EOS 7D Mark II, diluncurkan setelah hampir 5 tahun pengembangannya di latar belakang, memiliki spesifikasi lebih unggul dari EOS 7D, nyaris dalam hal apa pun, yang layak dibanggakan. Kemajuan secara stabil pun bisa dicapai. Bagaimanakah berbagai fungsi yang ditingkatkan tersebut mengubah lingkungan pemotretan yang sesungguhnya? Dalam serial ini, kami akan mengupas banyak kemampuan tersembunyi EOS 7D Mark II dari delapan sudut pandang yang berlainan. Pada bagian 3 ini, kita akan membandingkan resolution (resolusi), ISO speed (kecepatan ISO), dan low-light ranging limit (batas kisaran cahaya rendah) kamera. (Laporan: Ryosuke Takahashi)
PERIKSA 4: Resolution
Apa yang dimaksudkan dengan perbedaan sekitar 2,2 megapixel itu?
Metode pengujian
Tempatkan kamera pada tripod dan pasangkan EF-S18-135mm f/3.5-5.6 IS STM serta EF70-200mm f/2.8L IS II USM ke kamera. Fokuskan pada pemandangan yang jauh, lalu bidik dengan menggunakan Aperture Priority AE pada nilai aperture yang berbeda-beda. Periksa, seberapa tinggi resolusi pada ujung wide-angle (18 mm, 70 mm) dan ujung telefoto (135 mm, 200 mm).
18mm
EOS 7D Mark II
f/3.5
f/4
f/5.6
f/8
f/11
EOS 7D
f/3.5
f/4
f/5.6
f/8
f/11
135mm
EOS 7D Mark II
f/5.6
f/8
f/11
f/16
f/22
EOS 7D
f/5.6
f/8
f/11
f/16
f/22
Jika membandingkan kualitas gambar pada 18 mm, Anda akan menemukan bahwa rincian halus gedung agak buram pada EOS 7D, tetapi sangat jelas pada EOS 7D Mark II.
70mm
EOS 7D Mark II
f/2.8
f/4
f/5.6
f/8
f/11
EOS 7D
f/2.8
f/4
f/5.6
f/8
f/11
200mm
EOS 7D Mark II
f/3.5
f/4
f/5.6
f/8
f/11
EOS 7D
f/3.5
f/4
f/5.6
f/8
f/11
Pada 70 mm, penggambaran ubin dan pepohonan direproduksi secara sangat rinci pada EOS 7D Mark II. Pada 200 mm, perbedaan dalam penggambaran tidak begitu jelas.
EOS 7D Mark II lebih baik dalam soal mereproduksi rincian halus
EOS 7D Mark II dilengkapi sensor CMOS baru dengan pixel count efektif kira-kira 20,2 megapixel. Ini lebih tinggi daripada yang dimiliki EOS 7D, yaitu sekitar 2,2 megapixel. Struktur dasar kedua sensor CMOS juga berbeda. Misalnya, EOS 7D Mark II dilengkapi sensor dual pixel CMOS AF. Karena ukuran sensornya sama, EOS 7D Mark II memiliki ukuran pixel yang lebih kecil. Sejumlah masalah juga sudah diatasi dengan memperkenalkan aperture ratio lebih tinggi dalam fotodioda, proses penyempurnaan baru dan teknologi low profile (profil rendah). Jika Anda menguji resolution (resolusi), tidak tampak perbedaan besar dalam pemotretan telefoto dengan faktor high magnification (pembesaran tinggi). Namun demikian, apabila memotret pemandangan wide-angle dengan faktor low magnification (pembesaran rendah), EOS 7D Mark II lebih baik dalam mereproduksi rincian halus dari segi kualitas gambar. Khususnya, perbaikan dalam resolution tampak nyata untuk subjek yang terdiri atas garis-garis halus.
PERIKSA 5: High ISO Speed
Apa perbedaannya dalam hal kualitas dan level noise?
Metode pengujian
Tempatkan kamera pada tripod dan pasangkan EF-S18-135mm f/3.5-5.6 IS STM ke kamera. Fokuskan pada pemandangan di latar depan, lalu bidik dengan menggunakan Aperture Priority AE (f/11) seraya mengubah ISO speed. Gunakan pengaturan default untuk berbagai pengaturan yang digunakan dalam noise reduction (pengurangan noise). Periksa level dan kualitas noise.
ISO 800
ISO 1600
ISO 3200
ISO 6400
ISO 12800
ISO 16000
Apabila memotret pada high ISO speed dengan EOS 7D Mark II, menetapkan noise reduction (pengurangan noise) ke [Standard] akan menekan colour noise (noise warna). Selain itu, fungsi [Multi Shot Noise Reduction] membuat luminance noise (bintik hitam-putih) semakin berkurang. Inilah perbedaan dalam performa yang kini hadir.
EOS 7D Mark II menghasilkan kualitas gambar high ISO speed yang jauh lebih unggul
Karakteristik dasar sensor gambar dan teknologi pemrosesan gambar menentukan kualitas gambar apabila memotret pada high ISO speed. Semua ini yang akan paling berubah kelak pada kamera digital, dan bahkan pada jangka waktu sekitar 5 tahun, ini dianggap waktu yang sangat lama. Di samping memiliki dual DIGIC 6 image processor, EOS 7D Mark II juga dilengkapi [Multi Shot Noise Reduction], membuatnya sangat berbeda dari EOS 7D. Dari segi performa dasar, EOS 7D Mark II lebih unggul daripada EOS 7D apabila memotret pada normal ISO speed 16000 yang menandingi pengaturan [Standard] ketika memotret pada ISO 6400 dengan menggunakan EOS 7D. Terlebih lagi, berkat [Multi Shot Noise Reduction], kualitas gambar bidikan yang diambil pada ISO 16000 dengan menggunakan EOS 7D Mark II sama seperti bidikan ISO 3200 yang diambil dengan menggunakan EOS 7D. Dengan kata lain, EOS 7D Mark II memiliki kemampuan sekitar dua langkah lebih tinggi secara keseluruhan dibandingkan EOS 7D.
PERIKSA 6: Low-light ranging limit
AF manakah yang bekerja lebih baik di area gelap?
Metode pengujian
Gunakan incident light meter (meteran cahaya insiden) untuk mengukur kecerahan dan tetapkan exposure dari ±0EV hingga −3.0EV. Tempelkan bagan hitam-putih pada dinding. Selanjutnya, fokuskan pada perbatasan bagan dengan central AF point (titik AF tengah) dan lakukan kisaran 10 kali pada kisaran pemfokusan infinity (tak terhingga). AF akan berfungsi dan akan mengeluarkan bunyi “beep” setelah gambar ditentukan OK. Tempatkan kamera pada tripod dan gunakan EF70-200mm f/2.8L IS II USM untuk lensanya.
AF pada EOS 7D Mark II lebih stabil, dan jarang sekali kehilangan fokus. Waktu pemfokusan juga lebih singkat dibandingkan EOS 7D, sehingga Anda dapat memfokuskan secara akurat, bahkan dari status yang sangat buram.
Perbedaan dalam kemampuan tampak nyata pada central AF point
Low-light ranging limit EOS 7D Mark II adalah −3.0EV (f/2.8 sensor) untuk central AF point, mengungguli nilai −0.5EV pada EOS 7D dan −2.0EV pada EOS-1D X. Peripheral AF points juga dapat beradaptasi dengan kecerahan −0.5EV. Angka ini juga lebih tinggi daripada EOS 7D. Setelah pengujian dilaksanakan, EOS 7D Mark II, seperti yang diperkirakan, ternyata unggul ketika memotret di area gelap, mencapai fokus sempurna sampai −2.0EV. Memang sulit untuk menduga-duga subjek, bahkan secara kasat mata pada kecerahan −3.0EV, tetapi AF pada EOS 7D Mark II mampu melakukannya dengan baik dalam kondisi tersebut. Namun demikian, untuk menghasilkan performa ini, Anda perlu menggunakan sensor f/2.8 cross-type. Oleh karena itu, lensa yang lebih cerah dari f/2.8 harus digunakan. Perbedaan nyata antara kedua kamera ini, secara jelas menunjukkan kemampuan sensor AF yang baru.
*Desain ini dihasilkan dengan menggunakan model purwarupa. Sebagai hasilnya, harap diingat, bahwa produk aktual mungkin berbeda dari segi penampilan, kualitas gambar, dll.
Lahir di Aichi tahun 1960, Takahashi memulai karier freelance pada tahun 1987 setelah bekerja pada studio foto iklan dan penerbit. Melakukan pemotretan untuk majalah besar, ia telah bepergian ke banyak penjuru dunia dari tempat kedudukannya di Jepang dan Tiongkok. Takahashi adalah anggota Japan Professional Photographers Society (JPS).