Canon EOS 60D, EF35mm f/2 IS USM lens, f/5.0, 1/400sec, 35mm, ISO 160 by David Alexis Córdova Morales
Bagi kebanyakan dari kita, kita memahami bahwa foto jurnalistik merupakan genre fotografi yang berfokus pada acara yang terkait dengan berita, tapi sebenarnya lebih dari itu, lebih dari sekedar berada di tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat.
Apakah foto jurnalistik itu
Pada intinya, foto jurnalistik adalah proses bercerita dengan menggunakan foto sebagai media, memanfaatkan kamera untuk menangkap representasi visual dari suatu cerita. Hal ini dibedakan dari bentuk-bentuk lain dari fotografi dengan mengikuti kerangka aturan yang kaku dan etika. Yakni, cerita ini benar, dan dimaksudkan untuk diceritakan secara wajar dan objektif. Foto yang diambil dimaksudkan untuk membangkitkan emosi yang intens pada pemirsa, seperti foto korban yang selamat dari bencana atau demonstrasi kekerasan. Jurnalisme bergantung pada kata-kata dan gambar pendukung untuk mengisahkan suatu cerita, sedangkan foto jurnalistik justru sebaliknya; yang menggunakan bahasa tubuh dan ekspresi wajah untuk menceritakan suatu kisah yang tidak bisa diceritakan dengan kata-kata belaka.
Canon EOS 5D Mark II, EF100mm f/2 USM lens, f/2.2, 1/160sec, 100mm, ISO 3200 by Cornel Putan
Apa yang dibutuhkan untuk menjadi seorang wartawan foto
Menjadi seorang wartawan foto lebih dari sekedar membenamkan diri ke dalam skenario berbahaya secara acak dan memotret, mengharapkan hasil pemotretan yang baik. Seorang wartawan foto memotret peristiwa yang sedang terjadi, berarti mereka harus siap dan diperlengkapi dengan baik setiap saat. Ini adalah karir yang serba cepat yang mungkin harus sering bepergian, dan jurnalis foto ini harus siap karena mereka bisa saja memasuki wilayah yang sangat berbahaya. Untuk mendapatkan foto-foto yang hebat, jurnalis foto harus pantang mundur, dan mereka harus tidak gentar. Misalnya, jurnalis foto yang terkenal Robert Capa adalah seorang fotografer perang yang akhirnya menemui ajalnya karena cedera fatal yang dideritanya dalam perang Indocina. Mereka juga kuat, karena menyaksikan adegan yang menguras emosi setiap hari dan ini bukanlah sesuatu hal yang bisa dihadapi oleh sembarang orang.
Canon EOS 550D, EF50mm f/1.8 II lens, f/2.8, 1/320sec, 50mm, ISO 400 by Raghu Madanagopal
Selama proses pemotretan, jurnalis foto harus ingat bahwa ia wajib untuk mengutarakan kebenaran melalui fotonya, karena pemirsa bergantung pada kejujuran ini untuk memahami skenario yang ia gambarkan sepenuhnya. Foto diambill dengan ketat tanpa gangguan dari jurnalis foto, dan tanpa manipulasi selama fase pemrosesan. Beberapa orang berpendapat bahwa kehadiran seorang jurnalis foto bisa dianggap sebagai gangguan, tetapi dampak ini dapat diminimalkan melalui latihan dan waktu. Bahkan, beberapa jurnalis foto telah mengasah kemampuannya untuk menempatkan diri dalam latar belakang dengan baik sehingga subjek bahkan lupa bahwa mereka ada di sana.
Canon EOS 60D, EF35mm f/2 IS USM lens, f/5.0, 1/400sec, 35mm, ISO 160 by David Alexis Córdova Morales
Mengapa mereka melakukannya?
Sebagian besar dari kita tidak bisa membayangkan memilih jalur karir yang berpotensi penuh dengan bahaya dengan sengaja, jadi mengapa jurnalis foto melakukan apa yang mereka lakukan? Selain mampu untuk melakukan perjalanan ke seluruh dunia dan bertemu orang-orang dari berbagai latar belakang, foto jurnalistik akhirnya dapat, menjadi karir yang sangat bermanfaat, mengetahui bahwa apa yang Anda lakukan adalah membuat perbedaan untuk dunia. Kemampuan untuk mendidik orang banyak, untuk menerangkan ketidakadilan sosial dan menjadi bagian dari pembuatan sejarah - tidak ada banyak pekerjaan di dunia yang memungkinkan hal itu.
Mona Teo Profil penulis Mona Teo adalah seorang penulis yang tinggal di Singapura yang percaya bahwa tidak ada yang lebih hebat daripada kata-kata yang tertulis (kecuali kopi). Sebagai penggemar kegiatan menyelam serta jalan-jalan, semangatnya yang menyala membawanya terbang ke seluruh dunia, untuk mencari inspirasi. |