Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Produk >> Semua Produk

[Bagian 1] Kira-kira 12fps Sewaktu Melacak AF/AE. Langkah-langkah EOS-1D X memasuki Frontier of Imagery (Tapal Batas Pencitraan)

2013-10-11
2
1.64 k
Dalam artikel ini:

Sampai kemunculan EOS-1D X, deretan model profesional EOS dibagi ke dalam dua baris terpisah, satu dengan hitungan pixel tinggi, dan lainnya dengan kecepatan tinggi continuous shooting. Di bawah ini adalah artikel wawancara dengan para pengembang Canon mengenai latar belakang yang menuntun ke pengembangan EOS-1D X, model flagship baru seri EOS. Di sini [Bagian 1], para pengembang berbagi cerita tentang kecepatan burst EOS-1DX maksimum kira-kira 12fps yang luar biasa. (Berdasarkan wawancara yang diadakan bulan Oktober 2012)(Wawancara: Junichi Date/ Foto Orang yang Diwawancarai dan Diedit oleh: Masahiko Taira)

Halaman: 1 2

 

 

(Dari kiri)
Tomokazu Yoshida, Pusat Pengembangan Kamera/ Masami Sugimori, Pusat Pengembangan Kamera/ Shintaro Oshima, Grup Produk Foto/ Shunji Yoshikai, Grup Produk Foto/ Tomoya Masamura, Grup Produk Foto

Rancangan yang memprioritaskan kecepatan continuous shooting

Mengenai Fitur Utama EOS-1D X!

 

Butir 1
Kecepatan continuous shooting 12fps yang selaras untuk model flagship

Butir 2
Sensor full-frame 35mm sekitar 18,1 megapixel

Butir 3
Dual DIGIC 5+ processor untuk pemrosesan gambar kecepatan tinggi

 

― Katanya, EOS-1D X diupayakan untuk mengintegrasikan dua jajaran flagship yang ada sekarang, 1D yang unggul dalam kecepatan dan 1Ds dengan resolusi tinggi. Namun demikian, EOS-1D X baru ini memiliki hitungan pixel yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan EOS-1Ds Mark III. Apakah pengguna seri 1Ds sungguh merasa puas dengan hitungan pixel EOS-1D X, sekitar 18,1 megapixel? Selain itu, apakah para pengguna seri 1D akan merasa bimbang tentang pergeseran dari penggunaan sensor format APS-H ke sensor full-frame?

EOS-1D X

EOS-1D X adalah model flagship baru seri EOS, yang memadukan resolusi tinggi seri EOS-1Ds dan kinerja continuous shooting seri EOS-1D yang istimewa. Seri ini membanggakan kecepatan continuous shooting tinggi sekitar 12fps yang tidak ada sebelumnya, sedangkan hitungan pixel 18,1 megapixel, walaupun lebih rendah dari yang terdapat pada model 1Ds lainnya yang ada sekarang, namun menghasilkan penambahan tingkat kinerja kecepatan ISO tinggi, yang dikontribusi oleh jumlah noise yang sedikit.

Klik di sini untuk spesifikasi terperinci

 

Yoshikai Kecepatan continuous shooting dan resolusi, pada dasarnya adalah suatu hubungan yang saling berlawanan. Mengejar kecepatan yang lebih tinggi, menurunkan hitungan pixel, sementara memprioritaskan pada hasil daya penyelesaian dalam kecepatan continuous shooting yang lebih rendah. Karena sulit untuk mencapai kecepatan tinggi dan resolusi tinggi di waktu lalu, satu-satunya opsi yaitu mengadakan dua jajaran berbeda, 1D dan 1Ds. Namun, dengan kemajuan teknologi, ini tidak lagi merupakan tugas yang mustahil. Karena itulah kami memutuskan untuk mengintegrasikan 1D dan 1Ds ke dalam EOS-1D X, yang tujuannya mencapai kinerja serbaguna yang meliputi kecepatan serta kualitas gambar.

EOS-1D X mengintegrasikan karakteristik EOS-1Ds Mark III dan EOS-1D Mark IV untuk memenuhi tuntutan yang ekstrem dari para fotografer profesional. EOS-1D X mengadopsi aloi magnesium untuk tutup bagian atas, depan dan belakang serta slot kartu dan housing internal untuk berbagai komponen, seperti unit cermin.

 

Tapi, jika Anda menanyakan kepada saya, apakah semua pengguna ID yang ada saat ini merasa puas sepenuhnya dengan perubahan ini, pada kenyataannya ada sebagian dari mereka yang masih lebih menyukai agar hitungan pixel lebih tinggi alih-alih menurun. Sedangkan bagi pengguna seri 1D, kami telah menerima masukan bahwa dengan beralih dari penggunaan sensor format APS-H ke sensor full-frame, mereka tidak dapat lagi menikmati keuntungan ukuran sensor yang mengonversi focal length sekitar 1,3 kali dalam format 35mm. Contohnya, saya telah mendengar bahwa pada Olimpiade London 2012, banyak fotografer media dan olahraga membawa EOS-1D Mark IV dan EOS-1D X, serta menggunakannya untuk situasi yang berbeda. Dalam hal ini, meskipun model tunggal tidak mencakup semua pemandangan, namun kombinasi daya penyelesaian oleh sensor full-frame sekitar 18,1 megapixel dengan kinerja continuous shooting kecepatan tinggi tetap diterima sangat baik oleh para penggunanya, sehingga kami yakin telah berhasil mencapai sasaran awal.

 

EOS 1D X

Hitungan pixel efektif: Kira-kira 18 megapixel,
faktor setara format 35mm: Equal
Max. burst: Kira-kira 12fps

 

EOS-1Ds Mark III

(Dihentikan) Hitungan pixel efektif: Kira-kira 21,1 megapixel,
faktor setara format 35mm: Equal
Max. burst: Kira-kira 5fps

 

EOS-1D Mark IV

(Dihentikan) Hitungan pixel efektif: Kira-kira 16,1 megapixel,
faktor setara format 35mm: Kira-kira 1.3x
Max. burst: Kira-kira 10fps

 

― Jika kita melakukan kalkulasi sederhana berdasarkan pada asumsi bahwa data 18,1 megapixel terbaca pada sekitar 12fps, dan bahwa EOS-1D X memiliki kapasitas pemrosesan gambar yang diperlukan, kita dapat memperoleh 21,6 megapixel jika kecepatannya dikurangi hingga 10fps, atau 27 megapixel pada 8fps, jadi, mengapa memutuskan untuk mengadopsi kecepatan 12fps?

Yoshikai Berdasarkan pada tujuan untuk mencapai kecepatan tinggi dan resolusi tinggi dalam pengembangan EOS-1D X, salah satu proposisi terpenting adalah merealisasikan level tertinggi kinerja continuous shooting sebagai kamera SLR dengan kecepatan sekitar 12fps selama pelacakan AF/AE, dan kecepatan sekitar 14fps dengan cermin yang terkunci. Bagi kami, mengkompromikan kinerja continuous shooting demi meningkatkan hitungan pixel bukan merupakan suatu opsi, dan itulah sebabnya kami memutuskan untuk mengadopsi hitungan pixel sekitar 18,1 megapixel. Pada kenyataannya, sebagian fotografer olahraga yang pernah menggunakan EOS-1D X menyebutkan bahwa dengan kecepatan sekitar 12 fps, foto yang dapat diambil beserta sensasinya selama proses pemotretan, berbeda dengan yang terdahulu. Sesudah menerima masukan bahwa EOS-1D X telah membuka pintu bagi dunia ekspresi yang sama sekali baru, kami yakin bahwa tujuan awal kami memang benar.

Dengan resolusi sekitar 18,1 megapixel, sensor CMOS full-frame mendukung kecepatan continuous shooting maksimum sekitar 14fps dan 12fps sewaktu melacak AF/AE, sekaligus merealisasikan kualitas gambar yang tinggi dan kinerja kecepatan ISO tinggi.

 
 

Super high-speed drive (dorongan kecepatan super tinggi) dan kontrol akurat sistem cermin

 

― Bicara soal teknis, hingga sejauh mana kecepatan 12 fps lebih sulit direalisasikan daripada 10fps?

  1. Pentaprisma
  2. Layar Pemfokusan
  3. Cermin utama 45-derajat
  4. Total refleksi cermin
  5. Baterai lithium-ion
  6. Sensor metering RGB
  7. Main board
  8. Sensor gambar
  9. Cermin kedua
  10. Monitor LCD
  11. Sensor AF
 

Ilustrasi konstruksi bagian dalam EOS-1D X. Cermin utama di dalam kotak cermin besar diperlukan untuk menggerakkan kecepatan tinggi dan secara akurat merealisasikan kecepatan continuous shooting kira-kira 12fps.

 

Oshima Kami tidak meningkatkan kecepatan continuous shooting dari 10fps ke 12fps dalam satu lompatan. Berdasarkan pada kalkulasi sederhana, waktu pengoperasian memungkinkan tiap frame 0,1 detik pada kecepatan 10fps, dan 0,083 detik pada 12fps. Dengan kata lain, kami harus mengurangi durasi masing-masing pengoperasian sebesar 0,017 detik. Dalam lingkup masing-masing pengoperasian, rangkaian kontrol, seperti membalikkan cermin ke atas dan ke bawah, kalkulasi AE dan AF, kontrol aperture lensa dan dorongan fokus, harus dilakukan secara cepat dan akurat. Untuk melakukannya, kami berusaha keras mempersingkat waktu pemfokusan dengan meningkatkan kecepatan dorongan cermin dan mikrokomputer terkait AF. Selain itu, dengan kecepatan continuous shooting yang lebih tinggi, maka penting untuk memproses jumlah data gambar yang banyak sekali secara instan dan menuliskannya ke media rekaman pada waktu yang bersamaan. Kami telah mengerahkan segala upaya yang memungkinkan untuk menambah kecepatan, termasuk menggunakan dua DIGIC 5+ image processors dan mengoptimalkan perangkat lunak kontrol.

DIGIC 5+ memiliki kira-kira tiga kali kecepatan pemrosesan dibandingkan DIGIC 5. EOS-1D X mengadopsi dua DIGIC 5+ image processors untuk merealisasikan kecepatan continuous shooting kira-kira 14fps sementara membaca informasi yang begitu banyak dari sensor CMOS full-frame, kira-kira 18 megapixel.

 

Rintangan terbesar dalam merealisasikan kecepatan 12fps, khususnya, adalah kontrol cermin. Untuk kamera SLR, ini tidak sesederhana seperti menggerakkan cermin ke atas dan ke bawah dengan cepat. Lambungan cermin ketika membalik ke atas, menyebabkannya dapat ditangkap dalam menghasilkan gambar, sedangkan gambar viewfinder mungkin tampak buram jika cermin tidak mengunci dalam tempatnya ketika dibalikkan ke bawah. Tidak hanya itu, jika sub-cermin di belakang cermin utama tidak terkunci dalam tempatnya, pemfokusan tidak dapat dilakukan dengan benar, karena cahaya tidak dapat diarahkan secara stabil ke sensor phase-difference AF. Titik paling krusial dalam merealisasikan kecepatan continuous shooting yang tinggi, dan karenanya, harus memastikan bahwa cermin dapat bergerak secara cepat dan berhenti secara instan dan akurat. EOS-1D X diperlengkapi dengan mekanisme Quad Active mirror stopper, yang membantu memastikan dorongan cermin yang cepat, akurat dan stabil.

  1. Sistem pengisian shutter
  2. Mekanisme pencegahan terikat sub-cermin
  3. Sistem dorongan cermin
  4. Motor pengisi cermin
  5. Cermin utama
  6. Sub-cermin
  7. Mekanisme pencegahan terikat cermin utama
  8. Motor pengisian shutter
 

EOS-1D X mengadopsi dua motor independen untuk shutter charge (pengisian shutter) dan dorongan cermin. Di samping ini, sistem cermin menggunakan mekanisme pencegahan terikat untuk cermin utama dan sub-cermin untuk kontrol cermin yang tepat.

 

― Dibandingkan EOS-1D Mark IV, yang ditetapkan untuk continuous shooting kecepatan tinggi, apa perbedaannya secara spesifik?

Oshima Pada EOS-1D Mark IV, balancer (penyeimbang) untuk menyerap guncangan cermin dan mekanisme penguncian untuk menekan lambungan cermin, masing-masing dapat ditemukan pada satu sisi cermin utama dan sub-cermin. Pada EOS-1D X, cermin-cermin ini dipasangkan ke dalam empat lokasi pada dua sisi cermin utama dan sub-cermin.

 

  1. Berat seimbang/mekanisme penguncian cermin kedua
  2. Berat seimbang cermin utama
  3. Mekanisme penguncian cermin utama

Unit cermin mendukung kecepatan continuous shooting sekitar 12fps. Cermin utama dan sub-cermin diperlengkapi dengan empat berat seimbang.

 

― Dengan cermin yang terkunci, mode continuous shooting kecepatan super tinggi, yang menetapkan fokus serta exposure berdasarkan pada bidikan pertama, merealisasikan kecepatan sekitar 14fps. Betulkah kalau saya katakan bahwa ini adalah batas kecepatan tertinggi untuk dorongan cermin?

Oshima Ya. Ini, tidak hanya menyulitkan untuk membalikkan cermin ke atas dan ke bawah yang melampaui kecepatan ini, namun waktunya tidak akan cukup untuk melakukan AE serta AF, dan pengoperasian kontrol bilah aperture lensa, juga tidak akan dapat mengejar kecepatan yang lebih tinggi. Lensa EF Canon memanfaatkan electromagnetic aperture (aperture elektromagnetis), tetapi sebagian lensa yang dirilis di waktu lalu, mungkin tidak dapat memperoleh kecepatan sekitar 12fps sampai aperture nyaris terbuka sepenuhnya. Ini disebabkan kecepatan yang lebih lamban saat bilah aperture sedang didorong. Untuk lensa kami yang terbaru, seperti EF300mm f/2.8L IS II USM, telah dikerahkan segala upaya untuk menambah kecepatan dorongan electromagnetic aperture, sehingga memungkinkan continuous shooting pada sekitar 12fps naik hingga tiga stop dari aperture maksimum. Namun, tidak akan ada tunjangan waktu yang cukup untuk menggerakkan aperture blade pada kecepatan continuous shooting sekitar 14 fps. Itulah mengapa aperture blade dan nilai aperture ditetapkan dalam mode continuous shooting kecepatan super tinggi.

 

Electromagnetic aperture lensa EF

 

EF300mm f/2.8L IS II USM

Seri lensa EF mengadopsi electromagnetic aperture. Lensa terbaru, seperti EF300mm f/2.8L IS II USM dapat membidik sekitar 12fps sementara melacak AF/AE, bahkan ketika diturunkan tiga stop dari aperture maksimum.

 
 
Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami