Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Saran & Tutorial >> Semua Saran & Tutorial

Menggunakan Filter Lensa: 2 Teknik dari Fotografer Profesional

2019-04-29
7
7.75 k
Dalam artikel ini:

Para fotografer lanskap senang sekali menggunakan filter polarisasi (PL) dan filter neutral density (ND), karena kedua filter ini mengurangi pantulan cahaya dan memperlambat kecepatan rana, memungkinkannya menghasilkan berbagai bidikan yang tadinya tidak memungkinkan. Di sini, dua orang fotografer berbagi cara mereka menciptakan karya mereka yang serba-memukau dengan bantuan kedua filter lensa ini. (Dilaporkan oleh: Hidehiko Mizuno, Takehito Miyatake)

Bidikan rana lambat pada batu karang di laut dengan latar matahari terbit.

EOS 5D Mark III/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 24mm/ Aperture-priority AE (f/14, 25 det., EV±0)/ ISO 400/ WB: Daylight
Filter: Filter ND400 / Lokasi: Hashigui Rocks (Wakayama, Jepang)
Foto oleh Takehito Miyatake

Filter neutral density (ND) mengurangi jumlah cahaya yang memasuki kamera, yang memperlambat kecepatan rana. Ini berguna untuk membuat permukaan air terlihat halus bagaikan sutera.

 

Filter ND400: Menonjolkan suasana tenteram dengan getaran mistik pada pencahayaan lama

Garis lurus pada batu karang ini di laut disebut Hashigui-iwa ("batu karang pilar jembatan"). Menurut legenda setempat, batu karang tersebut merupakan jembatan yang belum selesai bagi tempat sekitar di Pulau Oshima, dan hasil perjumpaan antara biksu Buddha, Kobo Daishi dan iblis.

Dengan kisah latar seperti itu, saya merasa, bahwa suasana mistik tercipta oleh surya pagi yang terbit dari Samudra Pasifik. Untuk lebih jauh lagi meningkatkan suasana, saya tahu bahwa saya perlu menggunakan pencahayaan yang lama untuk memuluskan ombak dan permukaan air.

Pada situasi cahaya latar seperti ini, terdapat jumlah cahaya matahari yang banyak memasuki kamera, sehingga tidak memungkinkan untuk mendapatkan kecepatan rana lambat tanpa filter ND. Bidikan di atas, dihasilkan dengan menggunakan filter ND400 yang memperlambat kecepatan rana sekitar 8,7 stop sehingga memungkinkan saya membidik pada 25 detik.

Detail tambahan: Untuk mempertegas gambar, saya mempersempit aperture ke f/14, yang menghasilkan efek semburat bintang nan indah.

 

Tanpa filter ND: Ombak yang ditangkap tampak begitu jelas

Batu karang di laut selama matahari terbit tanpa filter ND

EOS 5D Mark III/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 24mm/ Aperture-priority AE (f/14, 1/50 det., EV+0,3)/ ISO 400/ WB: Manual
Foto oleh Takehito Miyatake

Tanpa efek pemulusan dari pencahayaan yang lama, riakan ombak tergambarkan secara sangat jelas. Hasil gambar akan terlihat berbeda, dan tidak akan menampilkan gambar yang membuai, dengan efek fantastis seperti yang saya maksudkan.

 

Ketahui lebih lanjut mengenai filter ND dalam artikel ini:
Lensa FAQ #5: Apa saja Pro dan Kontra ND Filter?

Untuk selengkapnya mengenai pemotretan ombak, baca:
Fotografi Ombak: Kecepatan Rana Manakah yang Digunakan untuk Menggambarkan Kedahsyatan dan Kekuatan?
Fotografi Ombak: Menangkap Bidikan Bagaikan Sutera, Rana Lambat dengan Warna Serba Indah

 

Filter polarisasi: Menghilangkan pantulan permukaan air untuk menonjolkan kedalaman dalam tubuh air

Bunga teratai kering dan daun maple di kolam, dibidik dengan filter CPL

EOS 5D Mark II/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 47mm/ Aperture-priority AE (f/22, 2 det., EV±0)/ ISO 50/ WB: 4.500K
Filter: Filter polarisasi sirkuler/ Lokasi: Himuro Pond, Kajuji Temple (Kyoto, Jepang)
Foto oleh Hidehiko Mizuno

Bidikan dedaunan maple yang gugur di antara tumbuhan teratai yang layu di kolam, menggugah pemikiran mengenai akhir musim gugur. Saya ingin menambahkan dimensionalitas ke gambar akhir dengan menyatukan dedaunan yang tergeletak jauh di dalam kolam.

Menggunakan filter polarisasi (PL) dapat mengikis pantulan cahaya dari permukaan air, yang tidak hanya memungkinkan Anda melihatnya ke dalam air, tetapi juga memekatkan berbagai warnanya. Anda dapat memutar cincin filter untuk memperlemah/memperkuat efeknya. Efek polarisasi yang lebih kuat secara umum membuat air terlihat lebih transparan. 

Detail tambahan

Untuk membuat riakan pada permukaan air terlihat mulus, saya menurunkan kecepatan ISO dan mempersempit aperture ke f/22 untuk mendapatkan kecepatan rana yang lebih lama.
- Rona biru langit tetap terlihat secara halus pada permukaan kolam. Untuk menyatukan itu, saya menetapkan white balance ke 4.500K yang agak sejuk.
- Saya juga memastikan bahwa warna merah, kuning dan biru dalam gambar terlihat alami dan selaras satu sama lainnya.

 

Tanpa filter PL: Tangkapan pantulan air

Bunga dan dedaunan di kolam dengan pantulan permukaan

EOS 5D Mark II/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 47mm/ Aperture-priority AE (f/22, 2 det., EV±0)/ ISO 50/ WB: Manual
Foto oleh Hidehiko Mizuno

Apabila filter PL tidak digunakan, pantulan langit pada permukaan air akan menghalangi lebih jauh lagi pandangan ke dalam air. Daun maple yang mengapung pada air juga tampak tidak terlalu mencolok akibat bauran cahaya.

 

Saran 1: Memutuskan tempat pemotretan, kemudian uji filter PL Anda

Efek polarisasi bervariasi, tergantung pada posisi matahari dan arah kamera. Setelah memutuskan arah yang akan dihadapi saat membidik, Anda dapat berkonsentrasi untuk menciptakan komposisi yang ideal. 

Ilustrasi posisi pembidikan

Saya membidik dari tepi kolam. Walaupun ada ruang berdiri yang terbatas untuk berpijak secara mantap, namun saya bisa bergerak ke kiri dan ke kanan, sehingga secara relatif mudah untuk menemukan sudut pemotretan yang memberikan efek polarisasi terbaik.

 

Saran 2: Gunakan kisaran panjang fokus standar untuk memaksimalkan efek filter polarisasi

Apabila Anda menggunakan filter polarisasi hingga efek maksimumnya, Anda akan melihat, bahwa kecerahan pada gambar yang dihasilkan menjadi tidak rata, ada sebagian yang tampak lebih gelap dari bagian lainnya. Kecenderungan ini terjadi khususnya pada lensa sudut lebar. Untuk mencegah hal ini terjadi, Anda bisa sedikit menambah panjang fokus, (sebaiknya ke panjang fokus standar), atau putar filter untuk menyesuaikan efek sampai area gelap tidak lagi kentara.

 

Cari tahu selengkapnya mengenai filter PL di sini:
Menggunakan Filter Polarisasi untuk Menggambarkan Langit dalam Nuansa Biru yang Lebih Pekat

 


Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi dengan mendaftar pada kami!

Jadilah bagian dari Komunitas SNAPSHOT.

Daftar Sekarang!

Mengenai Penulis

Digital Camera Magazine

Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation

Hidehiko Mizuno

Lahir pada tahun 1968 di Kyoto. Karya yang telah dirilisnya terpusat pada keindahan pemandangan, dan sejumlah kuil serta pura di Kyoto.

Takehito Miyatake

Lahir pada tahun 1966 di Prefektur Osaka, Miyatake bergabung dengan produsen perlengkapan fotografis sebagai fotografer studio, setelah lulus dari Fakultas Teknik Department of Image Technology of the Tokyo Polytechnic University. Pada tahun 1995, ia mendirikan studionya, Miyatake Photo Factory di Prefektur Tokushima, tempat ia tumbuh dewasa.

http://miyatake-p.com/

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami