Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Saran & Tutorial >> Semua Saran & Tutorial

Memotret Bunga Sakura di Jepang: Saran Tempat Panorama & Fotografi Pro (3)

2017-04-06
3
2.61 k
Dalam artikel ini:

Di bagian ini, kami tidak hanya memperkenalkan tempat yang tersohor untuk melihat bunga sakura di Jepang, yang idealnya dikunjungi pada bulan April, tetapi juga berbagi sebagian saran fotografi mengenai komposisi, pencahayaan, multiple exposure yang akan menambah kemegahan bunga sakura. (Dilaporkan oleh: Hidehiko Mizuno, Komei Motohashi, Michiko Kaneko)

 

1: Taman Uji (Prefektur Kyoto, Honshu Barat)

Untuk menonjolkan warna bunga sakura yang pekat, pilih pencahayaan yang sesuai untuk nada warna

Lajur yang menghubungkan Pulau Tou-no-shima dan Pulau Tachibana memiliki banyak pohon sakura. Tempat ini ramai oleh pengunjung di siang hari, tetapi agak sepi setelah larut senja, dan sebagian pohon diterangi lampu. Sewaktu saya berkunjung, warna bunga sakura belum sepenuhnya pekat dan ada keseimbangan yang unik pada kecerahan antara bunga sakura dan langit, yang masih terlihat agak biru.

Pepohonan di sepanjang sungai membuat tempat itu berangin. Untuk menangkap gambar diam bunga sakura sepenuhnya, saya meningkatkan kecepatan ISO supaya dapat membidik dengan kecepatan rana yang lebih pesat. Saya membidik dengan WB yang ditetapkan ke ‘White fluorescent light’ (Cahaya lampu pijar putih) untuk mendapatkan gambar yang mendekati apa yang saya bayangkan, kemudian mengoreksi suhu warna sewaktu pasca-pemrosesan gambar RAW.

Bunga sakura ini tampak sangat pucat saat difoto di bawah sinar matahari. Warna merah muda yang pucat menjadi lebih terlihat, hanya apabila disinari dengan pencahayaan buatan. Jadi, sewaktu pasca-pemrosesan, saya menyesuaikan gambarnya untuk menonjolkan nada kemerahan pada kelopak bunga agar warnanya lebih pekat. Sumber cahaya sangat kuat, jadi saya juga menyesuaikan posisi pemotretan, memanfaatkan pilar yang menunjang bunga sakura untuk menghalangi sebagian cahaya dan melembutkan efeknya.

Gambar yang ingin saya ciptakan adalah seluruh pohon bunga sakura yang mekar sepenuhnya, cabang yang menyebar diselimuti oleh mekar bunga berwarna merah muda berkilauan, berseri di bawah naungan langit larut senja sebagai latar belakangnya. Saya memilih untuk membidik pada 35mm, dan pada orientasi lanskap dengan komposisi yang seluruh bingkainya dipenuhi pohon sakura dan keadaan di sekelilingnya. Cahaya dari atas lampu tidak cukup benderang dan tidak bisa menyinari semua bagian pohon, jadi saya menyiapkan cahaya video LED pada tripod dan menyinarinya sedemikian rupa sehingga terciptalah pencahayaan yang memenuhi kedua sisi pohon. Dengan menyinari area yang gelap oleh cahaya LED bernada hangat, saya bisa mendapatkan gambar di mana seluruh pohon diterpa cahaya nan lembut.

Jika ada fotografer lain di sekitar saat Anda akan memotret, pastikan tripod Anda tidak menghalangi jalan mereka.

EOS 5D Mark III/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 35mm/ Manual exposure (f/5.6, 0,4 det., EV±0)/ ISO 1600/ WB: 4.200K
Foto oleh: Hidehiko Mizuno/ Lokasi: Uji, Uji City, Prefektur Kyoto
Waktu penampilan terbaik: awal April/ Waktu pemotretan: 18:30

 

Lampu video LED yang berfungsi sebagai sumber cahaya tambahan

Lampu video yang saya gunakan untuk gambar ini adalah LED 130-watt dengan 800 lumens.

 

Contoh negatif: Pencahayaan langsung dari depan menyebabkan kontras yang kasar

EOS 5D Mark III/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 55mm/ Manual exposure (f/5.6, 1,6 det., EV±0)/ ISO 400/ WB: Manual
Foto oleh: Hidehiko Mizuno

Gambar ini dibidik menggunakan lampu kilat eksternal yang dipasang pada kamera. Pencahayaan langsung secara frontal membuat pagar dan alas batu tampak lebih cerah daripada bunga sakura, dan menyebabkan bayangan serta kontras yang terlihat jelas dan mengganggu.

 

2: Kastil Hikone (Prefektur Shiga, Honshu Barat)

Dengan memanfaatkan permukaan air yang bagaikan cermin, untuk memperlihatkan keindahan dalam simetris

Parit di sekeliling Kastil Hikone merupakan tempat yang bagus untuk menikmati pemandangan sakura yang sedang mekar penuh, tercerminkan pada permukaan air, baik siang maupun malam. Tetapi, untuk menangkap gambar sakura yang paling mengesankan, sebaiknya pada malam hari. Jika Anda ingin membidik secara simetris nan indah pada subjek dengan pantulannya pada air, maka Anda harus memastikan bahwa tidak ada angin sama sekali.

Untuk menciptakan kelebatan bunga sakura yang menutupi dinding batu kastil di atas parit, curahkan perhatian ke ujung tempat pertemuan dinding, karena ini akan menentukan keseimbangan gambar Anda. Jika ujung ini sedikit saja di luar pusat segitiga, proporsi gambar akan bergeser dan hasil fotonya tidak bagus.

Ada lebih banyak pohon sakura di kanan gambar, dan juga di sisi kanan tetapi di kejauhan, Anda bisa melihat menara kastil. Pastikan untuk tidak menyertakan terlalu banyak elemen dalam bingkai gambar karena itu akan mengalihkan perhatian pemirsa dari bunga sakura.

EOS-1Ds Mark III/ EF28-300mm f/3.5-5.6L IS USM/ FL: 28mm/ Aperture-priority AE (f/8, 1/15 det., EV±0)/ ISO 100/ WB: 3.500K
Foto oleh: Komei Motohashi/ Lokasi: Kastil Hikone, Prefektur Shiga
Waktu penampilan terbaik: awal April/ Waktu pemotretan: 17:30

 

Catatan:  Perhatian tidak lagi terpaku pada bunga sakura kalau Anda menyertakan menara kastil dalam bingkai

EOS-1Ds Mark III/ EF28-300mm f/3.5-5.6L IS USM/ FL: 28mm/ Aperture-priority AE (f/8, 20 det., EV±0)/ ISO 100/ WB: Manual
Foto oleh: Komei Motohashi

Pada tatanan yang sesungguhnya, menara kastil yang diterangi cahaya terlihat pada sebelah kanan di kejauhan. Menaruhnya lebih jauh di dalam bingkai, seperti pada gambar ini, akan menggeser pusat perhatian, dan karenanya akan melemahkan dampak pantulan bunga sakura dalam air.

 

3: Weeping Sakura of Shinoi (Prefektur Tochigi, Honshu Timur)

Lapiskan dua bidikan untuk menciptakan ilusi yang berlimpah

Karena saat itu tidak ada angin dan cabang bunga sakura yang mekar tidak bergerak-gerak, saya mengambil dua bidikan dengan fungsi multiple exposure: Pencahayaan pertama yang tajam, dan pencahayaan kedua yang di luar fokus dan diburamkan. Dengan melapiskan kedua pencahayaan, shidare-zakura (weeping sakura) tampak diselimuti mekaran bunga yang lebih lebat, dan bahkan terlihat bagaikan alam mimpi. Gambar diabadikan pada larut senja dengan menggunakan pencahayaan dari samping, supaya warna merah muda bunga sakura akan terlihat lebih merona.

Tempat ini dekat dengan beberapa rumah pedesaan, jadi, jika Anda akan memotret di pagi hari, cobalah melakukannya tanpa berisik. Pohon bunga sakura dikelilingi oleh sawah. Hati-hati, jangan sampai menginjak tanaman padi, meskipun tidak digenangi air. Juga, hindari berjalan pada pematang sawah.

EOS 5D Mark III/ EF100-400mm f/4.5-5.6L IS USM/ FL: 150mm/ Aperture-priority AE (f/5, 1/100 det., EV±0)/ ISO 450/ WB: Daylight
Foto oleh: Michiko Kaneko/ Lokasi: Shinoi, Utsunomiya City, Prefektur Tochigi
Waktu penampilan terbaik: awal April/ Waktu pemotretan: 17:00

 

Saran: Untuk pencahayaan pertama, gunakan kecepatan rana yang membekukan cabang pohon yang berayun ditiup angin

EOS 5D Mark III/ EF100-400mm f/4.5-5.6L IS USM/ FL: 150mm/ Aperture-priority AE (f/14, 1/13 det., EV+0,7)/ ISO 450/ WB: Daylight
Foto oleh: Michiko Kaneko

Ini adalah pencahayaan pertama. Saya mencoba meningkatkan kecepatan rana yang lebih pesat sampai saya menemukan yang bisa membekukan cabang pohon yang berayun ditiup angin. Kecepatan ini bergantung pada kekuatan angin.

Lokasi tempat:

 

1: Taman Uji (Prefektur Kyoto)
2: Kastil Hikone (Prefektur Shiga)
3: Weeping Sakura of Shinoi (Prefektur Tochigi)

Wilayah berwarna biru sudah diliput dalam Bagian 1.
Wilayah berwarna hijau sudah diliput dalam Bagian 2 (yang juga memperkenalkan tempat panorama lainnya di Kyoto)

 

Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi dengan mendaftar pada kami!

 

Mengenai Penulis

Digital Camera Magazine

Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation

Komei Motohashi

Lahir di Yokohama, Prefektur Kanagawa pada tahun 1945, Motohashi belajar tentang teknologi kamar gelap di Tokyo College of Photography. Ia sedang mengerjakan koleksi yang bertema "Breath of Nature" (Nafas Alam), yang terinspirasi dari berbagai unsur iklim dan alam yang khas di Jepang, berdasarkan perspektif alam yang ia peroleh di pegunungan.

Michiko Kaneko

Lahir di Sendai, Miyagi Prefecture, Kaneko mulai terlibat dalam kegiatan fotografi setelah kebetulan menemukan bidikan yang begitu menginspirasi di Okunikko pada tahun 1987. Ia belajar di bawah didikan mendiang fotografer terkenal, Shotaro Akiyama, sebelum menyiapkan studio foto dan menjadi fotografer freelance. Terpesona oleh aneka warna alam yang indah, ia bepergian mengelilingi Jepang dengan mengendarai mobil, untuk menangkap bidikan lanskap yang menenteramkan pada musim yang berbeda-beda serta membuat foto yang menampilkan kereta api dan lanskap. Ia adalah anggota Japan Professional Photographers Society (JPS) dan Japan Society for Arts and History of Photography (JSAHP).

Hidehiko Mizuno

Lahir pada tahun 1968 di Kyoto. Karya yang telah dirilisnya terpusat pada keindahan pemandangan, dan sejumlah kuil serta pura di Kyoto.

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami