Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Produk >> Semua Produk

Wawancara dengan Pengembang: EOS-1D X Mark II (Bagian 1) -Cepat, Nyaman, Gambar Berkualitas Tinggi-

2016-06-23
0
2.87 k
Dalam artikel ini:

EOS-1D X Mark II yang sudah lama ditunggu-tunggu, sekarang sudah hadir, dengan sejumlah penambahan yang dilakukan pada berbagai aspek, seperti kecepatan pemotretan beruntun, performa AF dan kualitas gambar. Berikut ini adalah wawancara secara mendalam dengan para pengembang mengenai penghayatan mereka terhadap model flagship dan perkembangan kamera. (Dilaporkan oleh: Junichi Date)

(Dari kiri ke kanan)
Mitsuaki Hattori (Pengoperasian Produk Komunikasi Gambar)/ Takeshi Sakaguchi (Pengoperasian Produk Komunikasi Gambar)/ Tomoya Masamura (Divisi ICP 2, Pengoperasian Produk Komunikasi Gambar)/ Masato Seita (Pengoperasian Produk Komunikasi Gambar)/ Teruyuki Okado (Pusat Pengembangan ICP 2, Pengoperasian Produk Komunikasi Gambar)

 

Mencapai penambahan 3 pilar yang seimbang dengan baik – kecepatan tinggi, performa tinggi, gambar berkualitas tinggi

- Tahun ini, 2016, Pertandingan Olimpiade akan diadakan di Rio de Janeiro. Apakah EOS-1D X Mark II dikembangkan sehubungan dengan peristiwa ini?

Masamura: Kami memerlukan proses pengembangan yang lama agar dapat mencapai level performa yang tinggi dari model flagship kami. Dengan mempertimbangkan waktu yang diperlukan untuk memastikan pemutakhiran substansial dari pendahulunya, kami memutuskan untuk mengumumkan EOS-1D X Mark II dan membuatnya tersedia untuk penjualan sebelum Pertandingan Olimpiade di Rio de Janeiro.

- Apa saja perubahan besar pada pengembangan EOS-1D X Mark II dibandingkan pendahulunya, EOS-1D X? Dapatkah Anda menceritakan juga tentang umpan-balik yang diterima dari para pengguna mengenai EOS-1D X, dan apa saja penambahan fungsional serta perbaikan yang sudah dibuat pada EOS-1D X Mark II untuk menanggapi permintaan tersebut?

Masamura: EOS-1D X telah diperingkatkan sangat tinggi untuk performa AF dan pemotretan beruntung, serta keunggulannya dalam kualitas gambar. Namun demikian, kami terus menerima permintaan untuk lebih jauh lagi memperbaiki ketiga aspek ini.

Untuk menanggapi permintaan ini, kami berupaya keras untuk mencapai model flagship dengan level performa yang lebih tinggi, dan kamera yang kami hasilkan adalah EOS-1D X Mark II. Kamera ini memadukan ketiga pilar yang membentuk konsep dasar rangkaian EOS Canon – kecepatan tinggi, performa tinggi dan gambar berkualitas tinggi – pada level yang canggih.

Sedangkan mengenai pemutakhiran spesifik yang telah dibuat, kami telah meningkatkan kualitas gambar diam dengan meninggikan jumlah piksel dari kira-kira 18,1 megapiksel ke sekitar 20,2 piksel. Pada saat yang sama, kami juga sudah meningkatkan kecepatan pemotretan beruntun dari 12 fps hingga ke 14 fps. Adapun jumlah titik AF tetap tidak berubah pada 61, dan kami telah meluaskan area AF, baik ke atas maupun ke bawah, dan memfungsikan dukungan untuk sensitivitas rendah cahaya hingga EV-3. Dengan pemasangan extender Seri III, sekarang dimungkinkan juga untuk lensa dengan aperture maksimum f/8 memanfaatkan 61 titik AF, semuanya.

Kemampuan pemotretan EOS-1D X Mark II yang baru telah ditingkatkan secara signifikan dibandingkan pendahulunya, dengan resolusi sensor gambar yang ditinggikan dari kira-kira 18,1 megapiksel ke sekitar 20,2 megapiksel dan performa pemotretan beruntun ditingkatkan dari 12 fps hingga 14 fps. 

Sensor pengukuran RGB+IR 360.000 piksel pada EOS-1D X Mark II patut bangga akan jumlah piksel sebesar tiga kali lipat dari yang dimiliki EOS-1D X. Performa EOS Scene Detection System (Sistem Pendeteksian Pemandangan EOS) telah pula ditingkatkan, dengan informasi yang diperoleh sensor gambar yang diproses oleh prosesor DIGIC 6 untuk mendeteksi warna dan bentuk subjek, serta mencapai kontrol optimal, misalnya sewaktu penyesuaian AE, AF atau white balance. Yang juga layak disebutkan adalah kemampuannya yang hebat untuk menetapkan fokus pada wajah subjek dengan fitur pemilihan Otomatis AF dan AF Zona, yang dapat mendeteksi wajah yang lebih kecil daripada sebelumnya.

EOS-1D X Mark II dilengkapi sensor pengukuran RGB+IR 360.000 piksel. Kamera ini mampu mendeteksi wajah dan warna subjek, serta telah membantu secara signifikan terhadap presisi pengaturan kamera yang berbeda.

Selain itu, kamera ini dilengkapi dengan fitur pemotretan tanpa kerlipan, yang mendeteksi siklus frekuensi sumber cahaya artifisial dengan sensor pengukuran. Pengurangan ini tidak rata pada pencahayaan antara frame serta warna, bahkan ketika memotret di bawah sumber cahaya yang berkerlip-kerlip. 

Dari segi detail, kami telah merombak bentuk pegangan agar lebih pengguna yang tangannya lebih kecil, mudah untuk memegang kamera. Pertimbangan pun telah dicurahkan pada kemudahan penggunaan kamera, misalnya, menyinari titik AF pilihan dalam warna merah di dalam viewfinder, fitur yang juga ditemukan pada EOS-1D Mark IV dan model terdahulu.

EOS-1D X Mark II dilengkapi dengan Intelligent Viewfinder II, yang mendukung penampilan informasi pemotretan di dalam viewfinder. Titik AF yang dipilih juga menyala dalam warna merah agar mudah dikenali.

 

- EOS-1D X dan EOS-1D X Mark II tampaknya menjadi target pertama dan terutama bagi fotografer jurnalis foto dan olahraga. Siapa lagi kelompok pengguna yang Anda targetkan untuk kamera ini?

Masamura: Seri EOS-1 mampu mencakup kisaran pemandangan yang luas, jadi kami tidak membatasi diri pada genre tertentu sewaktu mengembangkan kamera ini. Meskipun banyak yang mungkin memiliki kesan bahwa seri ini pada umumnya digunakan oleh fotografer jurnalis foto dan olahraga, namun sesungguhnya secara luas digunakan juga dalam banyak bidang, seperti fotografi motor sport, kehidupan liar, termasuk burung liar, potret wajah dan pernikahan.

- Sebelum meluncurkan EOS-1D X, terdapat dua model flagship: EOS-1D yang ditujukan untuk menawarkan kualitas gambar yang unggul, dan EOS-1D yang diburu untuk menantang batas pemotretan beruntun kecepatan tinggi. Keduanya sekarang diintegrasikan ke dalam satu model, EOS-1D X. Dengan perubahan ini, tampaknya bahwa peran yang secara khusus mengejar kualitas gambar yang tinggi, atau resolusi gambar yang tinggi, sekarang telah bergeser ke EOS 5D series.

Masamura: Jika kita melihat jumlah piksel dan resolusi, memang benar bahwa peran ini paling baik dipenuhi oleh EOS 5DS 50,6 megapiksel, dan EOS 5DS R. Namun demikian, kualitas gambar tidak hanya soal jumlah piksel. Meskipun himpunan EOS 5DS unggul dalam penggambaran beresolusi tinggi, namun tujuan kami adalah, EOS-1D X Mark II menjadi salah satu model top dari segi kualitas gambar secara keseluruhan.

Seita: Contoh yang paling baik adalah kualitas gambar pada kecepatan ISO tinggi. Dengan jumlah piksel dijaga pada level yang sedikit lebih rendah, kualitas gambar memang cemerlang apabila kecepatan ISO tinggi.

 

Gerakan pegas menggantikan gerakan motor agar kontrol cermin dapat lebih tertala (fine-tuned)

- Bagaimana Anda sampai pada keputusan final untuk menetapkan kecepatan pemotretan beruntun EOS-1D X Mark II pada kira-kira 14 fps?

Masamura: Sejarah model flagship Canon dapat disamakan dengan sejarah yang menuntunnya ke kecepatan pemotretan beruntun yang tinggi dewasa ini. EOS-1D, yang dirilis bulan Desember 2001, dapat membidik hingga pada 8 fps. Ini ditingkatkan menjadi 8,5 fps pada EOS-1D Mark II yang diluncurkan bulan April 2004, disusul oleh 10 fps dengan dirilisnya EOS-1D Mark III pada bulan Mei 2007, kemudian 12 fps pada EOS-1D X, yang diperkenalkan ke pasar pada bulan Juni 2012.

Meskipun terdapat pengguna yang beranggapan bahwa tidak perlu untuk meningkatkan kecepatan pemotretan beruntun lebih jauh lagi, sebagian dari mereka berubah pikiran setelah mereka memegang kamera yang mendukung kecepatan yang lebih pesat. Untuk memenuhi permintaan universal pengguna kami, atau kehendak mereka untuk menangkap momen yang menentukan, akan selalu lebih baik jika performa pemotretan beruntun lebih dahsyat.

Di samping menangkap momen yang krusial, para profesional juga menganggapnya suatu keuntungan untuk memiliki kecepatan pemotretan beruntun yang tinggi, karena ini membantu meningkatkan produktivitas dengan memungkinkan fotografer untuk menangkap bidikan yang lebih berkualitas.

EOS-1D X Mark II mendukung kecepatan pemotretan beruntun hingga 14 fps selama pelacakan AF serta AE, dan hingga 16 fps dengan AE dan AF yang ditetapkan pada frame pertama selama pemotretan Live View. Kemampuan untuk menangkap momen sekilas dalam bidikan berkualitas tinggi sesuai dengan performa yang diharapkan dari kamera flagship.

 

Seita: Banyak pengguna, termasuk fotografer profesional, begitu terkesan dengan peningkatan kecepatan pemotretan beruntun dari 10 fps ke 12 fps pada EOS-1D X, jadi menurut hemat kami, memang lebih baik meningkatkan kecepatan, betapa pun kecil perbedaannya, daripada membiarkannya tidak berubah.

Meskipun kami juga mempertimbangkan untuk menetapkan sasaran yang jauh lebih tinggi, namun ada sejumlah faktor yang juga patut diperhitungkan, misalnya, getaran, pemakaian daya, dan kejernihan viewfinder. Oleh karenanya, kami memutuskan untuk memfokuskan upaya kami dalam mencapai kecepatan pemotretan beruntun hingga 14 fps.

- Dengan begitu, kecepatan pemotretan beruntun hingga 12 fps pada EOS-1D X masih tetap paling unggul di antara kamera DSLR. Tentunya, hal ini sangat menantang, mencoba meninggikan kecepatan pemotretan beruntun dari 12 fps ke 14 fps pada kamera DSLR dengan mekanisme mirror drive (gerakan cermin). Apa saja elemen teknis yang memungkinkan kecepatan 14 fps?

Seita: Ada beberapa elemen, dan salah satunya yaitu desain mekanis yang lebih mutakhir, khususnya untuk cermin. EOS-1D X adalah kamera pertama yang mengadopsi mekanisme penyeimbang untuk cermin kedua. Hal ini ditingkatkan lebih jauh pada EOS-1D X Mark II dengan memadukan motor dengan cam untuk mengontrol pergerakan cermin secara langsung, dan karenanya memastikan bahwa cermin utama dan kedua dihentikan secara mulus dan efektif.

 

Perbedaan dalam mekanisme cermin antara EOS-1D X Mark II dan pendahulunya

EOS-1D X memanfaatkan daya langsung dari pegas untuk menggerakkan cermin pada kecepatan tinggi. Namun demikian, memang sulit untuk memperlambat kecepatan, dan mekanis penguncian atau penyeimbang digunakan untuk mengurangi ikatan cermin. Sementara itu, EOS-1D X Mark II mengontrol cermin secara langsung dengan motor dan cam. Dengan begitu, tindakan ini akan meniadakan pergerakan cermin yang tidak perlu, sehingga bisa menunjang kecepatan pemotretan beruntun yang lebih tinggi.

A: Deselerasi mekanisme cam
B: Penyeimbang cermin utama
C: Unit motor beban cermin
D: Dudukan cermin utama
E: Penyeimbang cermin utama
F: Dudukan cermin kedua
G: Penyeimbang cermin kedua
H: Penguncian cermin kedua
I: Penguncian cermin utama
J: Penyeimbang cermin utama

Walaupun mekanisme yang sama juga diadopsi pada EOS 7D Mark II, level performa dan durabilitas yang dicari pengguna, berbeda dalam kasus kamera full-frame yang juga merupakan model flagship. Inilah alasannya, mengapa kami mendesain ulang kamera dari awal, menciptakan sejumlah purwarupa, dan mencoba opsi yang berbeda-beda sebelum pada akhirnya kami sampai pada desain keseimbangan yang baik.

Selain mekanisme terkait cermin, kami juga sekaligus memastikan bahwa AF dan AE dapat berfungsi mulus. Selain itu, kami merombak sistem internal secara menyeluruh supaya diafragma aperture elektromagnetik mampu mengimbangi kecepatan pemotretan beruntun 14 fps, paling tidak pada tiga stop dari aperture maksimum apabila menggunakan lensa spesifikasi profesional yang terbaru. Dengan semua pertimbangan di atas dipertahankan secara seimbang, kecepatan terpesat yang dapat kami capai adalah 14 fps.

- Secara fisik, cermin, aperture dan rana, perlu bergerak maju-mundur 14 kali dalam satu detik. Menurut hemat saya, ini adalah tantangan yang tangguh, harus meninggikan frame rate (laju bingkai) dibandingkan dengan kasus kamera tanpa cermin, yang memiliki komponen bergerak yang lebih sedikit.

Seita: Untuk menambahkan ke mekanisme gerakan motor, yang baru saja kami sebutkan, motor pun harus dikembangkan. Meskipun bentuk motor hampir tidak berubah, namun komponen internal sudah disempurnakan, yang sebagian besar menunjang pengembangan motor tanpa inti baru, yang dahsyat sekaligus responsif.

Kadar durabilitas yang lebih tinggi diperlukan agar EOS-1D X Mark II mampu menahan kecepatan pemotretan beruntun hingga 14 fps. Tidak hanya itu, kami juga perlu menanggapi masalah panas, jadi, kami menyempurnakan motor yang digunakan pada EOS-1D X.

Kami juga telah membuat kamera ini dapat mengontrol motor menurut status cermin dengan memahami fase saat ini (posisi dan status) cermin dengan sensor non-contact (tidak bersinggungan). Hal ini memungkinkan kami untuk mengontrol akselerasi dan deselerasi pergerakan cermin dengan tepat ketika cermin berputar balik ke atas atau ke bawah.

Rincian diagram mekanisme cermin pada EOS-1D X Mark II

A: Mekanisme tuas transmisi guncangan
B: Penyeimbang cermin kedua
C: Deselerasi mekanisme cam
D: Penghenti cermin kedua
E: Penyeimbang cermin utama
F: Penyeimbang cermin kedua
G: Unit motor beban cermin

 

- Bukankah pergerakan cermin ditentukan oleh bentuk cam? Mengapa perlu adanya pemahaman mengenai status cermin secara rinci?

Seita: Cermin terstruktur sedemikian rupa sehingga pergerakannya tidak hanya bergantung pada bentuk cam, tetapi juga mekanisme tautan yang bergerak bersama dengan cermin. Dengan mendapatkan informasi yang rinci mengenai fase cermin yang terbaru, hal ini membantu memfungsikan kontrol stop yang lebih tertala (fine-tuned) dari pergerakannya selama pemotretan beruntun kecepatan tinggi.

EOS-1D X Mark II sekarang dilengkapi dengan fitur pemotretan Silent LV baru untuk meminimalkan pelepasan suara selama pemotretan. Cermin tidak dapat diputar-balik ke atas secara perlahan-lahan pada mekanisme gerakan cermin konvensional yang memanfaatkan pegas, dan hal ini membuatnya sulit untuk menghentikan pergerakan secara bertahap. Dengan kontrol langsung melalui motor dan cam, jumlah daya listrik yang diterapkan ke motor dapat dikontrol seraya memantau fase cermin. Dengan begitu, hal ini memungkinkan cermin bergerak lebih lamban daripada biasanya, dan karenanya mengurangi suara pengoperasian kamera.

- Saya paham. Jadi, Anda sudah memasang sensor untuk mendeteksi fase cermin sehingga pengaturan waktu untuk mengakselerasi atau mendeselerasi motor bisa ditentukan lebih tepat.

Seita: Ini juga lebih mudah bagi kami untuk menciptakan mode pemotretan senyap dengan gerakan cermin langsung yang menggunakan motor, karena terdapat lebih banyak pembatasan jika gerakan cermin dilaksanakan dengan menggunakan mekanisme pegas.

- EOS-1D X menggerakkan cermin melalui daya dari pegas, sedangkan EOS-1D X Mark II mengadopsi mekanisme kontrol langsung yang digerakkan oleh motor. Sejauh mana perbedaan perilaku, atau pergerakan cermin antara kedua kamera ini? Menurut hemat saya, mekanisme pegas menawarkan daya langsung yang lebih dahsyat, bukan?

Seita: Motor lebih cepat jika kita bicara tentang momentum awal. Walaupun daya langsung pegas tidak diragukan lebih dahsyat dibandingkan motor, namun gerakan awal agak lambat. Dengan kata lain, gerakan motor lebih cepat apabila cermin mulai berputar-balik ke atas, tetapi ini diambil-alih oleh gerakan pegas selama proses.

- Jadi, tindakan ini hanya memerlukan waktu sedikit lebih lama untuk melepaskan mekanisme penguncian untuk melepaskan daya pegas?

Seita: Ya. Namun demikian, durasi waktu dari saat cermin sepenuhnya berputar-balik ke atas hingga cermin berhenti, waktunya lebih singkat pada EOS-1D X Mark II. Memang sulit untuk memperlambat kecepatan dengan mekanisme gerakan pegas, dan diperlukan waktu sebelum ikatan cermin berhenti bergerak. Sehubungan dengan ini, gerakan langsung yang menggunakan motor, memperlambat kecepatan cermin yang sesuai, tepat sebelum cermin diputar-balikkan ke atas sepenuhnya, dan dengan begitu, membantu meminimalkan ikatan cermin.

- Bagaimana kalau cermin diputar-balikkan ke bawah?

Seita: Hal yang sama berlaku. EOS-1D X memanfaatkan daya pegas untuk memutar-balikkan cermin ke atas atau ke bawah. Walaupun kecepatan putar-balik ke bawah bisa cepat, jika kami mempertimbangkan momentum awal dan waktu yang dibutuhkan sampai ikatan cermin berhenti, waktu blackout (penghentian) viewfinder lebih singkat pada EOS-1D X Mark II di mana cermin digerakkan dengan menggunakan motor.

- Dapatkah Anda memberikan nilai spesifik untuk waktu blackout viewfinder?

Seita: Maaf, tapi kami tidak dapat mengungkapkan waktu blackout viewfinder. Meskipun peningkatan dalam kecepatan pemotretan beruntun dari 12 hingga 14 fps, waktu ketika cermin diputar-balikkan ke bawah hampir tidak berubah. Mempersingkat durasi akan berpengaruh buruk pada kejernihan viewfinder serta AF selama proses pemotretan beruntun.

Inilah alasannya, mengapa kami mencoba mempersingkat durasi untuk memutar-balik cermin ke atas atau ke bawah sebanyak mungkin demi mendapatkan waktu yang cukup untuk AF, juga untuk memastikan kejernihan viewfinder agar mudah mengenali subjeknya.

- Apakah ada perubahan apa pun pada jeda waktu pelepasan rana?

Seita: Jeda waktu pelepasan rana tetap sama seperti EOS-1D X, yaitu 0,036 detik, jika Anda menetapkannya ke waktu paling singkat (“Shortened”) dalam menu Custom Functions (Fungsi Custom), dan 0,055 detik dalam pengaturan (“Standard”) default. Nilai 0,055 detik belum berubah sejak model EOS-1 generasi pertama.

- Sebagai model flagship untuk menangkap momen yang krusial, mengubah jeda waktu pelepasan rana setiap kali model baru dirilis, akan mengacaukan intuisi para fotografer, yang didasarkan pada pengalaman fotografi mereka. Dalam hal ini, memang sangat bagus bahwa mereka akan dapat memilih, apakah menetapkan jeda waktu pelepasan rana ke durasi paling singkat, atau durasi biasa yang sudah akrab dengan mereka.

 



 

Junichi Date

Lahir di Hiroshima pada tahun 1962. Lulusan Department of Image Science, Faculty of Engineering, Chiba University. Di samping kariernya sebagai fotografer untuk berbagai majalah, Date juga secara aktif berkecimpung dalam penulisan yang menggunakan keahliannya.

 

Digital Camera Magazine

Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami