[Bagian 1] Menggunakan Subjek Sekunder untuk Menonjolkan Subjek Utama
Ketika memotret sesuatu, kesadaran akan subjek sekunder sama pentingnya dengan fokus pada subjek utama yang ingin Anda ambil. Ini karena subjek sekunder yang baik jelas akan membuat subjek utama lebih menawan. (Dilaporkan oleh: Ikuko Tsurumaki)
Halaman: 1 2
Subjek sekunder meluaskan pandangan sebuah karya
Suatu hari, saya menemukan potret seorang wanita yang ditampilkan di jendela etalase sudut jalanan, dan saya terpikir untuk menangkap wanita yang sedang menatap jalanan di luar dalam suatu gambar yang akan menyerupai suatu adegan dari film sci-fi.
Saya bidik wajah wanita itu sambil mencari posisi kamera yang memungkinkan jumlah pantulan yang tepat dari langit, pohon-pohon yang berjajar di jalan dan bangunan di sekitarnya terlihat di kaca. Meski subjek utama foto itu adalah wajah wanita, kesan mata wanita itu dan kehadirannya dapat ditingkatkan dengan secara sengaja menyembunyikan setengah wajahnya. Ini menghasilkan suasana yang membuat Anda merasa seolah-olah wanita itu melihat ke luar ke dunia surreal.
[Contoh 1]
A: (Subjek utama) Wajah wanita
B: (Subjek sekunder) Pantulan jalanan
EOS 6D/ EF24-70mm f/4L IS USM/ FL:70mm/ Aperture Priority AE(f/4, 1/800 det, EV+0,7)/ ISO 1600/ WB: Auto
Pandangan dunia yang fantastis bisa dibuat dengan mencampur dan memadukan pemandangan jalan yang tercermin dalam kaca dengan potret wanita di dalam jendela etalase.
Kuncinya terletak pada posisi kamera ketika membuat pantulan subjek sekunder, karena pantulan berubah secara substansial tergantung posisi kamera. Dalam hal ini, saya ingin menangkap pemandangan jalanan di luar yang kacau di dalam pantulan sehingga orang yang melihatnya akan merasakan suasana keramaian kota. Diperlukan kehati-hatian karena efek yang dihasilkan akan tidak lengkap jika pantulan di sekitar area rambut wanita itu terlalu samar. Karena potret wanita itu dalam monokrom, saya juga menambahkan warna pada gambar dengan memasukkan pantulan dari langit biru untuk mengekspresikan subjek utama dan sekunder dalam berbagai warna.
Atur pantulan dengan menyesuaikan posisi kamera
Saya membayangkan mengambil foto wanita yang sedang memandang ke luar dari dalam jendela etalase. Sudut pemotretan penting dalam memastikan bahwa pantulan jalanan berada pada posisi yang dikehendaki.
Gambar menjadi deskriptif jika subjek utama dipotong
[Contoh 2]
A: (Subjek utama)
B: (Subjek sekunder) Pantulan gedung
EOS 6D / EF24-70mm f/4L IS USM / FL: 57mm /Aperture Priority AE (f/4, 1/800 det, EV+0,7) / ISO 400 / WB: Auto
Contoh 2 menunjukkan bidikan close-up dari wajah wanita dengan hanya sedikit bagian bangunan yang terpantul di sudut kiri bawah sebagai subjek sekunder. Ini adalah karya deskriptif yang sangat mirip dengan duplikasi. Jika Anda tidak secara jelas membedakan apa yang dibidik sampai batas tertentu, Anda tidak akan bisa menyampaikan kedua subjek: wanita dan jalanan. Oleh karena itu, tidak seperti contoh pertama, karya ini akan memiliki nuansa yang sama sekali berbeda.
Dalam contoh kedua, sambil dengan berani menangkap wajah wanita itu secara close-up, saya juga menekankan bayangan potret. Area gelap lebih ditekankan lagi dengan memanfaatkan pantulan gelap di latar belakang. Posisi pemotretan disesuaikan sehingga pantulan tidak jatuh ke wajah. Untuk menciptakan kesan yang lebih mirip dengan fotografi jalanan, mungkin lebih baik menyertakan bingkai jendela atau secara sadar membidik gambar dari sudut miring.
Lahir di Tokyo pada tahun 1972, Tsurumaki mulai belajar fotografi saat bekerja di biro iklan, dan meniti karier fotografer yang diawalinya sebagai asisten. Pada saat ini, ia sibuk dalam berbagai kegiatan, termasuk melakukan pemotretan untuk majalah, menulis artikel, dan mengadakan ceramah serta seminar fotografi.
Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat semakin banyak seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation