Daryl Yeo, manajer IT yang juga penghobi fotografi, mengambil foto kehidupan liar yang mencengangkan, dan menghabiskan waktu luangnya untuk menekuni hasrat sejatinya – fotografi kehidupan liar. Dimulai sejak tahun 2006, Daryl telah bepergian ke berbagai tempat hingga sejauh Afrika untuk ekspedisi fotografinya. Kami berbicara dengannya untuk mengetahui perlengkapan dan teknik sempurna yang digunakan untuk mengambil bidikan kehidupan liar dari cheetah (sejenis macan kumbang) hingga burung elang perkasa. (Dilaporkan oleh Isaiah Tan)
T1: Fotografi kehidupan liar memang sangat teknikal. Kamera dan lensa apakah yang Anda gunakan, dan mengapa?
Daryl Yeo (D): Saya biasanya membawa serta 2 bodi kamera – EOS-1D X dan EOS 5D Mark III. Untuk jangkauan yang lebih jauh, dan khususnya untuk burung, saya menggunakan lensa EF600mm f/4L IS II USM. Untuk mamalia yang lebih besar atau subjek yang lebih dekat, pilihan saya adalah EF300mm f/2.8L IS II USM. Saya juga membawa serta lensa EF70-200mm f/2.8L USM dan EF14mm f/2.8L II USM untuk melakukan pemotretan pada sudut yang lebih lebar.
T2: Manakah lensa favorit Anda untuk bidikan kehidupan liar, dan mengapa?
D: Lensa favorit saya adalah EF300mm f/2.8L IS II USM. Lensa ini cukup ringan untuk dipegang tangan, bahkan untuk orang sekecil saya, dan AF-nya luar biasa cepat. Lensa ini berfungsi baik dengan extender 1,4x dan 2x untuk memberikan jangkauan lebih jauh, sekaligus mempertahankan kualitas gambar dan kecepatan pemfokusan.
T3: Apa perlengkapan penting lainnya yang Anda gunakan?
D: Dalam fotografi kehidupan liar, tidak ada lensa yang cukup panjang. Saya sering menggunakan extender 1,4x dan sesekali extender 2x.
Sakelar jarak jauh penting untuk bidikan dalam kondisi rendah cahaya yang memerlukan penguncian cermin. Alat penemu sudut, membantu saya membidik dari sudut rendah. Sepasang teropong juga membantu untuk menemukan keberadaan hewan, khususnya burung.
T4: Bagaimana Anda merencanakan untuk memotret kehidupan liar di malam hari.
D: Saya tidak suka melakukan pemotretan di malam hari. Banyak makhluk malam bergantung pada penglihatannya yang sangat tajam. Untuk menangkap gambar di malam hari, kita memerlukan lampu senter yang cahayanya sangat benderang atau obor, lampu kilat, atau bahkan keduanya. Semua cahaya ini bisa mengganggu pemburuan hewan, atau lebih buruk lagi, bisa membutakan mata hewan secara permanen.
T5: Apakah Anda menyamarkan penampilan diri dan perlengkapan Anda? Apakah biasanya Anda memotret seorang diri, dalam kelompok atau dengan pemandu?
D: Saya tidak perlu menyamarkan diri kecuali saya memotret spesies burung tertentu. Namun demikian, agar tidak mencolok, saya selalu mengenakan pakaian warna kusam – abu-abu, hijau, cokelat, dll. Saya mencoba membuat hewan merasa lebih nyaman dengan kehadiran saya, jadi saya bisa lebih dekat. Ketika dalam perjalanan, saya lebih suka membidik dalam kelompok kecil dengan pemandu lokal.
T6: Berapa banyak yang sudah Anda investasikan dalam perlengkapan Anda sejauh ini? Apakah Anda berencana membeli perlengkapan baru?
D: Investasi saya dalam perlengkapan dilakukan secara bertahap. Saya memulainya pada tahun 2007 dengan EOS 30D, kemudian EOS 7D, EOS 5D Mark II, EOS-1D Mark IV dan akhirnya, EOS 5D Mark III serta EOS-1D X. Untuk lensa, saya memulai dengan lensa f/4, lalu secara bertahap, saya meningkatkannya. Saya juga menyewa lensa alih-alih membelinya, karena saya berpendapat bahwa saya mungkin tidak akan sering menggunakan sebagian lensa.
Sejak tahun 2012, Daryl Yeo telah memenangkan beberapa medali dari kompetisi fotografi internasional. Selanjutnya, pada tahun 2014, ia dianugerahi Associateship of the Royal Photographic Society (ARPS) dari Inggris. Di samping itu, ia juga dianugerahi Fellowship dari berbagai asosiasi fotografi, seperti Photographic Society of Singapore, Photographic Society of Malaysia, dan Singapore Colour Photographic Society. Di samping kehidupan liar, Daryl juga menyukai fotografi perjalanan, tarian dan olahraga. Ia adalah bagian dari tim fotografi resmi di Chingay 2012 dan 2014, serta secara sukarela menjadi fotografer dalam acara National Day Parade 2014 (Pawai Hari Nasional).
Videografer profesional yang mencintai fotografi, Isaiah menjalankan perusahaan produksi video, bisnis video/foto pernikahan, serta sebuah bar kecil di Singapura. Ia menikmati bereksperimen dengan teknik fotografis yang berbeda-beda, dan selalu ingin belajar dan menemukan dunia lain di seputarnya.