Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Saran & Tutorial >> Semua Saran & Tutorial

3 Tantangan Sederhana yang Menyiasati Peningkatan Keterampilan Fotografi Anda

2019-10-07
3
4 k
Dalam artikel ini:

Apakah Anda selalu mengambil jenis bidikan yang sama berulang-ulang kali? Apakah Anda mencari cara untuk meningkatkan keterampilan mendasar fotografi Anda? Berikut ini ada sejumlah hal yang bisa Anda lakukan untuk mematahkan kebiasaan lama, menemukan perspektif baru, dan meningkatkan fotografi sambil berjalan. (Diedit oleh studio9)

Pohon diambil dari sudut yang unik

Sudut rendah dari bidikan ini menciptakan suasana yang misterius. Saya membidik ini tanpa bantuan viewfinder atau tampilan Live View, yang melatih keterampilan visualisasi Anda.

 

Batasan yang diberlakukan sendiri: Cara yang sangat bagus untuk memaksa diri Anda berpikir kreatif

Kamera pada zaman sekarang memiliki banyak sekali fitur praktis. Semakin canggih kameranya, semakin banyak yang dilakukan kamera untuk kita. Dan memang selalu membantu kalau memiliki cara yang lebih cepat dan lebih efisien untuk menghasilkan bidikan yang kita inginkan. 

Tetapi, ada juga kerugiannya dari semua kenyamanan ini: Kadang kita mengandalkan begitu banyak pada kamera untuk mengatur segalanya sehingga terasa seakan-akan kameralah yang mengambil bidikan, bukan kita. Itulah salah satu alasan, mengapa bidikan kita terlihat sama: Kita membiarkan imajinasi kita ditentukan oleh fitur dan fungsi kamera. 

Adalah suatu kenyataan bahwa kita menggunakan imajinasi kita lebih banyak apabila kita harus menyiasati keterbatasan demi mencapai sasaran kita. Inilah konsep di balik ketiga tantangan yang kami sampaikan dalam artikel ini. Tiap tantangan memiliki pembatasan pada satu fitur pemotretan praktis yang berbeda, dan kalau Anda berhasil mengatasinya, berarti Anda akan menguasai minimal satu keterampilan fotografi yang penting.

Siap? Ayo kita mulai!

 

Tantangan 1: Batasi panjang fokus Anda

Mungkin, ini adalah tugas termudah untuk memulai, dan akan membantu Anda mendapatkan naluri mengenai jarak.

 

Kalau Anda pada umumnya menggunakan lensa zoom: Batasi diri Anda untuk menggunakan zoom

Gunakan lensa seperti Anda menggunakan prime lens (lensa prima) Saya menyarankan untuk membatasi diri Anda hingga tiga panjang fokus setara full-frame 35mm, 50mm, dan 70mm. Semua ini adalah panjang fokus tipikal lensa sudut lebar, standar, dan telefoto moderat

Kalau Anda menggunakan kamera APS-C, Anda bisa mendapatkan sudut pandang yang serupa dengan membidik masing-masing pada 22mm, 31mm dan 44mm.

 

Rekatkan lakban pada zoom ring Anda

Meskipun ini mungkin cukup untuk berjanji pada diri sendiri untuk tidak menggunakan zoom, sehingga Anda tahan terhadap godaan untuk menggunakannya, rekatkan lakban pada zoom ring Anda. Jika Anda bertekad untuk tidak melepaskan lakban sepanjang hari sewaktu memotret, mungkin saja Anda menemukan sesuatu yang baru.

Lilitkan lakban pada zoom ring

Pada gambar di atas, lensa sudah dilakban pada posisi 50mm. Gunakan lakban yang meninggalkan bekas sesedikit mungkin. Saya anjurkan Anda menggunakan lakban Permacel, yaitu pita rekat kertas yang melekat baik dan nyaris tidak meninggalkan bekas. Pita masker atau masker kertas bedah, juga bagus.

 

Kalau Anda sudah menggunakan lensa prima: Batasi diri Anda pada telephoto atau sudut ultra lebar

Panjang fokus tipikal yang digunakan untuk fotografi jalanan memiliki kisaran 35mm, 50mm dan 70mm seperti disebutkan di atas. Sebagian fotografer juga menggunakan panjang fokus 24mm dan 100mm. Namun demikian, jika Anda cukup berani untuk mencoba fotografi jalanan dengan lensa yang membidik lebih banyak telephoto atau sudut lebar, ini bisa saja menjadi semakin menarik.

Anda akan memerlukan lensa telephoto atau sudut super lebar untuk ini. Ini adalah kesempatan bagus untuk melepaskan diri dari lensa zoom telephoto dalam kit double zoom Anda yang selama ini hanya menganggur dan tidak digunakan.

Mungkin terasa sangat dibatasi untuk membidik hanya pada 200mm, atau 16mm, tetapi otak Anda akan terlatih dengan baik untuk memikirkan cara menghasilkan pembingkaian foto yang bagus! 


Klik di sini untuk mengetahui teknik komposisi yang bisa dicoba dengan jenis lensa yang berbeda-beda

 

Tantangan 2: Susun bidikan Anda tanpa viewfinder (atau Live View)

Ini akan membantu Anda mendapatkan naluri yang tajam mengenai berbagai sudut pemotretan dan sudut pandang.

 

Apakah Anda benar-benar tahu, berapa banyak pemandangan yang bisa Anda tangkap dengan lensa Anda?

Secara normal, apabila kita menyusun bidikan, kita mengandalkan pada tampilan viewfinder atau Live View untuk membantu kita menyesuaikan pembingkaian. 

Tetapi, jika Anda tidak melihat ke salah satu dari kedua hal tersebut di atas, dapatkah Anda memvisualisasikan apa yang akan ditangkap oleh lensa Anda?

Untuk mampu melakukan itu, Anda harus memiliki naluri yang baik tentang apa yang bisa ditangkap pada sudut pandang tertentu. Dan, jika memiliki naluri semacam itu, Anda akan bisa mengetahui secara kasar, cara menyusun bidikan, meskipun hanya dengan sekali melirik pada pemandangan tersebut.

 

Anda juga akan “melihat” sudut yang unik dengan lebih mudah.

Kadang kala, tidak terpikir oleh kita untuk membidik dari sudut tertentu, hanya karena hal itu bukan yang biasa kita lihat apabila menilik melalui viewfinder atau tampilan Live View. Apabila kita memaksakan diri untuk menyusun tanpa bantuan tersebut, kita menjadi lebih sadar tentang titik pandang yang begitu unik. Hal ini memang betul, bahkan jika Anda menggunakan kamera dengan LCD Vari-angle.

“Pembatasan viewfinder” ini mendorong Anda untuk secara aktif mencari perspektif baru setiap saat, dan bukan hanya saat Anda melakukan uji-coba pada layar Anda. Ini pasti akan mengubah persepsi Anda mengenai berbagai hal, yang memengaruhi bidikan yang Anda ambil.

Menara Tokyo, dibidik dari permukaan bumi.

Orang cenderung memotret Menara Tokyo sambil menengadah ke atas dari level mata, tetapi di sini, saya membidiknya dari permukaan bumi. Jalan dan bangunan lainnya juga tertangkap, sehingga menyebabkan komposisinya berbeda dari biasanya.

 

Daun musim gugur pada permukaan kolam

Saya mengambil bidikan ini dengan merentangkan lengan saya, tepat di atas permukaan air dalam kolam. Tidak bisa melihat viewfinder? Sama sekali tidak masalah.

Saran:

- Panjang fokus yang semakin panjang, akan semakin sulit untuk
Memulai dengan sudut lebar. 35mm pada kesetaraan full-frame memang bagus.

- Anda tidak akan dapat melepaskan rana kalau kamera di luar fokus
Coba menggunakan salah satu:
i) Metode AF yang secara otomatis mendeteksi dan memilih titik/zona AF ketika Anda menekan separuh tombol rana; atau
ii) Manual Focus (MF) mode.

 

Tantangan 3: Bidik tanpa simulasi pencahayaan/tinjauan gambar

Pada era kamera film, kita tidak dapat memeriksa hasil bidikan sampai setelah foto dicetak. Tentu saja penting berupaya secara serius untuk dapat membaca cahaya setiap bidikan.

Tetapi, dengan kenyamanan digital modern seperti pemutaran langsung di tempat dan simulasi pencahayaan Live View/EVF, kita tidak lagi harus berpikir keras tentang cahaya sebelum mengeklik rana. Malahan, kita dengan gampang berasumsi bahwa kamera akan membantu kita menemukan pencahayaan yang tepat.

Membatasi diri Anda untuk menggunakan berbagai fungsi ini, tidak saja akan membantu Anda untuk sepenuhnya memahami tentang pencahayaan, tetapi juga mengapresiasi kemajuan yang sudah dicapai oleh kamera digital! 

 

Langkah 1: Matikan tinjauan gambar

Anda seyogianya dapat menemukan ini di menu SHOOT.

Layar menu Image review

Apabila "Image review – Off" sudah ditetapkan, foto tidak akan ditampilkan setiap kali seusai bidikan, kecuali tombol Play ditekan.

 

Langkah 2: Nonaktifkan simulasi pencahayaan

Temukan “Expo. simulation” (Simulasi pencahayaan) pada menu SHOOT dan pilih "Disable". Setiap perubahan pada pengaturan pencahayaan, termasuk kompensasi pencahayaan, tidak akan tercerminkan dalam Live View dan pratinjau EVF.

Layar menu Exposure simulation (Simulasi pencahayaan)

Catatan: Sebagian model kamera DSLR yang lebih tua, tidak memiliki fitur ini. Jika demikian, Anda bisa menggunakan Langkah 3.

 

Langkah 3: Tutupi monitor LCD Anda dengan kertas hitam

Ini adalah tindakan yang sangat drastis, tetapi kemungkinan paling efektif: Anda sama sekali tidak akan dapat melihat pratinjau Live View atau image review (tinjauan gambar). Anda juga dapat menggunakan lakban Permacel hitam untuk ini. Tapi, hati-hati, jangan sampai Anda mengupas pelindung layar secara tidak sengaja saat melepaskan lakban. 

Catatan: Anda tentu ingin tetap bisa melihat pengaturan pencahayaan Anda. Kalau kamera Anda memiliki OVF atau EVF, seyogianya Anda aman. Kamera yang lebih canggih, juga akan menunjukkan informasi pemotretan dasar pada panel LCD atas.
Atau, tetap gunakan Langkah 1 dan 2 serta salurkan semua disiplin Anda.

 

Saran:

- Dengan menggunakan M mode, akan lebih memudahkan segalanya bagi Anda

Tidak dapat memeriksa foto di tempat, berarti Anda harus mengandalkan pada alat ukur cahaya pada kamera untuk menentukan pencahayaan yang tepat. Apabila memotret dalam Av mode, untuk sejumlah subjek tertentu, Anda harus memikirkan secara cermat mengenai seberapa banyak kompensasi pencahayaan yang akan diterapkan. Itulah mengapa, akan lebih mudah untuk membidik dalam Manual exposure (M) mode.

- Dalam M mode, gunakan spot metering
Saya merekomendasikan ini daripada evaluative metering (pengukuran evaluatif), yang menjadi default-nya. Pada spot metering (pengukuran setempat), hanya bagian tengah pada layar yang diukur. (Ketahui selengkapnya dalam Dasar-Dasar Kamera #7: Metering)

Dari sana, kecerahan bidikan Anda seharusnya tidak terlalu menyimpang kalau Anda mengikuti langkah-langkah berikut:

  1. Arahkan kamera ke subjek yang ingin Anda jadikan sebagai basis kecerahan.
  2. Sesuaikan aperture, kecepatan rana dan ISO supaya indikator level pencahayaan mendekati ±0.
  3. Susun ulang gambarnya jika perlu (ingat untuk menekan tombol AE lock terlebih dulu).
  4. Lepaskan rana.

Meskipun Anda juga bisa membeli exposure meter secara terpisah untuk latihan membaca cahaya, namun alat ini agak mahal. Jika Anda hanya perlu mengukur cahaya sekitar, ada aplikasi smartphone yang mengubah ponsel Anda menjadi light meter (pengukur cahaya).

 

Rangkuman

Dengan memberlakukan ketiga pembatasan dalam artikel ini sekaligus, mungkin membuat Anda agak kewalahan, jadi sebaiknya cobalah satu per satu secara berturutan, mulai dari paling atas. Kalau Anda perlu lebih banyak tantangan, Anda bisa mencoba lebih dari satu sekaligus.

Tentu saja, Anda tidak perlu terus-menerus menerapkan pembatasan tersebut pada diri Anda. Yang penting adalah mencoba ini apabila Anda memiliki waktu luang, dan tidak merasa diburu-buru. Dengan begitu, Anda dapat secara perlahan tetapi pasti, menelusurinya dan menjadi kreatif. Jadi, coba saja pada hari libur Anda berikutnya, mau bukan?


Untuk berbagai hal lainnya yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan keterampilan fotografi Anda, coba baca:
Mendapatkan Foto yang Lebih Baik dengan 3 Saran Sederhana ini!
5 Cara untuk Melatih Fotografi Alam Liar Anda

 


Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi dengan mendaftar pada kami!

Jadilah bagian dari Komunitas SNAPSHOT.

Daftar Sekarang!

Mengenai Penulis

studio9

Situs web fotografi yang didirikan di Jepang pada tahun 2011. Dengan slogan "Menghadirkan fotografi lebih dekat ke Anda", situs ini menyediakan konten yang bermanfaat bagi setiap orang yang menyukai fotografi. Di samping konten web, studio9 juga mengadakan berbagai seminar dan lokakarya.

http://photo-studio9.com/

artikel terkait

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami