EOS-1D X, tetapi ada sedikit warna yang tidak merata, dan pemitaan noise pada kecepatan ISO yang sama pada EOS-1D X Mark II. Menurut saya, ISO 25600 pada EOS-1D X Mark II pasti akan praktis untuk sebagian pemandangan.

 



 

 

Junichi Date

Lahir di Hiroshima pada tahun 1962. Lulusan Department of Image Science, Faculty of Engineering, Chiba University. Di samping kariernya sebagai fotografer untuk berbagai majalah, Date juga secara aktif berkecimpung dalam penulisan yang menggunakan keahliannya.

 

Digital Camera Magazine

Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami