Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Saran & Tutorial >> Semua Saran & Tutorial

Saran Profesional untuk Memotret dengan Tripod

2017-05-25
2
3.78 k
Dalam artikel ini:

Meskipun hal yang normal untuk menggunakan tripod dalam fotografi lanskap, namun para fotografer profesional tetap menemukan berbagai cara baru untuk menggunakan tripod demi mendapatkan bidikan yang bahkan semakin baik. Simak bersama saya, saat saya memperkenalkan dua contoh, betapa kreatifnya para fotografer menggunakan tripod. (Dilaporkan oleh:  Takehito Miyatake, Hirokazu Nagane)

Bidikan panning EOS 5D Mark IV

 

Gagasan #1: Gunakan sudut rendah untuk mencakup dunia yang mungil dekat ke bumi

Di sejumlah hutan di Jepang, terdapat sekitar 10 spesies jamur yang bersinar dalam gelap, hampir seperti kunang-kunang di musim panas. Untuk membidik jamur ini di lokasi yang gelap, kamera harus dipasang pada tripod, dan pada sudut rendah.

Karena saya ingin menangkap sinar pada jamur-jamur ini yang tersembunyi di dalam hutan, saya menempatkan jamur yang tingginya kurang-lebih 3cm dalam bingkai, lalu mengarahkan sudut di mana kamera menghadap ke atas untuk melihatnya. Semua jamur ini, yang bermunculan dari berbagai tempat, seperti pepohonan yang layu, cenderung tumbuh dalam barisan. Oleh karenanya, untuk mengambil foto ini, saya menggunakan lensa tilt-shift (geser miring), sekaligus memfokuskan pada barisan jamur, menetapkan lensa dekat ke aperture maksimum untuk memburamkan pepohonan di latar belakang.

Bidikan gambar pada sudut rendah dengan EOS 5D Mark III

EOS 5D Mark III/ TS-E24mm f/3.5L II/ FL: 24mm/ Manual exposure (f/4.5, 30 det., EV±0)/ ISO 1600/ WB: 4.000K
Foto oleh Takehito Miyatake

 

Teknik yang berguna: Gunakan tripod dan bokeh latar depan untuk menciptakan efek pandangan dari udara

Jika Anda bisa membalikkan kolom tengah tripod dan menggantung kamera di sana (kanan bawah; saya menggunakan Gitzo), Anda bisa membidik pada sudut ultra rendah, seperti ditunjukkan dalam contoh. Terlebih lagi, apabila Anda mengombinasikan tripod seri 5 dengan kolom tengah seri 3, dan kepala tripod, Anda bisa menciptakan penataan seperti yang ditunjukkan pada sisi kiri gambar, dengan kamera diproyeksikan pada jarak yang jauh dari tripod.

Tripod yang saya gunakan untuk memotret pada sudut rendah

 

Gagasan #2: Gunakan kepala tripod video dan lakukan pembidikan panning horizontal

Saya menggunakan tripod untuk bidikan panning horizontal, karena dengan cara begitu, saya tidak perlu mencemaskan tentang goyangan vertikal dan hal ini memperbaiki tingkat keberhasilan bidikan saya. Hal ini tidak menimbulkan masalah apabila memotret kereta api, karena Anda hanya perlu memfokuskan pada sinkronisasi gerakan panning dengan laju gerakan kereta api. Namun demikian, jika Anda menggunakan kepala tripod foto, mungkin ada sedikit resistansi ketika melakukan panning kamera, yang membuatnya sangat sulit untuk mempertahankan kecepatan panning yang konstan.

Jenis tripod yang digunakan, bergantung pada gaya pemotretan Anda serta jenis subjek yang Anda bidik. (Beginilah cara menemukan tripod yang tepat untuk fotografi Anda.(versi Bahasa Inggris)) Apabila melakukan panning secara horizontal, saya menggunakan kepala tripod video, yang memungkinkan Anda mengendalikan torsi panning. Favorit saya adalah Libec RH45D. Tripod ini memiliki stabilitas yang istimewa, bahkan untuk lensa super telefoto yang berat, seperti EF500mm f/4L IS II USM, dan ternyata, ini dapat memperbaiki tingkat keberhasilan bidikan saya.

Bidikan panning EOS 5D Mark IV

EOS 5D Mark IV/ EF24-70mm f/2.8L II USM/ FL: 41mm/ Manual exposure (f/4, 1/8 det., EV±0)/ ISO 2500/ WB: Daylight
Foto oleh Hirokazu Nagane

 

Bidikan panning dengan kecepatan rana 1/8 det. pada bullet train (kereta peluru) yang melaju setelah matahari terbenam

Saya mengambil bidikan panning bullet train yang melintasi Chikusagawa, lokasi fotografi yang terkenal, pada jalur Sanyo Shinkansen, antara Aioi dan Okayama. Pemandangan diterangi oleh sinar redup saat langi menjadi semakin gelap pada waktu senja. Jadi, meskipun menggunakan aperture f/4 dan kecepatan rana 1/8 det., saya harus menggunakan kecepatan ISO 2500. Saya mengarahkan kamera pada bullet train yang melaju hampir 300km/jam di seberang sungai.

Mengambil bidikan panning bullet train

 

Teknik yang berguna: Gunakan kepala tripod video dan garis kisi-kisi dalam viewfinder untuk mendapatkan bidikan panning yang andal

Tetapkan torsi kepala tripod sehingga bisa mengimbangi laju gerakan bullet train. Kemudian, pegang kepala tripod dengan tangan kiri Anda, lalu membidik secara beruntun sekaligus menyinkronkannya dengan laju gerakan kereta api. Jangan lupa untuk menampilkan garis kisi-kisi dalam viewfinder, dan terus mengikutinya sampai ke depan kereta yang disejajarkan dengan garis vertikal pada salah satu sisinya, kanan atau kiri bingkai.

Menggunakan tripod dengan kepala tripod video

Saya memasang Libec RH45D pada tripod 4-tahap HUSKY untuk bidikan saya. Kepala tripod video ini memberikan stabilitas istimewa, bukan hanya untuk bidikan panning, tetapi juga untuk bidikan yang menggunakan lensa super telefoto yang berat. Tidak heran, kalau Anda menduga bahwa saya sangat suka menggunakannya, bahkan untuk memotret pesawat terbang dan burung liar.

 

Menggunakan tampilan kisi-kisi untuk memotret bullet train

Saya terus mengambil bidikan panning sambil menyejajarkan ujung depan kereta api dengan garis vertikal di sisi kanan tampilan kisi-kisi. Mengambil bidikan panning pada kecepatan rana yang pesat, misalnya 1/60 det., akan semakin memperbaiki tingkat keberhasilan Anda. Namun demikian, harap diingat bahwa, dengan melakukan itu, akan melemahkan kesan kecepatan dalam gambar akhir.

 

Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi dengan mendaftar pada kami!

 

Mengenai Penulis

Digital Camera Magazine

Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation

Takehito Miyatake

Lahir pada tahun 1966 di Prefektur Osaka, Miyatake bergabung dengan produsen perlengkapan fotografis sebagai fotografer studio, setelah lulus dari Fakultas Teknik Department of Image Technology of the Tokyo Polytechnic University. Pada tahun 1995, ia mendirikan studionya, Miyatake Photo Factory di Prefektur Tokushima, tempat ia tumbuh dewasa.

http://miyatake-p.com/

Hirokazu Nagane

Lahir di Yokohama pada tahun 1974. Setelah lulus dari Musashi Institute of Technology (Sekarang dirujuk sebagai ‘Tokyo City University’), ia belajar di bawah asuhan Mitsuhide Mashima, fotografer rel kereta api, yang juga adalah CEO Mashima Railway Pictures. Beberapa tahun belakangan ini, ia terlibat dalam menjelaskan berbagai teknik fotografi rel kereta api di majalah fotografi, dan menulis panduan fotografi rel kereta api. Ia berkeliling Jepang, mengambil foto kereta api sambil menjunjung tinggi motto, yaitu "mengambil foto yang begitu hidup sampai-sampai Anda bisa mendengar bunyi kereta, hanya dengan melihat fotonya".

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami