Banyak perhatian telah tertuju pada kemampuan video PowerShot V1— ini memang kamera saku andalan Canon yang berfokus pada video. Namun demikian, kamera ini juga sangat mumpuni untuk fotografi stills, dilengkapi dengan sensor besar 1,4 inci, pemotretan beruntun berkecepatan tinggi hingga 30 fps, dan banyak fitur yang juga terdapat pada seri kamera mirrorless EOS R Canon. Fotografer jalanan Ikuko Tsurumaki berbagi pengalamannya dengan kamera ini, menyoroti enam aspek yang diujinya. (Dilaporkan oleh: Ikuko Tsurumaki, Digital Camera Magazine)
Kualitas gambar dan fitur yang akan menginspirasi hasil jepretan foto jalanan dan perkotaan Anda
Di Jepang, tagline iklan yang digunakan untuk PowerShot V1 adalah “これひとつ。それでいい”, yang kira-kira berarti “Hanya ini saja. Itu sudah cukup”. Menurut saya, hal itu menggambarkan kamera ini dengan sempurna. Meskipun banyak perhatian diberikan ke fungsionalitas videonya yang lengkap, kamera ini juga dilengkapi dengan fitur pemotretan foto diam atau still yang luar biasa, dan seharusnya cukup untuk memenuhi kebutuhan pembuatan konten foto dan video para kreator. Mengevaluasi dari sudut pandang seorang fotografer, saya berpendapat bahwa PowerShot V1 sangat memuaskan untuk digunakan. Dari segi kemampuan dan fitur, kita tidak menyadari bahwa PowerShot V1 adalah kamera saku!
Dalam ulasan ini, saya akan fokus pada enam aspek yang menarik perhatian saya.
1. Eksterior dan penanganan
Desain eksterior PowerShot V1 sederhana namun elegan. Genggaman kamera ini memberikan pegangan yang sangat nyaman namun kokoh, dirancang secara ergonomis untuk memastikan pegangan yang aman bahkan saat Anda mengarahkan kamera ke diri sendiri untuk selfie atau vlog.
Jika Anda menggunakan kamera Canon lainnya, tata letak tombol pada panel atas dan belakang akan terasa familier.
Apabila memegang kamera untuk selfie, bentuk pegangan memungkinkan jempol kiri Anda beristirahat dengan cara yang menjaga kamera tetap aman.
2. Rentang zoom: apakah cukup?
PowerShot V1 memiliki jangkauan fokus 8,2mm hingga 25,6mm, yang dengan sensor 1,4 inci-nya, setara dengan 16 hingga 50mm setara full-frame. Rentang ini tidak terlalu lebar, tetapi saya sering memotret pada 35mm dan 50mm, jadi hal itu tidak terlalu mengganggu saya. Terdapat mode krop 1,4x yang dapat mencapai setara 71mm untuk situasi yang menurut Anda membutuhkan lensa yang sedikit lebih panjang.
Ujung lebar: setara 16mm
PowerShot V1/ 8,2mm (setara 16mm)/ Aperture-Priority AE (f/11, 1/160 det., EV-1)/ ISO 125/ WB: Daylight
Ujung terlebar setara 16mm membuat saya tergoda untuk memotret jembatan. Foto ini diambil tepat di bawah Rainbow Bridge di Odaiba. Sudut ultra lebar menonjolkan lekukan jembatan dan kedalaman pemandangan, menghasilkan foto yang mengesankan.
20mm
PowerShot V1/ 10mm (setara 20mm)/ Aperture-Priority AE (f/3.2, 1/2000 det, EV-0,7)/ ISO 320/ WB: Auto
Pesawat terbang melintasi Shibuya saat angin selatan berembus. Saya kebetulan sedang memotret dengan menggunakan ujung lebar lensa PowerShot V1, dan hanya dengan sedikit sentuhan pada tuas zoom, saya berhasil mendapatkan komposisi yang diinginkan. Bidikan dengan bangunan saja akan terlihat membosankan, tetapi dengan memasukkan langit biru, gambarnya akan menjadi lebih cerah dan terasa lebih menarik.
Tele end: setara 50mm
PowerShot V1/ 25,6mm (setara 50mm)/ Aperture-Priority AE (f/8, 1/200 det, EV-0,3)/ ISO 100/ WB: Daylight
Tampilan etalase toko di Omotesando, yang terkenal dengan koleksi busana mewahnya, selalu memukau mata. Lantai toko ini memantulkan langit biru, sehingga sepatu hak merah pada manekin tampak menonjol berkat efek warna yang saling melengkapi. Saya memutuskan menggunakan komposisi terbagi untuk menciptakan gambar yang terkesan surealis. Sudut pandang setara 50mm terasa paling alami.
3. Performa kecepatan ISO tinggi dalam kondisi minim cahaya
Salah satu keunggulan utama PowerShot V1 adalah sensor berukuran 1,4 inci, yang memiliki area pengumpulan cahaya sebesar dua kali lipat dibandingkan sensor berukuran 1 inci yang umum ditemukan pada kamera saku dan smartphone canggih, menjanjikan kualitas gambar dan kejernihan yang lebih baik bahkan dalam kondisi minim cahaya.

PowerShot V1/ 8,2mm (setara 16mm)/ Aperture-Priority AE (f/5.6, 1/60 det., EV0)/ ISO 12800/ WB: Auto

Dikrop dari atas
Seperti yang terlihat pada gambar di atas, tidak ada noise warna yang jelas pada area gelap bahkan pada ISO 12.800.
4. Bidikan hingga 30 fps dengan pendeteksian dan pelacakan subjek
PowerShot V1 memiliki kecepatan pemotretan beruntun maksimum hingga 30 frame per detik (fps) bahkan dengan fitur pendeteksian dan pelacakan subjek. Hal ini menempatkannya setara dengan kamera Canon EOS R series seperti EOS R7.
Dengan fitur pendeteksian hewan diaktifkan, saya mencobanya pada seekor Dalmatian—salah satu ras anjing paling energik dan tingkahnya tidak terduga. Fitur Eye Detection AF berfungsi sesuai harapan, dan saya dengan mudah mendapatkan rangkaian gambar yang tajam saat anjing tersebut berlari-lari, di tempat saya bisa memilih bidikan favorit saya.
PowerShot V1/ 25,6mm (setara 50mm)/ Aperture-Priority AE (f/4.5, 1/3200 det, EV-0,7)/ ISO 400/ WB: Auto
5. Dibidik dari jarak sedekat 5cm
PowerShot V1/ 8,2mm (setara 16mm)/ Aperture-Priority AE (f/2.8, 1/2000 det, EV-0,7)/ ISO 100/ WB: Auto
Apabila melakukan zoom out hingga ujung terlebar setara 16mm, PowerShot V1 mampu mencapai jarak fokus terdekat 5cm. Anda dapat menggunakan ini untuk mengambil foto close-up sudut lebar yang unik, yang mencakup banyak konteks latar belakang, bahkan saat objek kecil di latar depan tampak besar. Aperture maksimum pada ujung tersebut adalah f/2.8 yang lebar—sempurna untuk menciptakan pemisahan antara subjek dan latar belakang.
6. Filter Fun Creative
Dalam mode video, PowerShot V1 dilengkapi dengan 14 filter warna yang memungkinkan Anda merekam video dengan berbagai efek gradasi warna. Meskipun fitur ini tidak tersedia dalam mode foto, Anda tetap dapat memanfaatkan filter Creative. Filter ini merupakan cara yang menyenangkan untuk membuat gambar Anda terlihat berbeda, dan dapat diterapkan selama membidik maupun pada gambar yang sudah dibidik. Pilihan terakhir ini cocok jika Anda ingin menyimpan salinan gambar asli tanpa efek.
Untuk sejumlah contoh berikut, filter Creative diterapkan selama pasca-pemrosesan gambar di dalam kamera.
Efek Miniatur
PowerShot V1/12mm (setara 23mm)/ Aperture-Priority AE (f/3.5, 1/500 det, EV-0,3)/ ISO 400/ WB: Filter Auto/ Creative: Efek Miniatur
Efek Miniatur paling sering digunakan untuk membuat objek terlihat seperti mainan dalam diorama, tetapi Anda juga bisa mendapatkan hasil yang menarik jika Anda mengatur komposisi dengan subjek yang besar dalam bingkai. Di sini, saya juga meningkatkan saturasi dalam pasca-pemrosesan, yang membuat citra terlihat lebih menonjol.
Efek Art bold
PowerShot V1/8,2mm (setara 16mm)/ Aperture-Priority AE (f/11, 1/160 det, EV-0,3)/ ISO 100/ WB: Filter Auto/ Creative: Efek Art bold
Efek Art Bold adalah salah satu filter Creative yang layak Anda gunakan untuk pemandangan yang berwarna-warni. Di sini, efek ini memberikan dampak yang lebih kuat pada tanda grafis ini, mungkin bahkan membuatnya terlihat lebih menggetarkan. Mungkin efek ini lebih cocok untuk subjek buatan manusia dan foto jalanan santai daripada untuk alam, tapi entahlah? Mungkin saja Anda dapat membuktikan bahwa saya keliru.
Efek Toy camera
PowerShot V1/8,2mm (setara 16mm)/ Aperture-Priority AE (f/2.8, 1/160 det, EV-0,7)/ ISO 100/ WB: Filter Auto/ Creative: Efek Toy camera
Efek Toy Camera pada filter Creative memberikan nuansa nostalgia pada pemandangan dengan membuat citra terlihat seolah-olah dibidik menggunakan kamera film antik. Efek vinyeting yang ditambahkan pada sudut-sudut gambar menarik perhatian mata ke pusat bingkai.
Efek Fisheye
PowerShot V1/8,2mm (setara 16mm)/ Aperture-Priority AE (f/2.8, 1/100 det, EV-0,7)/ ISO 160/ WB: Filter Auto/ Creative: Efek Fisheye
Menerapkan filter Creative fisheye pada citra yang diambil pada sudut lebar maksimum kamera menghasilkan tampilan yang sangat unik. Pada contoh di atas, filter ini membuat kepala dan paruh burung terlihat besar secara tidak proporsional, sehingga memperkuat kesan jenaka!
Grainy B/W
PowerShot V1/8,2mm (setara 16mm)/ Aperture-Priority AE (f/2.8, 1/2000 det, EV-0,7)/ ISO 100/ WB: Filter Auto/ Creative: Grainy B/W
Penampilan monokrom yang berbintik-bintik menciptakan visual yang kuat, yang juga cukup efektif untuk fotografi jalanan. Anda dapat menyesuaikan tingkat kontras untuk mengubah keseimbangan hitam/putih.
Baca juga:
Mode HDR vs. Creative Filter HDR: Bagaimana Perbedaannya?
Pendahuluan Fotografi Perkotaan Dalam Hitam-Putih
Menerapkan Filter-Filter Kreatif pada Fotografi Makanan Berseni
Kesimpulan: Menjelajahi jalanan belum pernah seseru ini
PowerShot V1 mungkin merupakan kamera saku dengan lensa terintegrasi, tetapi kualitas foto diam (still) dan video yang dihasilkannya begitu tinggi sehingga sungguh menakjubkan. Tentu saja, kamera ini sangat cocok untuk mengabadikan foto keluarga dan kenangan sehari-hari, tetapi saya juga sangat merekomendasikannya kepada mereka yang ingin mengabadikan karya fotografi jalanan yang luar biasa.
Ketiadaan viewfinder pada kamera ini berarti, bahwa jika Anda memiliki mata yang sudah tua seperti saya, Anda mungkin akan kesulitan melihat gambar di layar LCD belakang saat memotret di tempat yang terang. Tetapi hal ini juga membawa kejutan yang menyenangkan saat Anda menyadari bahwa Anda telah menangkap sesuatu yang tidak terduga!
Saya selalu antusias setiap kali berjalan-jalan sambil membawa PowerShot V1 di tangan. Hanya dengan menyentuh kamera saja sudah membuat saya senang, dan sudah lama sekali saya tidak menemukan kamera baru yang membuat saya merasa sebahagia ini. Dan bagi seorang fotografer, tidak ada yang lebih penting daripada kamera yang memotivasi Anda untuk membidik.
PowerShot V1: Spesifikasi utama
| Dimensi (kira-kira): | 118,3 x 68,0 x 52,5mm |
| Berat (kira-kira): | 426g |
| Sensor gambar: | CMOS 1,4 inci |
| Piksel Efektif: | 22,3MP (stills) 18,7MP (video dalam 4K 30p) |
| Rentang fokus lensa (kesetaraan full-frame): |
16-50mm (stills) 17-52mm (video) |
| Aperture maksimum: | f/2.8-f/4.5 |
| IS optik lensa: | Hingga 5 stop di bagian tengah (hanya pemotretan still, berdasarkan standar CIPA 2024) |
| Sistem AF: | Dual Pixel CMOS AF II untuk PowerShot |
| Laju bingkai/ resolusi video tertinggi: |
4K 60p (dikrop) 4K 30p (tanpa krop, oversampled dari 5,7K) FHD 120p/100p |
| Rentang ISO Native: | 100-32.000 (stills) 100-12.800 (video) |
| Kecepatan burst maks.: | 15 fps (rana mekanis) 30 fps (rana elektronik) |
| Paket baterai: | LP-E17 (Sama seperti EOS R50, EOS R10, EOS R8, EOS R50 V, dan banyak kamera lainnya) |
| Pengisian USB-C: | Ya |
Cari tahu selengkapnya mengenai EOS V1 dalam artikel:
6 Alasan Mengapa PowerShot V1 adalah Alat Kreasi Konten yang Dahsyat
EOS R50 V vs. PowerShot V1: Bagaimana Perbedaannya?
Mengenai Penulis
Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation
Lahir di Tokyo pada tahun 1972, Tsurumaki mulai belajar fotografi saat bekerja di biro iklan, dan meniti karier fotografer yang diawalinya sebagai asisten. Pada saat ini, ia sibuk dalam berbagai kegiatan, termasuk melakukan pemotretan untuk majalah, menulis artikel, dan mengadakan ceramah serta seminar fotografi.