Alasan untuk penyesuaian secara manual dan pengubahan warna yang ditentukan sebelumnya oleh kamera adalah untuk mempermudah penyampaian pemandangan yang dilihat dan kesan yang dirasakan pada saat foto itu diambil. Exposure compensation sangat berperan di sini. Yang penting adalah mempertimbangkan level kecerahan yang tepat untuk mengimbangi pemandangan, karena gambar yang kelebihan cahaya, atau kekurangan cahaya, dapat terlihat lebih baik. (Dilaporkan oleh: Maiko Fukui)
Halaman: 1 2
Menghasilkan Warna Biru Menyegarkan
Biasanya, otak kita mengompensasi untuk pemandangan yang kita lihat menurut kesan kita sendiri dengan menumpang-tindihkannya dengan gambar dalam benak kita. Foto menunjukkan Paris di musim dingin. Karena cuaca mendung, foto dapat dengan mudah terlihat polos. Namun demikian, pemandangan yang saya lihat dan rasakan saat itu adalah suasana pagi hari di Paris yang menyegarkan. Warna merah pada rambu jalan, mantel dan topi rajut yang dikenakan oleh seorang anak yang tiba-tiba melompat ke dalam bidang tampilan saya. Untuk menciptakan kesan cerah, saya menetapkan Exposure Compensation ke +2EV. Selain itu, dengan menetapkan White Balance ke [Tungsten Light], kesan keseluruhan yang menyegarkan dan agak kebiruan berhasil tertangkap. Jika model kamera memungkinkan white balance disesuaikan secara manual, tetapkan ke kira-kira 3.000K. Selain itu, tetapkan Picture Style ke Faithful dan Saturation dalam Detail Settings [+2] untuk menonjolkan warna merah. Dibandingkan dengan foto tanpa exposure compensation, kesan yang dikemukakan oleh foto ini sangat berbeda.
Sebelum penyesuaian
EOS M / EF-M18-55mm f/3.5-5.6 IS STM / FL: 24mm / Aperture priority AE (1/1,250 det., f/4.5)/ ISO 400 / WB: Auto
Langit berawan di musim dingin yang sendu. Saya mencoba mengekspresikan pemandangan pojok jalan yang diselimuti udara dingin namun dengan cara yang menyegarkan dan menyenangkan.
Setelah penyesuaian
Menyesuaikan kecerahan dan warna dengan Exposure Compensation dan White Balance. Pemandangan awan yang terkesan berat pun menghilang, sehingga menciptakan suasana yang tampaknya dingin tetapi menyegarkan pada pagi hari di Paris, mendekati apa yang saya rasakan pada waktu itu.
Pilih [Tungsten Light] dari preset untuk White Balance.
Picture Style ditetapkan ke [Faithful] sedangkan Saturation ditetapkan ke [+2].
Jika exposure compensation belum dilaksanakan. Kesannya menjadi agak gelap dan foto tidak memberikan kesan yang menyegarkan.
Penggambaran Siluet dalam Biru
Untuk mengekspresikan siluet yang tumpang-tindih seperti keratan gambar, Exposure Compensation ditetapkan ke -0.7EV untuk menyempurnakan siluet. Karena langit saat itu berawan dan kelabu, white balance disesuaikan untuk menekankan kesan keratan gambar. Dalam kasus siluet, memang sulit untuk menyampaikan kesan yang tidak menyenangkan, meskipun dengan warna yang kuat. Tetapkan White Balance ke suhu warna paling rendah jika ini dapat disesuaikan secara manual.
Sebelum penyesuaian
EOS M / EF-M18-55mm f/3.5-5.6 IS STM / FL: 39mm / Aperture priority AE (1/60 det., f/6.3) / ISO 800 /WB: Auto
Menangkap keindahan siluet pohon dan Menara Eiffel yang tumpang-tindih bagaikan keratan gambar.
Setelah penyesuaian
Dengan negative exposure compensation, siluet cabang pohon dan menara yang diperkuat, membuatnya seakan keduanya menyatu. Warna biru pekat memperkuat kesan romantis.
White balance ditetapkan ke [Tungsten Light]. Biru (B) ditetapkan ke [5] dalam Detail Settings (Pengaturan Rincian).
Menangkap Kesan Lorong Biasa dalam warna Hijau
Tetapkan Green (G) ke level tertinggi [9] dalam Detail Settings untuk White Balance supaya dapat menangkap kesan lorong biasa. Tetapkan Exposure Compensation ke +1EV untuk menghasilkan warna hijau yang lebih menyegarkan. Tetapkan Contrast ke [-3] untuk menciptakan suasana hati yang lembut. Naikkan Saturation ke [+2] untuk juga menekankan warna papan iklan di depan.
Sebelum penyesuaian
EOS M / EF-M18-55mm f/3.5-5.6 IS STM / FL: 55mm / Aperture priority AE (1/60 det., f/5.6) / ISO 400 / WB: Auto
Saya dikejutkan oleh pemandangan yang tiba-tiba dari sekian banyak tumbuhan saat memasuki lorong belakang di Paris. Itulah sebabnya saya berusaha mereproduksi warna hijau yang jelas, yang saya lihat saat itu.
Setelah penyesuaian
Saya berhasil menangkap suasana hati dan ketenangan di lorong yang penuh dengan kehijauan. Itulah suasana hati yang membuai mata.
G ditetapkan ke [9] sedangkan White Balance tetap pada AUTO.
Lahir pada tahun 1983 di Osaka. Fotografer. Secara aktif terlibat dalam majalah dan fotografi iklan, penulisan buku, lokakarya fotografi dan sebagainya.