Ulasan Kebolehan EOS-1D X Mark II Bagian 1: Akurasi Fokus dan Performa Pelacakan AF Mencengangkan
EOS-1D X Mark II baru dan lebih baik, memiliki sejumlah kemajuan dalam teknologi pemotretan yang layak dibanggakan. Bagaimana keunggulannya dari segi kemampuan pelacakan AF, khususnya pada kamera profesional yang banyak diburu? Mari ikuti saya saat mengujinya di lapangan, dan ketahui lebih lanjut dalam serial artikel ini yang memuat kesan pertama saya sebagai fotografer profesional. Di Bagian 1, saya akan berbagi tentang performa pemotretan beruntun dan pelacakan AF kamera. (Dilaporkan oleh: Gaku Tozuka)
EOS-1D X Mark II memiliki panjang fokus setara 1000mm yang mengenali wajah burung liar
“Jadi, kami sudah sejauh ini….”
Inilah pendapat saya sejujurnya setelah melakukan uji-coba EOS-1D X Mark II.
Saya diminta oleh Departemen Editorial mengunjungi Akan International Crane Centre untuk memotret beberapa burung bangau dan elang ekor putih. Tempat ini dipilih karena mereka berpendapat bahwa saya dapat sepenuhnya menunjukkan kemampuan kamera ini. Moto saya adalah memotret dalam kondisi yang seekstrem mungkin. Saya memasangkan 2x extender pada EF500mm f/4L IS II USM, dan membidik dengan panjang fokus 1000mm.
EOS-1D X Mark II adalah flagship jajaran EOS DSLR. Saya menguji kamera di medan yang tangguh, kondisinya membeku pada pertengahan musim salju di Hokkaido.
Menangkap burung bangau dan elang ekor putih dengan lensa super telefoto EF500mm f/4L IS II USM profesional. Bayangkan saja berbagai kemungkinan apabila digunakan bersama dengan EOS-1D X Mark II.
Dengan Extender EF 2x III, Anda dapat menggunakan lensa EF dua kali lipat panjang fokus setara. Meskipun ini artinya bahwa f-number aperture maksimum menjadi berlipat ganda, namun EOS-1D X Mark II juga menawarkan hingga 61 titik AF (termasuk 21 titik tipe-silang) yang dapat fokus dengan fluks cahaya f/8, sehingga Anda tidak perlu cemas ketika melakukan pemotretan dengan AF.
Bahkan, dengan fluks cahaya f/8, EOS-1D X Mark II menawarkan hingga 21 titik tipe silang, dan juga mendukung AF Zona serta Pemilihan AF Otomatis hingga 61 titik. Pada umumnya, apabila Anda memasangkan extender, maka, semakin tinggi level pembesarannya, semakin sulit menempatkan subjek Anda dalam viewfinder, jadi bidik dengan tangan sebisa mungkin, supaya Anda dapat mengatasi gerakan apa pun yang terjadi tiba-tiba.
Anda pun akan melihat hasilnya yang mengagumkan.
Tidak saja Anda harus menjaga fokus yang tajam, tetapi juga mengikuti subjek yang bergerak. Bahkan dengan 2x extender dipasangkan, Anda harus memastikan bahwa subjek selalu dalam fokus, sekaligus waspada dengan gerakan apa pun yang tiba-tiba serta perubahan dalam kecepatan.
Apabila menggunakan Large Zone AF (AF Zona Besar) pada model terdahulu dengan subjek yang dekat, besar kemungkinan fokus akan menggelincir ke ujung sayap burung bangau dalam kondisi semacam itu. Namun demikian, pada EOS-1D X Mark II, dengan adanya perbaikan pada fungsi pelacakan subjek, EOS iTR AF, Anda dapat menjaga fokus pada wajah sang bangau yang akan terbang, dan mempertahankan fokus, meskipun saat Anda melacaknya.
EF500mm f/4L IS II USM+EXTENDER EF2× III/ FL: 1.000mm /Manual Exposure (f/11, 1/3.200 det)/ ISO 1600/ WB: Auto/Large Zone AF
Performa AF mencengangkan, yang menaklukkan kondisi pemotretan yang ekstrem
Kekhasan kamera terbaru yaitu, kamera bereaksi terhadap kabut panas apabila akurasi AF ditingkatkan. Namun demikian, apabila memotret dengan burst kecepatan tinggi, Anda pasti dapat menangkap bidikan yang tidak terpengaruhi oleh kabut panas. Saat melihat hasil bidikan tersebut, saya tercengang oleh ketajaman gambarnya. Mungkin, saya dapat menghasilkan ini berkat gabungan kemampuan prosesor gambar DIGIC 6+, kemampuan pelacakan subjek yang sudah diperbaiki dari EOS iTR AF baru yang sangat diakui, serta AI Servo AF III.
Pada kamera ini, pemotretan burst kecepatan tinggi dimungkinkan hingga 14 bidikan per detik. Ketika saya menggunakan kartu kompatibel CFast 2.0, tidak ada status "busy" (sibuk), bahkan ketika merekam secara simultan sejumlah bidikan dalam format RAW+JPEG (Large/Fine). Dengan ini, bisa dibilang bahwa fotografer telah terbebaskan secara tuntas dari berbagai stres yang biasanya terkait dengan pemotretan beruntun.
Lahir pada tahun 1966 di Aichi, Tozuka mengembangkan minatnya dalam fotografi ketika ia masih di bangku sekolah lanjutan atas, dan mulai memotret lanskap alam serta hewan liar. Pada usia 20, ia begitu menghayati pemotretan burung liar setelah, secara tidak sengaja menangkap burung pelatuk dalam fotonya. Ia sudah merilis sejumlah besar karyanya di media, seperti majalah, buletin, buku, kalender dan acara TV.
http://happybirdsday.jp/Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat semakin banyak seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation