Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Saran & Tutorial >> Semua Saran & Tutorial

Teknik “Hamketsu”: Mengambil Bidikan Marmut Anda yang Bahkan Lebih Lucu!

2016-05-19
0
3.09 k
Dalam artikel ini:

Saat Anda beranggapan bahwa marmut Anda tidak bisa lebih menggemaskan lagi, ada gagasan untuk memotret marmut Anda yang bahkan lebih lucu lagi! Kami memperkenalkan foto "hamketsu”, atau foto bokong marmut. Foto semacam ini sangat populer di Jepang, dan sejumlah buku khusus yang mengulas tentang ini menjadi buku terlaris. Di sini, kami perkenalkan sebagian teknik untuk mendapatkan foto "kawaii" (menggemaskan) bokong marmut yang bundar dan berbulu. (Dilaporkan oleh: Satomi Nakashima)

 

Melihat dari sudut rendah untuk menangkap ekor marmut dan bokongnya yang imut-imut dan bundar

Sebagai makhluk hidup, marmut secara alami tidak memiliki perilaku penurut, bagaimanapun Anda menginginkannya. Terlebih lagi, dengan tubuhnya yang begitu kecil dan gerakannya yang cepat, marmut akan menguji kegigihan dan kreativitas Anda apabila Anda mencoba memotretnya.

Cara yang efektif untuk menggunakan marmut sebagai model tanpa membuatnya stres, yaitu mempertahankan sudut yang memanfaatkan ketinggian dan kesempitan. Marmut pada umumnya tidak akan melompat dari tempat yang tinggi, jadi jika Anda menempatkan marmut pada dudukan sempit sekitar 10cm di atas tanah tanpa ada ruang yang banyak untuk bergerak, marmut akan tetap diam untuk sementara. Karena dudukannya mudah dipindahkan, maka akan juga lebih mudah untuk mengarahkan bokong marmut ke arah kamera. Lebih lanjut, saya menyarankan untuk memotret pada sudut yang agak miring sedikit untuk menunjukkan bokong marmut yang lucu.

Apabila memotret dari jarak dekat pada sudut rendah, tutupi meja dengan kain putih untuk mengarahkan cahaya ke perut marmut agar tampak lebih cerah. Untuk menegaskan bokong dan ekor, tetapkan fokus yang lebih dangkal—yang bisa menghasilkan penampilan yang pas untuk bokong dan torso marmut.

EOS 5D Mark II/ EF50mm f/2.5 Compact Macro/ FL: 50mm/ Manual Exposure (f/4.5, 1/160 det)/ ISO 800/ WB: 4,800K
Dengan mengarahkan pada sudut agak rendah akan lebih memudahkan untuk menangkap bokong marmut yang lucu dan ekornya yang mungil, yang cenderung disembunyikan dari penglihatan, Ini direkomendasikan untuk membantu Anda menegaskan kebundaran dan kepadatan sisi belakangnya.

 

EOS 5D Mark II/ EF50mm f/2.5 Compact Macro/ FL:  50mm/ Manual Exposure (f/4.5, 1/160 det/ ISO 800/ WB: 4.800K
 

Barang-barang yang berguna untuk memotret
Kursi kecil berhiasan yang saya gunakan dalam pemotretan ini, dibeli dari toko perabotan. Toko perabotan, bukan hanya merupakan harta karun aksesori yang bagus untuk pemotretan, tapi juga sumber inspirasi. Cobalah menggunakan barang-barang semacam itu untuk bidikan Anda.

 

Cobalah menangkap bokong marmut yang lucu tanpa menunjukkan wajahnya!

Di sini saya menangkap marmut yang sedang mencari jalan untuk masuk ke dalam kantung jaket. Karena marmut tergolong makhluk malam, mereka cenderung gelisah di tempat terang. Jadi, saya buka saku jaket dengan tangan, dan menempatkan marmut di depannya. Marmut kemudian merangkak sendiri ke dalam saku. Hal yang penting di sini yaitu, mempertimbangkan ukuran marmut dan gunakan saku yang tidak terlalu dalam, karena marmut mungkin menjelajah masuk ke dalam saku dan bokongnya tidak akan terlihat. Teruslah berupaya menangkap pose marmut yang memperlihatkan ekornya, karena penampilan ekor pendek itu dalam gambar penting untuk menonjolkan betapa lucunya bokong marmut tersebut.

Marmut merupakan subjek kecil dan bergerak cepat, jadi hasil fotonya akan mudah buram. Pastikan untuk meningkatkan kecepatan ISO setinggi mungkin tanpa memengaruhi kualitas gambar, dan tetapkan kecepatan rana tinggi. Hal ini juga akan mengecilkan kemungkinan gambar menjadi buram jika Anda menggunakan lensa dengan panjang fokus yang pendek. Pastikan memilih lokasi yang terang dengan cahaya lembut nan alami untuk menunjukkan kelembutan bulu marmut.

EOS 5D Mark II/ EF50mm f/2.5 Compact Macro/ FL:  50mm/ Manual Exposure (f/4.5, 1/100 det/ ISO 1600/ WB: 4.800K
Kelucuan seekor marmut terkesankan dari kelembutan yang khususnya ditimbulkan oleh bentuk bokongnya yang bundar dan bulunya yang halus. Untuk menegaskan hal itu, fokuskan sebaik mungkin pada "ekspresi" yang diciptakan oleh bokong dan ekor marmut—meskipun wajahnya juga menggemaskan!

 

Pengganti saku
Benda seperti sarung tangan atau kaos kaki, juga bagus untuk tujuan ini. Berpikir kreatif, dan cobalah mencegah agar marmut tidak sampai masuk sepenuhnya ke dalam, misalnya dengan menggunakan peniti untuk memblokir lubang pada panjang tertentu.

 

Ambil bidikan bokong marmut yang begitu lucu sampai-sampai Anda seakan ingin menelannya

Di sini, saya menangkap gambar marmut yang masuk sendiri ke dalam kardus telur. Rongga kardus telur agak sempit dan cerah, sehingga kemungkinan besar, sang marmut tidak akan tinggal diam jika dibiarkan di tempat itu. Di sinilah kita bisa menggunakan umpan. Marmut memiliki kantung pipi yang besar, jadi mereka punya kebiasaan untuk menyimpan sementara makanan yang ada di depannya, di dalam mulutnya. Setelah menaruh umpan pada lokasi pemotretan, marmut akan secara diam-diam menghadapkan bokongnya ke arah Anda. Jika Anda menaruh umpan di dalam kardus telur dan menempatkan marmut pada kardus, ia akan membenamkan kepalanya ke dalam rongga untuk makan umpannya, dan selama waktu itu, Anda bisa memotretnya.

Namun begitu, apabila menyangkut soal makanan, ada makanan yang disukai dan tidak disukai marmut, jadi jika ia tidak menyukai umpan yang sudah Anda taruh di sana, marmut sama sekali tidak akan memakannya. Tentu saja, yang paling penting adalah berkomunikasi sebelum pemotretan. Cobalah terlebih dulu mengenal kepribadian marmut dan makanan kesukaannya, jadi Anda bisa asyik saat memotretnya.

Dalam foto ini, saya memfokuskan pada telur seutuhnya, dan menyempitkan aperture untuk menciptakan depth of field yang lebih besar untuk menunjukkan bagaimana marmut berbaur secara mulus dengan kardus telur. Saya menggunakan lampu kilat dengan payung dan menerangi tempatnya dari sebelah kiri belakang secara diagonal, melalui selembar kertas telusur. Saya menaruh karton reflektif putih di depan subjek untuk menciptakan cahaya.

EOS 5D Mark II/ EF50mm f/2.5 Compact Macro/ FL: 50mm/ Manual Exposure (f/13, 1/125 det)/ ISO 100/ WB: 5.000K
Menurut saya, bagian bokong marmut agak menyerupai makanan yang sudah dikenal, jadi saya ingin melakukan hal kreatif dan menangkap bidikan yang bukan saja lucu, tapi begitu lucunya sampai-sampai Anda ingin menelannya, yang dalam bidikan ini menghasilkan gambar marmut djungarian (marmut kerdil) seperti telur.

 

Perlengkapan dan penataan untuk pemotretan
Saya menggunakan kit lampu kilat profesional untuk bidikan ini, tetapi sebagai gantinya, Anda dapat menggunakan slave flash clip-on standar. Jika ini tidak menyediakan cahaya yang memadai, coba tingkatkan kecepatan ISO kamera Anda.

 

 

Satomi Nakashima

Lahir di Gifu Prefecture pada tahun 1978, Nakajima lulus dari School of Letters, Arts and Sciences I (bidang Sastra, Kesenian dan Sains) di Waseda University. Sebagai fotografer freelance, ia bertanggung jawab untuk menyediakan foto bagi sejumlah majalah dan buku, mencakup kisaran subjek yang luas, termasuk orang dan kegiatan masak-memasak. Ia menganggap fotografi hewan dan tumbuhan adalah karya hidupnya, dan tidak pernah terlihat tanpa kameranya, baik di tempat kerja maupun di rumah.

 

Digital Camera Magazine

Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.

Diterbitkan oleh Impress Corporation

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami