Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Saran & Tutorial >> Semua Saran & Tutorial

Nightscape – Mengontrol Cahaya untuk Bidikan Indah

2014-01-09
4
5.37 k
Dalam artikel ini:

Pada siang hari menjelang malam yang kelam, dan setelah matahari terbenam, adalah saat yang paling baik bagi para fotografer. Menangkap pemandangan cahaya yang mengagumkan di taman ria atau sinar kota dengan kamera Anda. Artikel ini akan memberi tahu Anda bagaimana fotografer profesional akan menggunakan kamera DSLR, EOS 100D yang memiliki kapabilitas cahaya rendah dan ekspresi tonal. Pelajari berbagai teknik untuk bidikan nightscape yang indah. (Dilaporkan oleh: Yurika Kadoi)

Halaman: 1 2

EF-S10-22mm f/3.5-4.5 USM/ FL: 22mm/ Manual exposure (5 det., f/11)/ ISO 100/ WB: Auto

Daya tarik taman ria ditangkap pada kecepatan shutter lambat. Saya menyesuaikan kecepatan dan memilih waktu exposure yang panjang untuk menciptakan beberapa jejak cahaya dalam gambar.

Teknik 1: Mengekspresikan Jejak Cahaya dengan Kecepatan Shutter Rendah

Memprediksi pergerakan untuk menangkap jejak cahaya

Dengan tripod, Anda dapat menetapkan waktu exposure yang panjang untuk menciptakan efek mengagumkan yang tidak dapat dilihat secara kasat mata. Contohnya adalah jejak cahaya yang ditangkap dengan kecepatan shutter lambat. Cahaya lampu depan mobil dan lampu bergerak lainnya meninggalkan jejak, sementara cahaya lampu gedung akan tetap diam, menciptakan suatu dunia menarik yang hanya dapat dipersembahkan oleh fotografi malam hari. Hal penting di sini yaitu memutuskan kapan melepaskan shutter. Anda harus menyusun bidikan sebelumnya dengan mempertimbangkan bagaimana sumber jejak cahaya akan bergerak, dan shutter harus dirilis pada saat cahaya mencapai titik yang sudah ditentukan. Kecepatan shutter harus disesuaikan menurut pergerakan subjek, jadi Anda dianjurkan untuk mencoba beberapa kecepatan sebelum memutuskan mana yang akan digunakan.

Periksa lokasi

Yang penting adalah mendapatkan gagasan tentang lokasi pemotretan sewaktu hari masih terang. Dengan cara ini, Anda akan dapat melakukan pemotretan dengan mudah.

[Handheld Night Scene] membekukan gerakan

Apabila mode [Handheld Night Scene] yang dipilih, maka kecepatan ISO tinggi dan shutter speed cepat secara otomatis ditetapkan yang membekukan pergerakan subjek tanpa menciptakan jejak cahaya.

Tidak ada jejak cahaya saat pergerakan berjalan lambat

Jika subjek Anda bergerak secara lambat atau sama sekali tidak bergerak, tidak ada jejak cahaya yang dihasilkan, bahkan pada shutter speed yang lambat.

Mencegah Goyangan Kamera dengan Tripod dan Remote Switch

Menantang manual exposure

Setelah menguasai pengoperasian EOS 100D, beranikan diri Anda untuk mengambil tantangan yaitu, memotret suasana malam (nightscape). Banyak orang tampaknya mengira bahwa menangkap bidikan malam bukan pekerjaan yang mudah. Pada kenyataan, hal itu tidak sesulit yang Anda kira, setelah Anda menguasai poin-poin yang penting. Sebelum pemotretan, siapkan tripod dan remote switch agar Anda dapat menstabilkan kamera dan melepas shutter secara halus tanpa menyebabkan kamera bergoyang. EOS 100D menawarkan mode [Handheld Night Scene], yang tidak memerlukan tripod. Namun demikian, untuk menangkap pemandangan secara cantik dengan sedikit noise, Anda disarankan untuk menyiapkan tripod dan remote switch. Poin lain yang penting adalah memeriksa lokasi pemotretan sebelum menjadi gelap. Pengaturan yang direkomendasikan untuk kamera yaitu mode Aperture-priority AE dan manual exposure. Para pengguna kamera cenderung menghindari penggunaan manual exposure karena ternyata sulit menanganinya. Namun demikian, mode exposure ini ideal untuk nightscape karena tidak banyak fluktuasi di sekitar kecerahan pada malam hari. Jika Anda menggunakan tripod, gunakan ISO 100 atau 200, dan pengaturan aperture f/8 sebagai basisnya, kemudian menyesuaikan tingkat exposure dengan cara memelintir sedikit kecepatan shutter.

Pengaturan EOS 100D yang Direkomendasikan untuk Nightscape!

  • Tripod + Remote Switch
  • Aperture-priority AE atau Manual Exposure
  • Low ISO Speed
  • Fungsi Live View

Teknik 2: Menekankan Night View dengan Aspek Rasio [16:9]

EF-S18-55mm f/3.5-5.6 IS STM/ FL: 24mm/ Manual exposure (6 det., f/8)/ ISO 200/ WB: Auto

Untuk pemandangan Yokohama dari jarak jauh, saya memilih rasio aspek [16:9] untuk memotong bagian langit yang gelap gulita di bagian atas, sehingga dapat menekankan night view (pemandangan malam) dan menampakkan sepasang sejoli.

Memotong langit yang gelap

Setelah senja turun, langit menjadi sangat gelap. Hindari langit gelap agar tidak memenuhi sebagian besar komposisi, karena dapat mengorbankan suasana warna-warni pemandangan malam. Metode efektif dalam kasus ini adalah mengubah rasio aspek. Untuk gambar berorientasi horizontal, memilih [16:9] akan memotong bagian langit yang kabur di bagian atas dan daratan yang gelap di bagian bawah. Bagian atas dan bawah diselubungi pada gambar Live View, sehingga Anda dapat memeriksa komposisi sebelum membidik.

Langit hitam pekat dengan [3:2]

Dengan menampakkan sepasang sejoli di bagian depan yang tercakup dalam komposisi, tercipta ruang kosong yang besar di bagian atas dan bawah. Langit hitam pekat meninggalkan kesan berat.

Fungsi Live View yang Nyaman

Fungsi Live View khususnya berguna apabila menangkap gambar dengan menggunakan tripod. Dengan EOS 100D, Anda tinggal mengetuk titik pada layar monitor LCD untuk menentukan tempat penetapan fokus. Tampilan grid dapat juga digunakan untuk memastikan gambar Anda tampak rata.

Teknik 3: [Daylight] white balance menambah sentuhan hangat

EF-S55-250mm f/4-5.6 IS II/ FL: 65mm/ Manual exposure (1,6 det., f/11)/ ISO 400/ WB: Daylight

Saya memilih [Daylight] untuk menambah nada hangat yang menonjolkan dekorasi kawasan Pecinan Yokohama yang gemerlap.

Mencoba pengaturan white balance yang berbeda

Kesan foto malam dapat dikontrol dengan cara menyesuaikan nada warna. Untuk mereproduksi warna aslinya, pilih opsi [Auto] white balance. Namun demikian, jika tujuan Anda adalah mengekspresikan suasana tempat tersebut, cobalah menggunakan pengaturan white balance yang berbeda. Memilih [Daylight] akan meningkatkan nada jingga serta menambah kehangatan pada gambar, sedangkan [Tungsten light] dianjurkan jika Anda ingin menonjolkan suasana sejuk nada biru dan putih.

Pengaturan [Auto] akan menghilangkan keceriaan

[Auto] mereproduksi warna asli, tetapi tidak dapat mengungkapkan kehidupan jalanan yang ramai.

Gunakan [Mirror lockup] apabila Anda tidak menggunakan fungsi Live view

Meskipun Anda menggunakan tripod, getaran cermin dapat menyebabkan kamera bergoyang. Tetapkan fitur [Mirror lockup] ke [Enable] apabila Anda memotret suasana malam (nightscape) melalui viewfinder. Jika fitur ini diaktifkan, Anda harus menekan tombol shutter dua kali untuk menangkap gambarnya.

Efek pemampatan perspektif

Saya menggunakan lensa telefoto untuk memampatkan perspektif agar sumber cahaya akan tampak lebih terkonsentrasi.

Yurika Kadoi

Lahir di Toyama dan lulusan dari Fakultas Teknik, Kanazawa University, Kadoi telah bekerja untuk produsen perlengkapan listrik sebelum menjadi asisten di studio foto. Setelah itu, ia menjadi fotografer freelance, dan sekarang sedang aktif mengerjakan beragam luas karyanya dari potret hingga foto diam (still photo) untuk film.

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami