Fotografi Tarian: Mengekspresikan Kecantikan Gerakan dan Emosi Tarian bukan sekedar memotretnya
Tarian bisa membuat foto indah mencengangkan, tetapi bukan rahasia lagi bahwa memotret pertunjukan tari sangat menantang: Membingkai, mendapatkan fokus dan melepaskan rana pada saat yang tepat, semuanya harus dilakukan sekaligus memastikan pencahayaan terbaik dengan penerangan yang tersedia. Bagi Bernie Ng, salah satu fotografer tarian dan seni pertunjukan yang paling produktif, hal ini bukan sekedar tentang menangkap aksi pertunjukan, tetapi juga keindahan dan emosi yang menuntun ke pergerakannya. Bernie berbagi sejumlah saran tentang cara dia menghasilkan bidikan ekspresif yang indah. (Foto oleh: Bernie Ng)
EOS 5D Mark III/ EF24-70mm f/2.8L II USM/ Manual exposure (f/2.8, 1/250 det.)/ ISO 2500/ WB: Auto
“Pure” oleh T.H.E Dance Company (2016)/ Koreografi: Kuik Swee Boon/ Para Penari: Anthea Seah & Wu Mi
1. Mengatur pencahayaan
Mendapatkan pencahayaan yang tepat mungkin aspek paling menantang dari fotografi pertunjukan tari. Penerangan panggung bisa sangat ekstrem, tetapi karena fotografi dengan menggunakan lampu kilat biasanya dilarang, Anda harus memanfaatkan sebaik-baiknya penerangan yang tersedia, yang juga berbeda pada setiap pertunjukan. Bernie menyarankan hal berikut:
Gunakan lensa aperture besar
Hal ini akan memungkinkan penerangan yang mencukupi mencapai sensor kamera, sehingga Anda dapat mempertahankan kecepatan ISO serendah mungkin untuk meminimalkan noise yang kentara. Idealnya, perlengkapan Anda harus mencakup:
- Lensa sudut lebar untuk mengambil bidikan seluruh panggung
- Lensa zoom telefoto untuk close-up.
Pelajari lebih lanjut mengenai lensa aperture besar dalam artikel berikut ini:
Dasar-Dasar Lensa #9: Lensa Aperture Besar
Membidik secara manual, atau menggunakan kompensasi pencahayaan dengan mode Av atau Tv
Kondisi panggung bisa cepat sekali berubah, dan Anda tentu ingin mempertahankan sebagian pengendalian pada pengaturan pencahayaan Anda. Bernie memilih untuk membidik dalam manual mode, karena memungkinkannya untuk menyesuaikan pengaturannya dengan lebih baik. Tetapi, jika Anda memilih untuk menggunakan mode semi-automatic (semi otomatis), Bernie menyarankan untuk menggunakan exposure compensation (kompensasi pencahayaan) untuk mendapatkan pencahayaan yang sesuai.
Bagi para pemula, aperture-priority (Av) mode mungkin lebih mudah untuk mengawali: Cukup dengan menetapkan aperture maksimum, dan kamera akan memberi Anda kecepatan rana yang secepat mungkin tanpa menghasilkan gambar yang kekurangan cahaya. Shutter-priority (Tv) mode memberi Anda kendali atas kecepatan rana, tetapi ini juga bisa agak menyulitkan untuk mendapatkan pencahayaan yang memadai.
Shutter Speed (Kecepatan Rana): Ketahui yang Anda butuhkan
Pertimbangkan berbagai faktor, seperti jenis tarian, koreografi, dan macam bidikan yang ingin Anda hasilkan. Bernie memilih kecepatan rana 1/250 detik, yang ia sesuaikan bilamana perlu. Contohnya, dia memutuskan untuk menggunakan rana lambat jika menurutnya hal ini akan menambah penggambarannya.
EOS 5D Mark III/ EF24-105mm f/4L IS USM/ Manual exposure (f/4.0, 1/13 det.)/ ISO 800/ WB: Auto
“Giving” oleh Frontier Danceland (2015)/ Koreografi: Adrian Skjoldborg
Dengan menggunakan rana lambat, dapat menambah kedinamisan dan menghidupkan komposisinya. Kata Bernie tentang bidikan ini: “Kalau saya membekukan gerakan, bidikan mungkin terlihat agak biasa.” Bernie memutuskan untuk menggunakan kecepatan rana lambat untuk menciptakan buram gerakan, mempertahankan fokus pada sang wanita penari. Hal ini mengisi ruang kosong dan menambahkan pergerakan pada gambar.
Saran profesional: Jika Anda memiliki akses ke kru panggung dan perancang penerangan…
Meskipun Anda tidak perlu mengetahui secara detail mengenai penyiapannya, kru panggung dan perancang penerangan bisa memberikan wawasan atas apa yang bisa diperkirakan. Biasanya, Bernie menanyakan tentang bagaimana penyiapan penerangannya, dan apakah akan ada penerangan apa pun yang ekstrem.
Gagasan kreatif: Penerangan Strobo bisa menjadi peluang sangat bagus!
EOS 5D Mark III/ EF70-200mm f/4L IS USM/ Manual exposure (f/4, 1,3 det.)/ ISO 320/ WB: Auto
“Planet Romeo”/ Dipersembahkan di DiverCity, sebagai bagian dari M1 Contact Contemporary Dance Festival (2015)/ Koreografer & Penari: Daniel Kok
Sebagian pertunjukan melibatkan penerangan strobo, yang bisa menyebabkan Anda meluputkan bidikan jika Anda tidak siap saat kesempatan itu muncul. Namun demikian, jika Anda sudah mempersiapkan diri dan menanggapinya cukup cepat, bisa jadi hal itu merupakan kesempatan untuk mengumbar kreativitas. Untuk bidikan ini, Bernie membuat keputusan cepat, memperlambat rana dan menciptakan efek stroboskopik.
2. Menari bukan hanya sekedar beraksi
EOS 5D Mark III/ EF24-105mm f/4L IS USM/ Manual exposure (f/4, 1/400 det.)/ ISO 12800/ WB: Auto
The Ordinary Man oleh T.H.E Dance Company (2014) dipersembahkan oleh Huayi - Chinese Festival of Arts, Esplanade - Theatres on the Bay/ Koreografi: Wu Yi-San & Kuik Swee Boon
Banyak orang memikirkan bidikan sambil melompat kala menyebutkan fotografi tarian, tetapi, dalam keadaan senyap pun, hal ini juga bisa menjadi dramatis. Saat menangkap momen tersebut, Bernie mengatakan bahwa ia mencurahkan perhatian secara khusus pada:
Garis-garis indah dan pose yang benar
Belajar mengenali, apa yang berhasil dan apa yang tidak berhasil Semua ini bisa berbeda untuk genre tarian yang berlainan. Namun demikian, Anda tidak perlu harus memiliki latar belakang tarian untuk mengambil bidikan yang bagus—pada umumnya ini berkaitan dengan naluri estetika yang baik. Membuat para penari terlihat bagus.
Wajah para penari
Sebagian besar tarian adalah menyampaikan pemikiran dan perasaan kepada penontonnya. Bernie mencoba menangkap ekspresi emosi dan wajah yang sesuai untuk koreografi. Di sini, memang akan membantu kalau mengetahui tentang koreografi, sebelum Anda membidik! Ekspresi wajah yang menggugah dari para penari dalam bidikan di atas, mencerminkan sifat komedi koreografi, yang terinspirasi oleh Chineese crosstalk (seni pertunjukan komedi tradisional Tiongkok).
Perhatikan bidikan yang menampilkan penari mengedipkan mata atau tatapan kosong dan tidak fokus (kecuali, itu adalah bagian dari koreografi)—Anda mungkin ingin menyaring bidikan semacam itu.
Saran profesional: Bersikap peka terhadap bidikan yang akan terlihat
Ingat, bahwa kamera Anda bisa menangkap berbagai hal yang tidak bisa dilihat secara kasat mata: Saat menjepretkan kamera, secara tidak terhindarkan, Anda mungkin menangkap bidikan yang sangat tidak bagus. Bersikaplah secara peka dan hati-hati ketika memilih bidikan untuk diserahkan (jika Anda sedang melakukan tugas). Dapatkan izin dari penari atau sanggar tari bilamana diperlukan, khususnya jika Anda berbagi gambar di media sosial, situs web, atau di mana pun, di tempat umum.
3. Foto tarian tidak harus menampilkan seluruh tubuh
EOS 5D Mark III/ EF24-70mm f/2.8L II USM/ Manual exposure (f/2.8, 1/100 det.)/ ISO 400/ WB: Auto
“Pallavi in Time” Oleh Chowk Productions (2017)/ Koreografi: Raka Maitra
Close-up pada wajah atau detail lainnya dapat juga membuat gambar menjadi sangat menggugah.
“Kaki sangat penting untuk koreografi, dan banyak sekali gerakan hentakan kaki,” pada bidikan di atas, kata Bernie seraya mengingatnya. Bernie ingin mengambil bidikan close up pada gelang yang menghiasi tumit kaki sang penari. Bidikan berhasil dengan baik, karena penerangan juga terfokus pada kaki sang penari. “Kalau saya mengambil bidikan secara normal, tubuh bagian atas akan terbalut dalam kegelapan.”
Bonus: Jika Anda memang menginginkan bidikan lompatan…
EOS 5D Mark III/ EF24-105mm f/4L IS USM/ Manual exposure (f/4, 1/250 det.)/ ISO 5000/ WB: Auto
“Schubert Symphony” oleh Singapore Dance Theatre (2016)/ Koreografi: Choo-San Goh
Bidikan lompat, memerlukan ketepatan waktu: "Kalau Anda melihat lompatan, artinya Anda terlambat membidik". Untuk mendapatkan waktu yang tepat, Bernie menyarankan untuk tidak terlalu mengandalkan burst shooting. Sebaiknya, pelajari, kapan menekan tombol rana. Kadang kala, memang dimungkinkan untuk mendapatkan petunjuk dari musik, atau Anda mungkin dapat mengenali, kapan para penari bersiap untuk melompat. Memang, mungkin perlu sering melakukan uji-coba, tetapi keterampilan Anda sebagai fotografer akan meningkat karenanya.
Hal lain untuk diperhatikan
1. Anda harus menanggapi secara sangat cepat
Berbagai hal di panggung terjadi secara cepat, dan Anda perlu mengantisipasi momen tersebut dan menanggapinya secara naluri demi mendapatkan bidikan yang diinginkan. Akan membantu kalau:
- Memiliki kamera yang cepat tanggap seperti EOS seri 5D atau EOS-1D X Mark II. EOS 7D Mark II juga merupakan pilihan yang bagus jika Anda baru memulai, tetapi, lambat-laun Anda tentu ingin juga menangkap detailnya yang hanya bisa dilakukan oleh sensor full-frame.
- Menguasai berbagai fungsi kamera dan konfigurasinya secara naluri. Menyesuaikan berbagai tombol untuk akses cepat.
- Gunakan back-button focus. Hal ini membuat pemotretan lebih efisien, karena Anda tidak perlu melakukan refokus setiap kali setelah menekan tombol rana.
- Dapatkan pengalaman yang sangat banyak. Sering melakukan latihan, akan membantu Anda berpikir lebih baik dan cepat.
- Seringlah menonton pertunjukan tari meskipun Anda tidak memotretnya. Hal ini membantu Anda menguasai pengaturan waktu dan estetika. Di samping itu, akan lebih mudah mengapresiasi tarian itu sendiri apabila Anda melihat dan mengalaminya melalui mata Anda sendiri—bukan melalui lensa!
2. Menaruh rasa hormat kepada mereka yang ada di atas panggung, dan para penontonnya
Memang mudah dihanyutkan perasaan sesaat, tetapi jangan mengabaikan penonton dan para penari di atas panggung.
Lakukan…
- Hanya membidik apabila diperbolehkan
- Matikan lampu merah fokus AF
- Matikan lampu kilat Anda
Jangan Lakukan…
- Terlalu dekat ke para penari. Ini bisa mengganggu jika Anda (atau lensa telefoto besar) menyusup ke ruang mereka, terutama karena kemungkinan mereka memiliki kesadaran tinggi mengenai ruang saat menari.
- Menghalangi pandangan penonton.
3. Dan yang tak kalah penting, hormati para penari
Para penari bekerja sangat keras untuk menyempurnakan seni tari mereka, dan tanpa itu, Anda tidak akan memiliki gambar yang bagus.
- Bayangkan, bagaimana kira-kira mereka ingin dipotret. Tampilkan mereka dalam penerangan terbaik, dan hasil jerih payah mereka.
- Ingatlah untuk selalu menyanjung para penari dan koreografer dalam bidikan Anda. Anda dapat melihat, bahwa kami telah melakukannya untuk artikel ini!
- Menjalin hubungan dengan subjek Anda. Menonton lebih banyak tarian, atau ikut kelas tari jika Anda suka! Tatkala apresiasi Anda untuk subjek terus tumbuh, hal ini bisa tercerminkan dalam bidikan yang Anda ambil. “Ketika saya memotret para penari, seakan-akan saya sedang menari bersama mereka melalui lensa saya,” kata Bernie.
Rentang karier para penari memang pendek. Foto Anda atas diri mereka yang sedang melakukan pertunjukan tari di atas panggung yang mereka kuasai, mungkin merupakan satu-satunya rekaman dari berbagai momen berharga tersebut. Jadi, ambillah foto yang akan menghadirkan kebahagiaan dan membangkitkan kembali kenangan mereka nan indah.
Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi dengan mendaftar pada kami!
Jadilah bagian dari Komunitas SNAPSHOT.
Daftar Sekarang!Mengenai Penulis
Bernie Ng adalah fotografer utama untuk sekian banyak sanggar tari dan seni pertunjukan besar di Singapura, seperti Singapore Dance Theatre dan T.H.E Dance Company, juga berkolaborasi secara rutin dan memotret kelompok seni dari berbagai disiplin yang berbeda-beda. Dia juga memotret untuk Esplanade - Theatres on the Bay apabila ada sejumlah artis/seniman dan sanggar tari internasional yang berkunjung ke Singapura. Karyanya telah dipublikasikan di berbagai majalah tari skala internasional, seperti Dance Europe. Melalui fotografi tarinya, Bernie berharap dapat menciptakan gambar untuk, dan dengan para penari yang akan menghadirkan kebahagiaan dan kenangan manis mereka.
Situs web: www.MsBernPhotography.com
Instagram: @msbern