Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Inspirations >> Photos & People

Kisah Di Balik Lensa Makro

2021-09-12
3
607
Dalam artikel ini:

Dibutuhkan lebih dari sekadar mata yang tajam untuk detail untuk mengambil foto makro serangga yang bagus. Tanyakan saja pada Fauzan Maududdin yang berasal dari Indonesia. Fauzan telah memenangi berbagai kompetisi fotografi makro seperti 1x.com, dan juga dianugerahi Fotografer Makro Indonesia Tahun Ini pada tahun 2018.

Jadi, apa yang diperlukan untuk menghasilkan gambar makro serangga yang begitu menawan dan menggambarkannya dengan cara yang kreatif ini? Dalam artikel ini, Fauzan akan menunjukkan lima foto favoritnya dan cerita di baliknya.   

 


Dunia Kita
EOS 5D Mark II, EF100mm f /2.8 Macro IS USM, f/6.3, ISO 320, 1/640s, 100mm

Saya berada di dekat pasar tradisional di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, dan di dekatnya banyak terdapat semak belukar. Di sanalah saya melihat belalang sembah mungil ini. Mungkin sulit dibayangkan, tapi itu hanya sekitar 15mm, hanya seukuran kuku jari Anda. Terlepas dari ukurannya, tidak sulit untuk menemukannya meskipun saat itu adalah musim kemarau ketika mereka jarang terlihat. Mungkin saya melihatnya karena saya sering memotret belalang sembah, jadi mudah bagi saya untuk menemukannya di antara tanaman. 

Saya ingat saat itu sore hari ketika saya mengambil foto ini, jadi sekeliling menjadi gelap dengan cepat. Saat itu hujan juga, dan matahari tepat di atas cakrawala. Melihat elemen-elemen ini, saya memutuskan untuk memotret belalang sembah mungil ini dengan cahaya latar EOS 5D Mark II dan EF100mm f/2.8 Macro IS USM. Hasilnya berupa siluet, dan karena saya menangkapnya dalam RAW, saya bisa mendapatkan lebih banyak detail dari foto tersebut. 

Ternyata ini menjadi salah satu foto khas saya dan sudah berkali-kali dipamerkan di Indonesia dan luar negeri. 

 

Penjaga Gerbang Astro
EOS 5D Mark II, EF100mm f /2.8 Macro IS USM, f/10, ISO 800, 1/100s, 100mm  

Jika Anda mencari laba-laba rumput, cobalah untuk mencari jaringnya yang biasanya terbentang di atas rumput. Saya sedang berada di padang rumput di Kota Banjarmasin di Kalimantan Selatan ketika saya melihatnya. Saat itu mendekati musim kemarau, dan rumput berangsur-angsur berubah dari hijau menjadi kuning.

Hal yang rumit tentang mengambil foto laba-laba rumput adalah mereka mudah ketakutan. Setelah Anda melihat jaringnya, Anda harus berhati-hati dengan gerakan Anda saat akan tengkurap di depan lubangnya untuk mencari laba-labanya. Kesabaran berperan penting dalam menangkap foto ini, karena setiap gerakan tiba-tiba dapat menyebabkan arakhnida melesat kembali ke jaringnya. Jika itu terjadi, Anda harus menunggunya untuk bergerak ke lubangnya lagi. 

Kondisi cahaya redup membuat foto ini semakin sulit karena saya perlu memastikan fokusnya tepat. Selain memegang dan mengarahkan kamera dan lensa saya ke lubang jaring, saya perlu berfokus pada pernapasan saya saat dalam posisi tengkurap, berada dalam posisi itu untuk waktu yang lama dapat menyebabkan ketidaknyamanan. 

 


Anggang-Anggang Gantung
EOS 80D, EF100mm f /2.8 Macro IS USM, f/7.1, ISO 6400, 1/250s, 100mm 

Terkadang, Anda tidak perlu keluar untuk berburu mendapatkan foto yang bagus. Momen itu yang datang kepada Anda. Itulah yang terjadi untuk gambar anggang-anggang ini, yang saya temukan di pohon di luar rumah saya. 

Anggang-anggang bisa sulit terlihat, meskipun ukurannya dua kali ukuran nyamuk. Ini dikarenakan oleh badannya yang ramping. Karena ukurannya, anggang-anggang dapat dengan mudah terombang-ambing oleh embusan angin kecil, atau kadang-kadang bahkan oleh napas Anda sendiri jika Anda bernapas terlalu keras. 

Saya perlu menutup aperture saya untuk mendapatkan lebih banyak depth of field untuk memastikan seluruh barisan anggang-anggang terlihat tajam. Tapi ini berarti latar belakangnya yang ramai dapat terlihat mengganggu. Untungnya, istri saya mengenakan gaun hitam panjang hari itu, dan memintanya berdiri di latar belakang. Dengan cahaya yang lebih sedikit, saya perlu meningkatkan ISO untuk menggunakan kecepatan rana yang cukup cepat guna mengatasi keburaman yang disebabkan oleh angin yang menggerakkan anggang-anggang. Saya juga menyetel mode frame ke Continuous untuk mendapatkan rentetan gambar. Ini membantu saya mendapatkan foto terbaik hari itu.

 


Laba-laba Kepiting Putih 
EOS 80D, EF100mm f /2.8 Macro IS USM, f/6.3, ISO 1600, 1/320s, 100mm 

Pertama kali saya melihat laba-laba kepiting, saya tidak membawa kamera saya. Jadi, ketika saya berkesempatan mengunjungi kebun penelitian botani di Kota Banjabaru di Kalimantan Selatan, saya memastikan bahwa saya membawa perlengkapan saya. 

Laba-laba kepiting terkenal sulit terlihat karena beberapa faktor. Mereka sangat kecil, dan sebagian besar tembus cahaya. Selain itu, mereka biasanya bersembunyi di antara kelopak bunga atau di bawah daun.

Kesabaran berperan penting dalam mendapatkan foto ini. Anda perlu melatih kesabaran dalam menemukan laba-laba kepiting, tetapi begitu Anda menemukannya, laba-laba itu mungkin akan dengan cepat menghindar dan menghilang dari pandangan Anda lagi. 

 

 
Semut Akrobatik
EOS 5D Mark II, EF100mm f /2.8 Macro IS USM, f/7.1, ISO 200, 1/100s, 100mm 

Rangrang adalah spesies semut yang sangat umum, dan sarangnya dapat ditemukan di dekat pohon mangga. 

Saya memiliki ide untuk membawa bunga alang-alang di dekat rangrang karena mereka dikenal suka mengatupkan rahangnya ketika sebuah benda didekatkan. 

Ada dua tantangan dalam mendapatkan foto ini. Pertama, saya perlu mendorong rangrang untuk menggigit bunga alang-alang saat saya membengkokkannya ke arah serangga. Kedua, saya harus bisa menangkap momen ini tepat sebelum rangrang membuka rahangnya dan melepaskan bunganya. 

Tantangan pertama membutuhkan sedikit keberuntungan, tetapi tantangan kedua membutuhkan kerja cepat dengan peralatan saya dan kemampuan untuk memusatkan fokus pada serangga itu dalam waktu singkat. 

Saya rasa keberuntungan ada di pihak saya. Semua elemen begitu selaras untuk foto ini yang juga menjadikan saya pemenang kategori Foto Makro untuk kontes foto 1x.com pada tahun 2017.

Apakah Anda merasa terinspirasi oleh cerita Fauzan? Tidak ada kata terlambat untuk mulai mengumpulkan cerita Anda sendiri. Jika Anda baru mengenal fotografi serangga makro, lihat apa yang perlu Anda persiapkan untuk foto pertama Anda di sini

 

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami