Bentangan Bintang yang Mencengangkan: Memotret Pemandangan Spektakuler Bunga Cherry yang Bermekaran dan Bimasakti di Malam Hari
Apabila Anda memotret bentangan bintang, termasuk bunga atau pepohonan semusim, dapat menghadirkan perubahan dramatis pada foto yang dihasilkan. Berikut ini sebagian teknik untuk menghasilkan bidikan spektakuler yang menampilkan Bimasakti yang dibingkai oleh Bunga Cherry Bermekaran di Jepang yang tersohor. (Dilaporkan oleh: Shigemi Numazawa)
Informasi Pemotretan
Kamera: EOS-1D X
Lensa: EF16-35mm f/2.8L II USM
Panjang Fokus: 16mm
Exposure Mode: Manual
F-number: f/2.8
Shutter Speed: 30 sec.
ISO: 3200
White Balance: Auto (sewaktu pemotretan), 3.900K (selama pasca-pemrosesan)
Pengaturan: High ISO Speed Noise Reduction – Low, Long Exposure Noise Reduction – Off
Kondisi: Melacak dengan gunung khatulistiwa
Aksesori: Cahaya LED untuk penyinaran sewaktu memotret
Saran untuk menangkap pemandangan yang menakjubkan
A: Summer Triangle
B: Tingkatkan kontras untuk Bimasakti
C: Sesuaikan nada warna bunga cherry yang bermekaran
D: Ciptakan efek vinyet
Di sini, kuncinya terletak pada cara Anda mengontrol warna Bimasakti dan bunga cherry yang bermekaran, serta kontras dan keseimbangan kecerahannya. Untuk mengurangi semburat warna yang disebabkan oleh cahaya artifisial, ciptakan efek vinyet dengan menggunakan masking (penutup).
Teknik 1: Bergerak ke arah pepohonan cherry untuk menangkap lebih dekat dan tayangan yang lebih besar
Di Jepang, bunga cherry bermekaran antara pertengahan Maret dan pertengahan Mei, mulai dari selatan dan berangsur-angsur bergerak ke arah utara. Juga pada bulan Mei, Bimasakti akan terletak relatif tinggi di langit setelah lewat tengah malam. Hal ini menjadikan bulan Mei adalah saat Anda dapat menangkap pemandangan Bimasakti dan bunga cherry bermekaran yang paling spektakuler dalam satu gambar.
Sementara banyak fotografer cenderung memilih bidikan panjang untuk menyertakan penampilan pepohonan sepenuhnya, saya memutuskan untuk bergerak jauh lebih dekat, untuk menghasilkan bidikan yang menambahkan dampak yang kuat ke pepohonan cherry Someiyoshino, sekaligus menonjolkan kehadiran Bimasakti. Untuk menangkap penampilan jelas Bimasakti, harus ada sang purnama. Di sini, saya menyorotkan sinar cahaya LED yang tidak benderang selama pencahayaan untuk menerpakan cahaya pada bunga-bunga. Apabila menggunakan cahaya LED, pastikan bahwa ini tidak mengganggu fotografer lainnya yang sedang bekerja di sekitar Anda.
Teknik 2: Sesuaikan warna bunga cherry yang bermekaran dengan cahaya LED
Dalam contoh ini, saya menggunakan cahaya LED untuk menggambarkan bunga cherry yang bermekaran seperti dimaksudkan, tetapi ini dapat membuat pemrosesan gambar lebih rumit, karena perbedaan suhu warna antara langit berbintang dan cahaya LED. Untuk mengatasi masalah ini, Anda dianjurkan untuk menyesuaikan nada warna sewaktu melakukan pemotretan. Untuk langit berbintang, tangkaplah gambar langit sebagai data RAW, disusul dengan menetapkan suhu warna ke suatu nilai antara 3.500 dan 3.900K sewaktu pasca-pemrosesan. Karena suhu warna cahaya LED putih lebih tinggi, berkisar antara 5.000 dan 6.000K, yang dapat Anda lakukan adalah menempatkan filter konversi suhu warna di depan cahaya LED untuk mengurangi perbedaannya. Filter Lee yang pada umumnya digunakan untuk perlengkapan penerangan, akan ideal.
Cahaya LED yang berbeda dapat memancarkan cahaya dalam warna yang berbeda-beda.
Bidikan Buruk
Dalam contoh ini, saya mengambil bidikan tanpa mengoreksi suhu warna cahaya LED. Dengan begitu, hal ini akan menambahkan nada biru ke bunga cherry yang bermekaran. Apabila memproses gambar, saya perlu mengoreksi suhu warna dengan memilih bunga atau menentukan gamut warna.
Saran: Menangkap gambar bunga cherry yang bermekaran dengan Big Dipper (konstelasi bintang utara) di latar belakang
Di Jepang, pada malam hari di musim panas yang gerah, Anda bisa menemukan Bimasakti yang jauh tinggi di langit sebelah timur dan konstelasi Scorpius (Kalajengking) di bagian selatan. Sewaktu planet Mars berkilauan merah dan bergerak mendekati kepala "kalajengking", lihatlah ke arah barat laut dan Anda akan menemukan Big Dipper menggantung ke bawah dan bersinar cemerlang. Memadukan bunga cherry bermekaran dengan Big Dipper akan menciptakan suasana yang berbeda dari suasana Bimasakti.
EF16-35mm f/2.8 L II USM
Lahir pada tahun 1958 di Niigata, Numazawa mengkhususkan diri dalam astrofotografi dan ilustrasi astronomi. Selama ini ia telah banyak terlibat dalam proyek program TV terkait ilmiah dari NHK. Ia juga diangkat sebagai fotografer untuk National Geographic Tour dan penerima Good Life Award yang dipersembahkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (Jepang).
Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation