Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Inspirations >> Photos & People

Hasrat Membara - Wawancara dengan Daryl Yeo, menemukan hasrat sejatinya - fotografi kehidupan liar

2016-05-19
2
1.88 k
Dalam artikel ini:

Sebagai penghobi, Daryl mulai menjelajahi fotografi digital pada tahun 2006. Semenjak itu, Daryl telah mengarungi berbagai genre dalam perjalanannya, sampai ia menemukan hasrat sejatinya – fotografi kehidupan liar. Untuk mendokumentasikan perilaku hewan secara artistik, Daryl telah berkelana ke berbagai lokasi nan jauh, seperti Afrika dan telah pula memenangkan beberapa medali untuk fotografi kehidupan liar karyanya. (Dilaporkan oleh Isaiah Tan)

 

T1: Bagaimana Anda memulai bidang fotografi, dan khususnya, fotografi kehidupan liar?

Daryl Yeo (D): Saya mulai sebagai fotografer karena hobi, pada tahun 2006 dan menghadiri beberapa kursus di SAFRA Photography Club. Pada tahun 2011, saya membeli lensa Canon EF500mm f/4 IS II USM dan itulah yang memulai perjalanan saya di dunia fotografi kehidupan liar.

T2: Pelajaran fotografis paling penting apakah yang sudah Anda pelajari?

D: Latihan membuatnya sempurna. Untuk setiap gambar yang bagus, kemungkinan ada ratusan gambar yang buruk. Ketika saya pertama kali mulai, tingkat keberhasilan gambar saya rendah, tetapi semakin banyak saya membidik, saya semakin percaya diri, dan gambar saya menjadi lebih baik.

 
 

T3: Sebanyak apakah yang perlu diketahui seseorang mengenai habitat dan hewan sebelum memulai fotografi kehidupan liar?

D: Untuk menemukan hewan, kita mengandalkan pada pemandu setempat. Jika Anda memahami perilaku hewan, Anda dapat merencanakan bidikan Anda alih-alih hanya sekadar bereaksi. Pengetahuan kehidupan liar membantu kita untuk bersiap-siap, dan perjalanan kita pun lebih membuahkan banyak hasil. Memahami dampak kita pada subjek, juga membantu kita untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan.

T4: Situasi kehidupan liar paling eksotis manakah yang pernah Anda jumpai?

D: Sewaktu perjalanan saya ke Kenya, kami berpapasan dengan dua ekor gajah banteng yang sedang bertarung. Secara naluri, kami berhenti untuk memotret aksi laga tersebut. Mendengar bunyi klik kamera dan keriangan kami, tiba-tiba gajah tersebut berhenti bertarung dan memandangi kami. Kami terpaku; saat itu bisa menjadi bencana kalau saja kedua gajah itu berbalik menyerang kami. Untunglah, kedua gajah itu melanjutkan pertarungannya. Saat yang membuat kami berkeringat dingin.

T5: Dapatkah Anda membahas sebagian kesulitan dalam memotret kehidupan liar?

D: Sebagai fotografer, kami sering berjuang keras untuk mendapatkan subjek yang bagus, dalam kondisi pencahayaan sempurna, berikut komposisi yang ideal. Ini sangat sulit dicapai dalam fotografi kehidupan liar. Mungkin diperlukan upaya berkali-kali sampai Anda beruntung. Tapi, apabila hal itu terjadi, sang fotografer harus sudah siap untuk memanfaatkannya. Sebagai fotografer, kita harus cepat beradaptasi dan berpikir.

T6: Ke mana saja Anda telah bepergian untuk fotografi kehidupan liar, dan manakah tempat favorit Anda, dan mengapa?

D: Hasrat saya telah membawa saya hingga ke Malaysia, Thailand dan Indonesia; juga ke lokasi yang sangat jauh di Afrika, Jepang dan AS. Afrika adalah tempat yang adiktif; saya selalu ingin kembali lagi ke sana. Keragaman hewannya tidak tertandingi, dan bahkan, jika saya kembali ke tempat yang sama, saya dapat mengamati perilaku yang berbeda.

 
 
 

T7: Manakah yang merupakan foto paling berkesan bagi Anda? Mengapa?

D: Saya mengikuti kelompok cheetah di Tanzania, pada tahun 2013. Anak cheetah yang usianya sekitar setahun, baru saja belajar berburu. Kelompok cheetah sedang santai di hadapan kami, dan anak-anak cheetah bermain di samping Jeep kami. Tiba-tiba, sang induk menangkap anak kijang, tetapi tidak membunuhnya. Anak kijang itu dilepaskan untuk dikejar oleh anak-anak cheetah. Hal ini terjadi beberapa kali, sebelum akhirnya anak kijang itu kelelahan, dan akhirnya dibunuh. Ini adalah pelajaran yang mendalam tentang bertahan hidup – baik bagi anak kijang maupun anak-anak cheetah.

 
Daryl Yeo

 

Sejak tahun 2012, Daryl Yeo telah memenangkan beberapa medali dari kompetisi fotografi internasional. Selanjutnya, pada tahun 2014, ia dianugerahi Associateship of the Royal Photographic Society (ARPS) dari Inggris. Di samping itu, ia juga dianugerahi Fellowship dari berbagai asosiasi fotografi, seperti Photographic Society of Singapore, Photographic Society of Malaysia, dan Singapore Colour Photographic Society. Di samping kehidupan liar, Daryl juga menyukai fotografi perjalanan, tarian dan olahraga. Ia adalah bagian dari tim fotografi resmi di Chingay 2012 dan 2014, serta secara sukarela menjadi fotografer dalam acara National Day Parade 2014 (Pawai Hari Nasional).

 
Isaiah Tan

 

Videografer profesional yang mencintai fotografi, Isaiah menjalankan perusahaan produksi video, bisnis video/foto pernikahan, serta sebuah bar kecil di Singapura. Ia menikmati bereksperimen dengan teknik fotografis yang berbeda-beda, dan selalu ingin belajar dan menemukan dunia lain di seputarnya.

 
 
 
Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami