Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Saran & Tutorial >> Semua Saran & Tutorial

[Bagian 2] Fungsi Kamera yang Berguna untuk Komposisi

2014-10-30
0
3.7 k
Dalam artikel ini:

Komposisi dan fungsi kamera, meskipun seolah-olah tidak berkaitan, pada kenyataannya saling terkait secara erat. Jika kita mendefinisikan komposisi seperti cara gambar disusun, maka fungsi kamera merupakan teknik tersembunyi untuk membantu menekankan suasana atau gambar yang dimaksudkan oleh fotografer. Dalam artikel ini, saya akan memperkenalkan sebagian fitur yang wajib diketahui. (Ditulis oleh: Tatsuya Tanaka, Ilustrasi oleh: Atsushi Matsubara)

Halaman: 1 2

Efek “Shutter speed”: Untuk mengekspresikan "pergerakan" subjek

Sesuaikan shutter speed

Hampir semua kamera SLR memungkinkan Anda memilih shutter speed (kecepatan shutter) dari kisaran 1/4.000 hingga 30 detik (1/8,000 hingga 60 detik untuk sebagian model) dengan peningkatan bertahap. Shutter speed (kecepatan shutter) yang berbeda-beda membantu memperlebar cakupan ekspresi, seperti "membekukan" pergerakan subjek atau mengekspresikan pergerakan melalui buram gerakan. Pada beberapa contoh di sini, ayunan pohon kelapa ditangkap dengan menggunakan shutter speed lambat, yang secara efektif menyampaikan betapa kuatnya angin berhembus dari dedaunan yang tampak buram. Untuk foto ombak yang sedang berkejaran menuju pantai, dipilih shutter speed cepat, yang memungkinkan percikan butiran air direproduksi begitu jelas seolah-olah pergerakannya "dibekukan". Untuk menciptakan efek shutter speed seperti itu, Anda perlu memprediksi pergerakan subjek sebelum menyusun bidikan. Karena teknik ini menangkap momen sekilas yang tidak terlihat oleh kita secara kasat mata, maka Anda dianjurkan untuk terus memotret sampai mendapatkan bidikan terbaik.

Efek pada foto apabila shutter speed beragam

1/60 det.

Mari kita cermati, bagaimana perubahan shutter speed mempengaruhi kesan visual dengan air yang jatuh dari ketinggian, misalnya. Pada 1/1.000 detik, air tampak "beku", dan jumlah air tampak berkurang daripada yang kita lihat sesungguhnya. Secara kontras, air yang mengalir menjadi lebih buram apabila shutter speed diperlambat. Memulai dari shutter speed 1/6 detik, air tampak semakin banyak, dan lintasan pergerakan menjadi terlihat. Cobalah merefleksikan perbedaan tersebut dalam ekspresi komposisi Anda.

1/6 det.

1/1.000 det.

Ekspresikan hembusan angin yang kuat dengan shutter speed yang lambat

Bidikan pada ayunan pohon kelapa saat bulan bersinar di malam hari. Shutter speed ditetapkan ke 10 detik, yang menciptakan kadar keburaman yang memadai pada dedaunan. Kedalaman penangkapan suatu pergerakan yaitu memberikan panduan untuk ekspresi yang sesuai menurut komposisi yang dipilih.

“Bekukan” hempasan ombak dengan shutter speed cepat

Hempasan ombak yang bergejolak disebabkan oleh cuaca yang sangat buruk. "Membekukan" pergerakan ombak dengan shutter speed cepat memungkinkan saya menangkap perubahan yang tidak terlihat secara kasat mata. Di sini, saya menyusun bidikan sambil mengantisipasi ombak besar sebelum tiba, dan menunggu momen yang tepat untuk melepaskan shutter.

Saran – Cegah goyangan kamera pada shutter speed lambat

Memotret pada shutter speed lambat selalu dibarengi oleh masalah goyangan kamera. Meskipun penggunaan tripod bisa jadi cara terbaik untuk mengatasi permasalahan ini, tapi sebaiknya Anda jangan terlalu membebani tripod. Walaupun kamera dipasang pada tripod, hasil foto mungkin menjadi buram akibat getaran yang sangat halus akibat menekan tombol shutter. Selain tripod, saya menganjurkan Anda menggunakan remote shutter release (melepas shutter dari jarak jauh), yang membantu mengurangi goyangan yang tidak diinginkan, karena Anda tidak bersinggungan dengan kamera sewaktu mengambil foto.

Tripod memang paling efektif untuk mengurangi goyangan kamera, tetapi Anda disarankan untuk tidak terlalu membebaninya.

Remote shutter release wajib dimiliki, karena membantu mencegah goyangan kamera.

Efek “ISO speed”: Memberikan dukungan pada bidikan Anda dengan cara meningkatkan sensitivitas cahaya

Sesuaikan ISO Speed

ISO speed mengacu pada kemampuan kamera dalam meraba cahaya, dengan nilai lebih tinggi yang mengindikasikan level sensitivitas yang juga lebih tinggi. Dalam keadaan rendah cahaya, misalnya ketika Anda memotret nightscape atau di dalam ruangan, ISO speed yang lebih tinggi membantu mencegah shutter speed agar tidak melambat. Foto air terjun di bawah ini mengilustrasikan efek perubahan ISO speed berdasarkan level kecerahan yang konstan. Karena jumlah kecerahan tetap tidak berubah, meninggikan ISO speed akan meningkatkan shutter speed secara proporsional. Berikutnya, foto etalase ditangkap pada malam hari tanpa menggunakan flash. Dengan memilih ISO speed yang lebih tinggi untuk meningkatkan shutter speed, saya dapat menangkap bidikan dengan menggenggam kamera tanpa menghasilkan gambar yang buram akibat goyangan kamera. Bagi para pencinta snapshot, ini merupakan fitur yang amat sangat berguna. Walaupun dengan meninggikan ISO speed dapat juga menyebabkan noise yang lebih banyak, namun ada kamera yang bisa menghasilkan bidikan bebas noise hingga sekitar ISO 1600. Cobalah memanfaatkan ISO speed untuk memperluas variasi gaya pembidikan dengan menggenggam kamera.

Apa yang terjadi pada shutter speed apabila Anda mengubah ISO speed dengan aperture yang tetap konstan?

ISO 100 (0,3 det.)

ISO 400 (1/12 det.)

ISO 1600 (1/50 det.)

ISO 6400 (1/200 det.)

Jika shutter speed diubah dengan nilai aperture tetap konstan, foto yang dihasilkan akan menjadi kekurangan cahaya (underexposed) atau kelebihan cahaya (overexposed). Cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menyesuaikan ISO speed. Pada contoh di atas, ISO speed diubah dengan nilai aperture yang dibiarkan tidak berubah supaya pemandangan lain, selain air terjun tampak sama. Dengan melakukan itu, kita dapat membuat perbandingan yang jelas dari perubahan yang diamati pada shutter speed berbeda melalui ekspresi aliran air.

Naikkan ISO speed untuk mencegah goyangan kamera

Salah satu penyebab paling umum pada kegagalan bidikan kamera yang digenggam bisa disebabkan oleh goyangan kamera. Goyangan kamera sering terjadi dalam komposisi vertikal, dan bahkan lensa dengan fitur IS (Image Stabilizer) pun tidak efektif dalam mengimbanginya setiap kali. Cara lain mencegah goyangan kamera adalah meninggikan ISO speed.

Saran – Curahkan perhatian terhadap noise pada ISO speed tinggi

Walaupun karakteristik sensitivitas tinggi sudah disempurnakan dengan kemajuan teknologi, namun noise tetap ada. Noise menjadi tampak menonjol pada ISO speed tinggi yang melampaui 6400, dan pada sekitar ISO 12800, yang dapat digunakan untuk membidik langit berbintang dengan menggenggam kamera, dan kehadiran noise tidak lagi bisa diabaikan. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk mempertimbangkan ini dan memanfaatkan fitur pengurangan noise dalam menghasilkan karya Anda.

ISO 400

ISO 6400

Meskipun pemandangan malam ditangkap pada ISO 400 dan ISO 6400 tampak sama, namun noise menjadi lebih kentara saat Anda memperbesar foto. Di sini, saya memperbesar bagian gambar untuk mengilustrasikan betapa menonjolnya noise pada ISO speed tinggi.

Tatsuya Tanaka

Lahir tahun 1956, Tanaka adalah salah satu fotografer langka yang menghasilkan karya yang melintasi beragam genre secara luas, dari perspektif aslinya. Semua genre ini berkisar dari benda-benda dalam kehidupan kita sehari-hari, seperti serangga dan bunga, lanskap (landscape), bentangan langit (skyscape), dan benda-benda langit. Di samping fotografi, Tanaka juga mengembangkan pendekatannya sendiri dalam pasca proses, termasuk retouch dan pencetakan.

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami