Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Produk >> Semua Produk

[Bagian 2] Teknologi di Balik “Ultra-High Resolution”

2015-04-02
0
1.79 k
Dalam artikel ini:

Tidak lama lagi, seiring dengan peluncuran EOS 5DS dan EOS 5DS R, saya sudah melakukan wawancara dengan tim pengembangan untuk lebih memahami tentang berbagai teknologi baru yang diperkenalkan pada kamera ultra-high-resolution 50-megapixel ini serta tantangan yang tercakup dalam pengembangannya. (Dilaporkan oleh Ryosuke Takahashi / Foto mereka yang diwawancarai oleh Takehiro Kato)

Halaman: 1 2 3 4

(Baris belakang, kiri ke kanan)
Kunihiro Shirai: Dep. ICP Design / Hiroyasu Morita: Dep. ICP Design
(Baris depan, kiri ke kanan)
Mineo Uchida: Dep. ICP Design / Toshifumi Urakami: Dep. ICP Design / Kisyoshi Tachibana: Dep. Perencanaan Produk ICP 2

Sistem kontrol getaran cermin yang baru dikembangkan

- Apa saja peningkatan yang sudah dibuat pada sistem AF dalam menanggapi pixel count yang lebih besar?

Urakami Sistem AF pada EOS 5D Mark III secara mendasar diwariskan pada seri EOS 5DS, tetapi performa pelacakan subjeknya oleh EOS iTR AF ditingkatkan dengan penggunaan metering sensor RGB+IR 150.000-pixel.

- Apa alasan untuk tidak mengubah sensor AF? Apakah karena performa sistem pada EOS 5D Mark III tidak cukup bagus?

Urakami Ya, Anda benar. EOS 5D Mark III dan seri EOS 5DS sama-sama menggunakan prinsip pembentukan gambar yang sama pada bidang fokus. Prinsip ini dapat menangani pixel sebesar apa pun selama level akurasinya dipertahankan. Sensor AF yang ada sekarang sudah bagus, karena memiliki level yang cukup tinggi untuk performa pendeteksian.

- Resolusi maksimum sekitar 50 megapixel dan kecepatan continuous shooting sekitar 5 fps memang mengagumkan. Apakah ada upaya yang layak disampaikan secara khusus?

Morita Meskipun hal ini juga berlaku untuk kamera selain seri EOS 5DS, namun perlu memastikan bahwa firmware memungkinkan untuk pengoperasian yang lancar serangkaian sistem dari pemuatan data oleh image sensor (sensor gambar) ke pemrosesan data oleh image processor (pengolah gambar) dan perekaman data setelah mengonversi format file. Ini adalah pertama kali firmware menangani ukuran data sebesar 50-megapixel, dan kami telah mencurahkan segenap upaya dalam berbagai proses firmware, termasuk transfer data antara dua DIGIC 6 processor.

- Perubahan apa saja yang dilakukan pada firmware yang sudah ada menyusul peningkatan pixel count ke sekitar 50 megapixel?

Morita Jumlah data yang besar memiliki dampak signifikan pada firmware. Dalam rangka memastikan pemrosesan data yang cepat dan lancar dalam kondisi tersebut, diperlukan proses termutakhir dan rumit, misalnya, pemrosesan paralel sewaktu beralih di antara beberapa ruang memori. Karena ruangnya terbatas dalam memori built-in kamera, yang penting untuk dipertimbangkan adalah, bagaimana ruang ini dapat dimanfaatkan secara paling efektif.

- Apa perbedaan sistem kontrol getaran cermin dari yang sudah ada?

Urakami Salah satu sasaran kami adalah meminimalkan getaran dalam kamera ketika kami pertama kali memulai pengembangan seri EOS 5DS. Untuk melakukan hal itu, penting untuk mengurangi keduanya, yaitu “gaya inersia komponen untuk menggerakkan cermin” dan “energi tabrakan selama penguncian cermin”. Setelah banyak sekali melakukan uji-coba, akhirnya kami mendapatkan petunjuk dari sistem kontrol cermin pada EOS 7D Mark II, yang menggerakkan cermin secara langsung dengan menggunakan motor agar bisa mencapai kecepatan continuous shooting sekitar 10 fps, menggunakan catu daya yang terbatas. Sebagian dari mekanisme ini sudah disatukan ke dalam seri EOS 5DS. Namun demikian, karena tidak mungkin menyertakan semua komponen dalam unit cermin EOS 7D Mark II untuk memfungsikan high-speed continuous shooting, maka yang kami lakukan adalah mengoptimalkan dan menyederhanakan seluruh sistem untuk seri EOS 5DS. Hal ini menuntun kami ke sistem baru yang mengoperasikan cermin dengan hanya menggunakan cam untuk memutar-balikkan cermin ke atas dan cam kecil untuk memutar-balikkan ke bawah. Dengan mengadopsi cam yang lebih kecil, maka tentu saja bobot lebih ringan, yang membantu mengurangi gaya inersia yang dihasilkan oleh pergerakan komponen cermin.

- Betulkah kalau saya katakan bahwa sistem kontrol getaran yang ada sekarang maupun yang baru, memanfaatkan cam, tetapi secara fundamental berbeda dalam cara cam digunakan?

Urakami Ya. Sebenarnya sederhana sekali, karena tidak seperti pergerakan EOS 7D Mark II. Nah, pergerakan motor direfleksikan dalam pergerakan cermin, yang memudahkan kontrol cepat. Khususnya, dampak guncangan ketika cermin berputar-balik ke atas dan mengenai stopper sudah dikurangi pada kedua model seri EOS 5DS. Untuk sistem yang ada sekarang, memutar-balikkan cermin ke atas dengan menggunakan gaya pegas, cermin akan menghantam stopper. Dengan sistem baru, energi sewaktu tabrakan dapat dikurangi ke level yang bahkan lebih rendah dengan cara mengontrol kecepatan cermin.

- Tidakkah hal ini menggunakan banyak tenaga baterai jika cermin hanya didorong oleh motor?

Urakami Suatu sistem yang mengombinasikan penggunaan pegas akan memerlukan cermin untuk diisi seraya menekan gaya pegas dan selama itu, ada beban berat yang dipikulkan. Karena hal ini tidak diperlukan pada sistem baru, maka dimungkinkan untuk mengurangi pemakaian daya, bahkan ketika cermin hanya digerakkan oleh motor. Pengoperasian tidak dikenakan beban yang tidak perlu, jadi kami mengadopsi motor yang sama yang digunakan pada model tiga-digit dan empat-digit EOS.

Sistem Kontrol Getaran Cermin

  1. Cam Gear Turun
  2. Cam Gear Naik
  3. Motor penggerak Cermin
  4. Mekanisme Penekanan Terikat Sub-Cermin
  5. Cermin Utama
  6. Pegas Turun
  7. Cam Gear Turun
  8. Cam Gear Naik
  9. Penyeimbang Cermin Utama
  10. Motor penggerak Cermin

Meskipun konsep dasarnya identik dengan yang dimiliki EOS 7D Mark II, motor vertikal untuk menggerakkan cermin sudah dibuat kecil. Selain itu, cam gear yang secara khusus digunakan untuk memutar-balikkan cermin ke bawah, sudah ditiadakan. Sekarang, keduanya, pergerakan cermin ke atas dan ke bawah didorong langsung oleh motor.

Tindakan anti-goyang secara saksama

- Secara umum, bisa dikatakan bahwa goyangan kamera menjadi lebih nyata dengan pixel count yang lebih tinggi. Apakah dimungkinkan untuk meniadakan semua masalah terkait goyangan, hanya dengan meninggikan kecepatan shutter?

Urakami Ya, meninggikan kecepatan shutter membantu menyelesaikan masalah, tetapi hal ini tidak mungkin untuk mendapatkan shutter speed cepat di sebagian pemandangan. Contohnya, shutter speed dengan sendirinya berkurang ketika Anda memotret nightscape. Inilah mengapa kami sudah memperkenalkan tindakan berbeda, yang menyertakan pengembangan sistem cermin baru.

- Apakah ada cara mudah untuk memahami dalam menentukan shutter speed (kecepatan rana) berdasarkan focal length (panjang fokus)?

Urakami Ini adalah pandangan saya pribadi, tetapi aturan yang akan lebih berguna adalah meningkatkan shutter speed sekitar satu stop dari “1/focal length”. Nah, setelah itu, tetap masih ideal untuk menyiapkan kamera pada tripod, karena ini tidak akan memungkinkan untuk meniadakan goyangan kamera sepenuhnya jika Anda mengambil bidikan handheld (menggenggam kamera).

- Apa saja keuntungan dari pengaturan shutter release time lag (jeda waktu pelepasan rana) baru yang dapat dipilih pengguna?

Urakami Sistem ini diusulkan oleh tim desain mekanis kami. Berbagai upaya diperlukan untuk menekan goyangan kamera pada seri EOS 5DS. Namun demikian, sebagian faktor tidak dapat ditentukan oleh kami, misalnya, kekuatan tripod yang digunakan, dan focal length lensa. Oleh karena itu, kami menemukan cara lain untuk menekan goyangan kamera selama shutter speed lambat, yang memungkinkan untuk pengaturan manual shutter release time lag (jeda waktu pelepasan rana). Dengan memperpanjang interval waktu sampai shutter dilepaskan, Anda dapat menangkap bidikan setelah dampak goyangan dari penguncian cermin disebarkan, yang menurut hemat kami, hal ini akan praktis apabila kekuatan tripod tidak cukup atau untuk lensa dengan focal length panjang.

- Upaya apa saja yang dicurahkan untuk struktur bodi dan materi ketika menanggulangi goyangan kamera?

Urakami Serat kaca digunakan untuk materi bodi kamera, dan kami sudah meningkatkan proporsinya untuk menyempurnakan ketangguhannya. Pada waktu yang sama, kami juga sudah mengadopsi materi baja tahan karat yang tebal untuk chassis dasar, dan memodifikasi struktur pemasangan tripod. Kami telah memperkuat pemasangan tripod dengan merancangnya sebagai komponen terpisah melalui pengecoran batang logam.

Halaman: 1 2 3 4

Fitur baru yang layak dicatat

- Saya menyadari bahwa “Fine Detail” Picture Style yang baru, sudah ditambahkan ketika saya mencermati berbagai fitur. Apa bedanya dengan efek Picture Style yang ada sekarang?

Shirai Sesuai seperti namanya, Picture Style ini menekankan pada rinciannya. Ketajaman lebih disempurnakan dibandingkan dengan level standar. Pengaturan ketajaman standar memiliki garis luar tebal, yang tampaknya seakan memberikan resolusi tinggi secara nyata pada gambar saat lirikan pertama. Namun demikian, hal ini juga membuatnya sulit untuk mempertajam rincian subjek. Sementara itu, “Fine Detail” Picture Style memudahkannya untuk menghasilkan ketajaman sampai ke rincian subjek, sekaligus menegaskan garis luarnya. Dengan penambahan baru ini, sekarang dimungkinkan untuk mereproduksi tekstur subjek secara lebih rinci. Kontras agak disamarkan jika dibandingkan dengan pengaturan standar, jadi akan lebih mudah untuk mengekspresikan gradasi nada sorotan. Warnanya cenderung menggunakan pengaturan standar sebagai dasar, jadi Anda bisa memperoleh data seperti apa adanya tanpa harus membuat penyesuaian.

- Dapatkah Anda memberikan penjelasan contoh untuk pengguna level pemula mengenai parameter [Fineness], [Strength], dan [Threshold] dalam pengaturan ketajaman?

Shirai Dari perspektif pemrosesan gambar, [Strength] adalah parameter untuk menyesuaikan kisaran ketajaman. Meninggikan level [Strength] akan melebarkan kisaran, sehingga meningkatkan kontras seluruh gambar. Dengan kata lain, hal ini merupakan parameter yang agak dahsyat, yang mampu menambahkan lebih banyak kontras ke impresi pertama gambar kami. Parameter [Fineness] merupakan satu parameter yang secara langsung menentukan kehalusan efek penajaman. Dengan menurunkan level [Fineness] akan menghaluskan ketajamannya, sedangkan jika ditinggikan, akan menyempurnakan bagian tepi dengan garis luar yang lebih tebal. Oleh karena itu, Anda sebaiknya meninggikan level jika ingin menegaskan garis luar, dan menurunkannya jika menginginkan ekspresi subjek yang lebih halus.

- Jadi, yang belum kita singgung sekarang adalah hal yang paling memusingkan, [Threshold].

Shirai [Threshold] adalah untuk menentukan area penyempurnaan bagian tepi. Yaitu, berapa banyak gambar yang akan dianggap sebagai bagian tepi ketika menerapkan penajaman. Semakin rendah level [Threshold], semakin kecil area untuk penyempurnaan bagian tepi, dan ketajaman akan diterapkan ke rincian yang lebih halus untuk ekspresi yang lebih lembut. Namun demikian, harap diperhatikan, bahwa selama pemotretan ISO speed tinggi, komponen noise akan dianggap sebagai bagian tepi apabila level [Threshold] diturunkan secara berlebihan, dan sebagai hasilnya, hal ini dapat menyebabkan noise tampak lebih menonjol.

- Dapatkah Anda menceritakan kepada kami, bagaimana kami dapat memanfaatkan fitur Crop Shooting dengan baik?

Tachibana Fitur ini memungkinkan Anda menikmati efek pseudo-telephoto, sekaligus meluaskan ukuran relatif area AF. Kami telah menerima banyak permintaan di waktu lalu untuk meluaskan area AF ke arah luar, tetapi ini merupakan tugas menantang, karena ada struktur phase-difference AF (AF perbedaan-fase). Dengan perluasan relatif dalam ukuran area AF yang menggunakan fitur Crop Shooting, framing (pembingkaian) sekarang dibuat menjadi lebih serba guna. Umpan-balik yang menyenangkan juga telah diperoleh dari sejumlah fotografer profesional yang sudah melakukan bidikan uji-coba dengan menggunakan fitur ini. Tentu saja, karena terdapat pixel yang mencukupi, Anda dapat menciptakan efek pseudo-telephoto sekaligus mempertahankan kualitas gambar.

Tampilan Cakupan Viewfinder

Meskipun tata-letak dasar dan performa sensor AF pada dasarnya sama seperti yang terdapat pada EOS 5D Mark III, menggunakan mode Crop 1.3x atau 1.6x membantu untuk meluaskan ukuran relatif area AF. Dalam mode Crop 1.6x, titik AF dapat mencakup hampir seluruh area pada arah horizontal. Selain itu, performa AF tidak bervariasi apabila menggunakan fitur Crop.

Halaman: 1 2 3 4

Rincian berbeda pada pengamatan lebih dekat

- Apa yang dilakukan fitur Customizable Quick Control (Kontrol Cepat Dapat Disesuaikan)?

Tachibana Fitur ini disertakan sebagai tanggapan terhadap umpan-balik pengguna kami. Ada yang mengatakan bahwa pengaturan yang mereka inginkan tidak tersedia, atau sebagian item tidak perlu bagi mereka, jadi kami membuat Quick Control Screen (Layar Kontrol Cepat) yang dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang berbeda-beda.

- Dibandingkan dengan EOS 5D Mark III, kemajuan apa saja yang dibuat pada fitur movie?

Morita Kemajuan yang normal dibandingkan sebelumnya, seperti memperkenalkan Movie Servo AF. Perkembangan yang paling layak diperhatikan yaitu fungsi Time Lapse Movie (Laluan Waktu Movie), yang melakukan pengembangan gambar dalam kamera setelah menangkap serangkaian bidikan still (tak bergerak), dan menyimpan data yang ukurannya diubah kembali sebagai file movie dalam format ALL-I.

- Apa alasan terbesar untuk mewariskan desain EOS 5D Mark III?

Urakami Alasan terbesarnya yaitu untuk memberi tahu semua orang bahwa mereka terhimpun ke dalam kelompok yang sama seperti EOS 5D Mark III. Desainnya tidak lagi menyerupai seri EOS 5D kalau kami membuat perubahan yang terlalu drastis. Namun demikian, pada saat yang bersamaan, kami juga bertujuan untuk menyampaikan pesan, bahwa “ultra-high resolution = kelas khusus dan top” melalui desainnya yang tangguh di sekitar area pentaprisma pada seri EOS 5DS. Rincian lainnya yang berbeda, termasuk tanda logo Canon yang agak lebih besar, sehingga seri EOS 5DS tidak persis sama dengan EOS 5D Mark III. Tidak hanya itu, Mode Dial bentuk elektro digunakan alih-alih yang diberi cat warna. Kami berharap bahwa semua rincian ini akan memberikan kesan lebih elegan pada kamera dan menambah kegembiraan untuk memilikinya.

- Terakhir, pesan apa yang ingin diberikan bagi para pengguna.

Tachibana Seri EOS 5DS adalah yang pertama dalam seri EOS yang melampaui 50-megapixel. Fitur baru dan berbagai upaya sudah dipadukan bagi Anda untuk memanfaatkan sepenuhnya pixel count tinggi dan menikmati resolving power yang tangguh. Kamera tersebut bukan sekadar model yang dilengkapi sensor gambar, jika dibandingkan dengan EOS 5D Mark III. Nantikanlah peluncurannya dengan penuh semangat.

- Terima kasih atas waktu Anda hari ini.

Ryosuke Takahashi

Lahir di Aichi tahun 1960, Takahashi memulai karier freelance pada tahun 1987 setelah bekerja pada studio foto iklan dan penerbit. Melakukan pemotretan untuk majalah besar, ia telah bepergian ke banyak penjuru dunia dari tempat kedudukannya di Jepang dan Tiongkok. Takahashi adalah anggota Japan Professional Photographers Society (JPS).

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami