Meskipun hal yang normal untuk menggunakan tripod dalam fotografi lanskap, namun para fotografer profesional tetap menemukan berbagai cara baru untuk menggunakan tripod demi mendapatkan bidikan yang bahkan semakin baik. Simak bersama saya, saat saya memperkenalkan dua contoh, betapa kreatifnya para fotografer menggunakan tripod. (Dilaporkan oleh: Takehito Miyatake, Hirokazu Nagane)
Gagasan #1: Gunakan sudut rendah untuk mencakup dunia yang mungil dekat ke bumi
Di sejumlah hutan di Jepang, terdapat sekitar 10 spesies jamur yang bersinar dalam gelap, hampir seperti kunang-kunang di musim panas. Untuk membidik jamur ini di lokasi yang gelap, kamera harus dipasang pada tripod, dan pada sudut rendah.
Karena saya ingin menangkap sinar pada jamur-jamur ini yang tersembunyi di dalam hutan, saya menempatkan jamur yang tingginya kurang-lebih 3cm dalam bingkai, lalu mengarahkan sudut di mana kamera menghadap ke atas untuk melihatnya. Semua jamur ini, yang bermunculan dari berbagai tempat, seperti pepohonan yang layu, cenderung tumbuh dalam barisan. Oleh karenanya, untuk mengambil foto ini, saya menggunakan lensa tilt-shift (geser miring), sekaligus memfokuskan pada barisan jamur, menetapkan lensa dekat ke aperture maksimum untuk memburamkan pepohonan di latar belakang.
EOS 5D Mark III/ TS-E24mm f/3.5L II/ FL: 24mm/ Manual exposure (f/4.5, 30 det., EV±0)/ ISO 1600/ WB: 4.000K
Foto oleh Takehito Miyatake
Teknik yang berguna: Gunakan tripod dan bokeh latar depan untuk menciptakan efek pandangan dari udara
Jika Anda bisa membalikkan kolom tengah tripod dan menggantung kamera di sana (kanan bawah; saya menggunakan Gitzo), Anda bisa membidik pada sudut ultra rendah, seperti ditunjukkan dalam contoh. Terlebih lagi, apabila Anda mengombinasikan tripod seri 5 dengan kolom tengah seri 3, dan kepala tripod, Anda bisa menciptakan penataan seperti yang ditunjukkan pada sisi kiri gambar, dengan kamera diproyeksikan pada jarak yang jauh dari tripod.
Gagasan #2: Gunakan kepala tripod video dan lakukan pembidikan panning horizontal
Saya menggunakan tripod untuk bidikan panning horizontal, karena dengan cara begitu, saya tidak perlu mencemaskan tentang goyangan vertikal dan hal ini memperbaiki tingkat keberhasilan bidikan saya. Hal ini tidak menimbulkan masalah apabila memotret kereta api, karena Anda hanya perlu memfokuskan pada sinkronisasi gerakan panning dengan laju gerakan kereta api. Namun demikian, jika Anda menggunakan kepala tripod foto, mungkin ada sedikit resistansi ketika melakukan panning kamera, yang membuatnya sangat sulit untuk mempertahankan kecepatan panning yang konstan.
Jenis tripod yang digunakan, bergantung pada gaya pemotretan Anda serta jenis subjek yang Anda bidik. (Beginilah cara menemukan tripod yang tepat untuk fotografi Anda.(versi Bahasa Inggris)) Apabila melakukan panning secara horizontal, saya menggunakan kepala tripod video, yang memungkinkan Anda mengendalikan torsi panning. Favorit saya adalah Libec RH45D. Tripod ini memiliki stabilitas yang istimewa, bahkan untuk lensa super telefoto yang berat, seperti EF500mm f/4L IS II USM, dan ternyata, ini dapat memperbaiki tingkat keberhasilan bidikan saya.
EOS 5D Mark IV/ EF24-70mm f/2.8L II USM/ FL: 41mm/ Manual exposure (f/4, 1/8 det., EV±0)/ ISO 2500/ WB: Daylight
Foto oleh Hirokazu Nagane
Bidikan panning dengan kecepatan rana 1/8 det. pada bullet train (kereta peluru) yang melaju setelah matahari terbenam
Saya mengambil bidikan panning bullet train yang melintasi Chikusagawa, lokasi fotografi yang terkenal, pada jalur Sanyo Shinkansen, antara Aioi dan Okayama. Pemandangan diterangi oleh sinar redup saat langi menjadi semakin gelap pada waktu senja. Jadi, meskipun menggunakan aperture f/4 dan kecepatan rana 1/8 det., saya harus menggunakan kecepatan ISO 2500. Saya mengarahkan kamera pada bullet train yang melaju hampir 300km/jam di seberang sungai.
Teknik yang berguna: Gunakan kepala tripod video dan garis kisi-kisi dalam viewfinder untuk mendapatkan bidikan panning yang andal
Tetapkan torsi kepala tripod sehingga bisa mengimbangi laju gerakan bullet train. Kemudian, pegang kepala tripod dengan tangan kiri Anda, lalu membidik secara beruntun sekaligus menyinkronkannya dengan laju gerakan kereta api. Jangan lupa untuk menampilkan garis kisi-kisi dalam viewfinder, dan terus mengikutinya sampai ke depan kereta yang disejajarkan dengan garis vertikal pada salah satu sisinya, kanan atau kiri bingkai.
Saya memasang Libec RH45D pada tripod 4-tahap HUSKY untuk bidikan saya. Kepala tripod video ini memberikan stabilitas istimewa, bukan hanya untuk bidikan panning, tetapi juga untuk bidikan yang menggunakan lensa super telefoto yang berat. Tidak heran, kalau Anda menduga bahwa saya sangat suka menggunakannya, bahkan untuk memotret pesawat terbang dan burung liar.
Saya terus mengambil bidikan panning sambil menyejajarkan ujung depan kereta api dengan garis vertikal di sisi kanan tampilan kisi-kisi. Mengambil bidikan panning pada kecepatan rana yang pesat, misalnya 1/60 det., akan semakin memperbaiki tingkat keberhasilan Anda. Namun demikian, harap diingat bahwa, dengan melakukan itu, akan melemahkan kesan kecepatan dalam gambar akhir.
Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi dengan mendaftar pada kami!
Mengenai Penulis
Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation
Lahir pada tahun 1966 di Prefektur Osaka, Miyatake bergabung dengan produsen perlengkapan fotografis sebagai fotografer studio, setelah lulus dari Fakultas Teknik Department of Image Technology of the Tokyo Polytechnic University. Pada tahun 1995, ia mendirikan studionya, Miyatake Photo Factory di Prefektur Tokushima, tempat ia tumbuh dewasa.
Lahir di Yokohama pada tahun 1974. Setelah lulus dari Musashi Institute of Technology (Sekarang dirujuk sebagai ‘Tokyo City University’), ia belajar di bawah asuhan Mitsuhide Mashima, fotografer rel kereta api, yang juga adalah CEO Mashima Railway Pictures. Beberapa tahun belakangan ini, ia terlibat dalam menjelaskan berbagai teknik fotografi rel kereta api di majalah fotografi, dan menulis panduan fotografi rel kereta api. Ia berkeliling Jepang, mengambil foto kereta api sambil menjunjung tinggi motto, yaitu "mengambil foto yang begitu hidup sampai-sampai Anda bisa mendengar bunyi kereta, hanya dengan melihat fotonya".