Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Saran & Tutorial >> Semua Saran & Tutorial

[Teknik Lampu Kilat] Menciptakan Potret Malam Terinspirasi Pop Art

2019-03-04
5
1.43 k
Dalam artikel ini:

Menurut Anda, potret malam Anda tampak terlalu membosankan? Beginilah cara seorang fotografer menggunakan lampu jalanan, Speedlite pada kamera, dan EOS R untuk menciptakan potret malam terinspirasi pop art yang berwarna-warni seperti permen. (Dilaporkan oleh: Haruka Yamamoto, Model: Haruka Shimoyama)

Potret malam terinspirasi pop-art

EOS R/ RF24-105mm f/4L USM/ FL: 50mm/ Manual exposure (f/4, 1/100 det., EV±0)/ ISO 1250/ WB: Auto

 

1. Buat agar latar belakang sedikit berlebihan cahaya

Apabila memotret dengan lampu kilat pada malam hari, banyak fotografer tidak banyak mencurahkan perhatian pada pencahayaan yang selayaknya mereka lakukan. Satu kesalahan umum yaitu, cahaya yang ada hanya menerangi subjek potret—dan pasti hasilnya akan menampilkan pencahayaan yang tidak alami, khususnya jika latar belakang tampak gelap secara tidak proporsional.

 

Sasaran: Buatlah latar belakang terlihat lebih cerah

Latar belakang yang gelap dapat membuat bidikan terlihat polos dan hambar. Untuk membuatnya terlihat secerah mungkin, saya menetapkan ISO speed yang agak tinggi, ISO 1250. Ini membuat objek di latar belakang lebih kentara. Kiat saya adalah menerangi bidikan lebih banyak daripada biasanya supaya latar belakang terlihat lebih hidup.

 

Saran: EVF memang (biasanya) bagus untuk pencahayaan pratinjau.

Electronic Viewfinder (EVF) seperti yang terdapat pada EOS R biasanya bagus untuk membantu pemotretan pada malam hari, karena Anda dapat melakukan pratinjau dari efek pengaturan pencahayaan Anda. Di sini, fitur ini membantu saya melihat, seperti apa tampaknya latar belakang dalam bidikan yang sesungguhnya. Tetapi, karena saya menggunakan lampu kilat, maka tidak terlalu membantu saya mempratinjaukan pencahayaan untuk subjeknya. Untuk memutuskan pengaturan pencahayaan, saya melakukannya dengan cara lama—mengambil beberapa bidikan percobaan dan mempersempit opsi saya.

Menggunakan E-TTL autoflash mode membantu saya memperoleh hasil yang paling layak untuk subjek (lebih lanjut mengenai hal ini di bawah). 

Penerangan pada model baik, latar belakang gelap

Sebagian estetika terinspirasi pop-art yang saya inginkan yaitu menampilkan sang model terlihat agak dua dimensi, hampir seperti tokoh film kartun. Tetapi ini memerlukan cahaya yang terang, latar belakang yang menarik agar terlihat pas. Di sini, latar belakang terlalu gelap, yang tidak hanya menonjolkan sang model terlalu mencolok, tetapi juga membuat bidikan terlihat biasa dan tidak menarik.

 

2. Khusus untuk estetika ini: Terangi subjek secara langsung dari depan

Gunakan E-TTL II autoflash mode

Setelah saya mendapatkan pencahayaan yang ideal untuk latar belakang, saya kemudian mengerjakan penerangan untuk subjek dengan Speedlite. Untuk bidikan ini, saya menggunakan E-TTL II autoflash mode, yaitu, kamera dan Speedlite secara otomatis mengukur dan menetapkan output lampu kilat yang tepat. Cara ini relatif tidak ribet untuk mendapatkan pencahayaan yang optimal dengan lampu kilat. Jika gambarnya masih terlihat terlalu kasar, Anda bisa menyesuaikan flash compensation sebagaimana mestinya. 

Saya memiringkan head lampu kilat supaya lampu kilat menerangi subjek dari depan. Jika masih ada bayangan yang tidak wajar pada wajah model Anda, miringkan sedikit kepalanya, lalu coba lagi.

 

Pencahayaan datar tidak selalu terlihat buruk. Temukan keseimbangan

Pada pemotretan di studio, Anda jarang melihat fotografer menerangi subjek potret secara langsung dari depan—hal ini membuat seseorang terlihat datar. Tetapi untuk estetika yang terinspirasi seni pop ini, tampilan dua dimensi adalah apa yang ingin saya ciptakan, jadi saya melanjutkan dan menembakkan lampu kilat dari depan.

Hasil akhir tidak terlalu buruk, karena saya memastikan terdapat cukup cahaya di latar belakang.

Memotret sang model

Saya membidik pada jarak sekitar 2 meter dari sang model. Lampu kilat diarahkan secara langsung ke wajah sang model.

 

Tahukah Anda: Papan tanda bisa menjadi reflektor/sumber cahaya sebaran yang sangat bagus

Saya ingin agar bidikan saya menyampaikan energi kota pada malam hari, tetapi saya juga ingin agar ekspresi wajah sang model tertangkap secara jelas. Untuk bidikan di bawah, saya menggunakan cahaya dari papan tanda untuk menyinari wajah sang model.

Sang model bersandar pada papan tanda

EOS R/ RF24-105mm f/4L USM/ FL: 50mm/ Manual exposure (f/4, 1/125 det., EV±0)/ ISO 1600/ WB: Auto

Lentera yang tergantung di luar, di belakang toko terlalu terang, sehingga, di samping menggunakan E-TTL II autoflash pada Speedlite, saya juga secara manual menetapkan pengaturan pencahayaan untuk mencegah sorotan terlalu benderang. Sebaiknya selalu mengontrol pencahayaan Anda, tetapi menurut saya, bidikan ini cukup berhasil karena alasan lain: Dapat mengarahkan sang model untuk berdiri di tempat yang memberikan penerangan sekitar yang terbaik untuk dibidik.

Berikut ini sebagian saran untuk mengarahkan cahaya agar potret wajah yang Anda hasilkan tampak lebih datar:
3 Teknik Sanjungan untuk Dipelajari dari Model Profesional

 

Kesimpulan

Sebagian dari Anda mungkin cukup galau apabila memikirkan bahwa Anda harus menggunakan Speedlite. Memang perlu waktu untuk menguasainya jika Anda seorang pemula, namun, apabila Anda lakukan, akan terdapat banyak pemandangan yang berbeda-beda yang akan dapat Anda bidik. (Belum lagi manfaat lainnya.)

Cobalah menciptakan kembali estetika dengan menggunakan tipe lampu jalanan yang berbeda. Jadikan sebagai karya khas Anda, dengan memberikan sentuhan pribadi. Anda juga dapat mencoba pengaturan yang berlainan, seperti ISO lebih rendah, atau kecepatan rana yang lebih lambat, untuk melihat apa yang Anda hasilkan! Saya selalu senang menjelajahi berbagai cara untuk menciptakan potret dengan elemen yang tidak terduga, dan saya harap Anda juga senang melakukan hal yang sama.

 

Saran lainnya mengenai Membidik Potret Wajah Malam Kreatif, di sini:
Cara Menghasilkan Foto Malam yang Kreatif dengan EOS R
3 Cara untuk Menerangi Foto Anda Saat Memotret di Malam Hari dengan EOS R

Anda baru mengenal fotografi lampu kilat? Berikut ini beberapa saran agar Anda dapat mulai:
Dalam Fokus: Dasar-dasar Fotografi Flash Eksternal

 


Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi dengan mendaftar pada kami!

Jadilah bagian dari Komunitas SNAPSHOT.

Daftar Sekarang!

Mengenai Penulis

Digital Camera Magazine

Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation

Haruka Yamamoto

Lahir di Tokyo, Yamamoto adalah seorang fotografer freelance yang pekerjaannya adalah memotret untuk sejumlah media, termasuk majalah, sampul CD dan iklan. Dia juga memiliki blog sendiri, yang menampilkan berbagai posting berupa karya bidikannya dari serial fotografi yang sedang berjalan “Otome-graphy [Maiden-graphy]”, yang bertujuan menghilangkan stereotip wanita muda pada saat ini serta menanggapi berbagai masalah Yamamoto mengenai penuaan dini. Koleksi bidikan karyanya diterbitkan dalam bentuk buku pada tahun 2018.

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami