Tergantung cara penggunaannya, opsi multiple-exposure pada EOS 6D memungkinkan untuk menghasilkan ekspresi fotografis artistik. Pada bagian selanjutnya, saya akan memperkenalkan teknik untuk memanfaatkan fitur ini. (Dilaporkan oleh: Teppei Kouno)
Kalkulasi Exposure Tidak Diperlukan pada [Average]
Fitur multiple-exposure yang menghasilkan gambar dengan cara menggabungkan exposure yang berbeda-beda, adalah teknik ekspresif yang secara hebat memperluas kreativitas foto Anda. EOS 6D dilengkapi dengan dua jenis multiple exposure, [Additive] dan [Average]. Berikut ini, saya akan menjelaskan berbagai cara untuk memanfaatkan multiple exposure dengan menggunakan opsi [Average]. Pada umumnya, gambar menjadi lebih cerah apabila exposure yang berbeda saling tumpang-tindih sehingga penggunanya harus mengurangi exposure secara manual. Beginilah cara kerja opsi [Additive]. Sementara itu, pada pengaturan [Average], kamera secara otomatis menentukan kecerahan optimal menurut jumlah exposure yang dikombinasikan, sehingga memungkinkan fotografer berkonsentrasi pada pemilihan subjek dan proses penggabungan tanpa terlalu mencemaskan soal exposure. Bagi mereka yang tertantang oleh fitur ini untuk pertama kali, [Average] adalah opsi yang lebih mudah untuk digunakan.
Poin utama untuk menggunakan fitur multiple-exposure terletak pada materi foto, atau dengan kata lain, subjeknya. Dengan sendirinya, akan lebih mudah untuk menggabungkan gambar yang sederhana. Pilihan ideal adalah subjek yang tidak terlalu berdampak. Selain itu, subjek yang merupakan tema dengan definisi yang baik, juga membantu dalam menghasilkan gambar yang dimaksudkan. Contohnya, Anda menciptakan efek khayalan dengan menumpangkan bunga, orang, hewan atau subjek lainnya dengan latar belakang yang bersahaja. Namun demikian, untuk materi yang bermotif bersih, Anda juga harus mencurahkan perhatian pada komposisinya. Mengubah posisi subjek secara signifikan akan mengubah kesan pada foto. Harap juga diingat bahwa subjek hitam (gelap) dapat dipantulkan lebih efektif dalam gambar daripada subjek putih (cerah), dan ini khususnya seperti itu dalam kasus siluet. Anda dapat menciptakan dunia yang tidak umum dengan membiarkan gambar berbeda tampak menonjol dari area bayangan.
Tumpang-tindih subjek dengan motif yang terdefinisi baik
EF17-40mm f/4L USM/ FL: 40mm/ Aperture-priority AE (1/640 det., f/5.6)/ ISO 400/ WB: Auto
Materi dengan warna dan bentuk sederhana serta tema yang terdefinisi baik, sangat mudah ditangani dalam fotografi multiple-exposure. Namun demikian, perhatian harus tercurahkan pada bagaimana gambar tersebut saling tumpang-tindih. Dalam contoh ini, saya menonjolkan kedua bidikan untuk menciptakan efek simetris, yang menambah sentuhan mempesona pada gambar yang dihasilkan.
Tumpang-tindih yang tidak sesuai menghasilkan keseimbangan yang buruk.
EF17-40mm f/4L USM/ FL: 40mm/ Aperture-priority AE (1/800 det., f/5.6)/ ISO 400/ WB: Auto
Trotoar aspal di paling kanan pada gambar pertama menghasilkan komposisi yang berserakan dalam bidikan multiple-exposure. Cara kedua bidikan ini saling tumpang-tindih, juga tidak menarik. Walaupun EOS 6D dapat mengombinasikan hingga sembilan bidikan maksimum, tapi sebaiknya hanya dua bidikan yang Anda tumpang-tindih pada awalnya, kecuali Anda memang tahu persis apa yang Anda inginkan.
Menciptakan area gelap untuk menimpa gambar kedua.
EF85mm f/1.2L USM/ FL: 85mm/ Aperture-priority AE (1/4,000 det., f/4.5)/ ISO 100/ WB: Auto
Dalam fotografi multiple-exposure, akan lebih mudah untuk menumpangkan gambar kedua dengan area bayangan gambar pertama. Di sini, punggung gunung ditangkap dalam siluet gelap, dan saya tumpangkan padanya bidikan yang menampilkan pasir di pantai. Hasilnya adalah gambar yang menyerupai pantulan lanskap dalam air. Dengan area bayangan segelap yang diilustrasikan pada bidikan pertama, gambar kedua akan menonjol dalam relief tajam setelah kedua gambar digabungkan.
Gambar kedua tidak menonjol jika area bayangan gambar pertama tidak cukup gelap
EF17-40mm f/4L USM/ FL: 40mm/ Aperture-priority AE (1/640 det., f/5.6)/ ISO 400/ WB: Auto
Gambar dasar yang tidak cukup gelap tidak memungkinkan exposure kedua menonjol dalam bidikan multiple-exposure. Dalam contoh ini, bidikan lanskap kedua nyaris terlihat dalam foto yang dihasilkan. Dengan EOS 6D, Anda dapat menggunakan gambar RAW sebagai exposure pertama dalam gambar multiple-exposure. Logikanya, ini akan bagus untuk menangkap foto seperti siluet pada contoh di atas sebagai gambar RAW sehingga kedua gambar dapat dengan mudah digunakan sebagai materi untuk bidikan multiple-exposure selanjutnya.
Lahir di Tokyo pada tahun 1976. Belajar di bawah asuhan fotografer Masato Terauchi sesudah lulus dari Meiji Gakuin University, Kouno bekerja sebagai fotografer independen sejak 2003.
http://fantastic-teppy.chips.jp