Wawancara dengan Fotografer Selebritas Hajime Kamiiisaka (1): Dari Eksekutif Perusahaan Rekaman ke Fotografer Pro
Fotografer selebritas, Hajime Kamiiisaka telah memotret konser live dan sampul album untuk banyak artis yang akrab dengan para penggemar budaya pop Jepang, misalnya AKB48, Nana Mizuki, Momoiro Clover Z, dan Kyary Pamyu Pamyu. Terkenal untuk fotografi konser live, portofolionya berkisar luas yang juga menyertakan bidikan fashion dan sampul album. Apa yang mendorong Kamiiisaka melakukan peralihan karier di tengah jalan? Apa filosofinya di balik bidikan foto, dan apa nasihat yang ia miliki bagi para fotografer profesional yang bercita-cita tinggi? Kita akan mengetahui dalam Bagian 1 dari wawancara 2-bagian ini.
Momoiro Clover Z/ Momoiro Clover Z/ DOME TREK 2016/ Gambar oleh Hajime Kamiiisaka
Selama ini, Kamiiisaka berada di jajaran depan ragam genre yang luas, telah memiliki reputasi yang mapan dalam fotografi konser live serta fotografi fashion, sampul album, dan sebagainya. Namun demikian, ia memiliki latar belakang yang agak unik, menjadi fotografer pada usia 30, setelah bekerja di perusahaan rekaman (record label) selama bertahun-tahun. Dalam Bagian 1 wawancara ini, ia berbicara tentang peralihan kariernya dan penghayatannya untuk fotografi konser.
Fotografer Kamiiisaka, yang selama ini berada di jajaran depan genre fotografi yang beragam, seperti fashion, konser live, dan sampul album.
Dari pengalaman di New York, hingga menjadi eksekutif perusahaan rekaman, kemudian menjadi fotografer pro
- Anda beralih karier ke fotografer pada usia 30. Sejak kapan Anda tertarik dalam fotografi? Selain itu, apakah ada seorang fotografer yang memengaruhi Anda?
Kamiiisaka: Saya mulai mengambil foto ketika saya berusia sekitar 20 tahun. Saya mengambil banyak sekali snapshot (jepretan foto) menggunakan kamera film saku. Saya bercita-cita menjadi seorang penari ketika saya masih muda, dan pada usia itu saya juga menjual pakaian, jadi saya sering pergi ke New York pada tahun 1990-an. Selama jangka waktu itu, saya melihat semacam, iklan Calvin Klein dan majalah Vogue, dan saya dapat mengalami sendiri kedahsyatan fashion dan fotografi. Saya terpengaruhi oleh sejumlah fotografer pada waktu itu, seperti Peter Lindbergh, Terry Richardson, dan Bruce Weber.
- Anda tidak langsung menjadi fotografer setelah itu, tapi malahan bekerja untuk perusahaan rekaman, bukan?
Kamiiisaka: Saya bekerja di Epic/Sony Records selama 10 tahun, sebagai promotor serta di divisi produksi desain. Alasan saya menjadi fotografer pada usia 30 tahun, karena selama saya bekerja, dan saya terlibat dalam menghasilkan sampul album serta video musik, saya menjadi tertarik untuk mengambil sendiri foto-foto itu. Pernah satu kali, saya menggunakan kamera perusahaan untuk mengambil sejumlah bidikan di balik layar, selama pembuatan film video musik oleh sang sutradara Wong Kar Wai, dan hasilnya ternyata bagus. Semua orang senang dengan hasil bidikan saya, dan bahkan, saya diberi tahu bahwa saya sebaiknya menjadi seorang fotografer.
Kamiiisaka muda (kedua dari kanan) di New York, tahun 1992.
- Apakah ada keraguan saat berhenti dari pekerjaan Anda di perusahaan rekaman dan menjadi fotografer?
Kamiiisaka: Tidak, saya tidak ragu. Sudah waktunya saya mencari tantangan baru. Selain itu, saya sudah terlibat dalam suasana ini selama sekian banyak tahun dan memahami pekerjaan seorang fotografer. Kebetulan, JFKK saat itu sedang mencari asisten, jadi saya bekerja bersamanya selama 4 setengah tahun. JFKK terkenal akan fotografi fashion, tetapi saya tidak memiliki minat yang secara khusus kuat dalam genre itu.
Setelah saya juga menghabiskan waktu di industri musik, dan seseorang menyarankan saya untuk mencoba fotografi konser live, maka, saya menjadi seorang fotografer. Nah, secara kasar, separuh pekerjaan saya adalah fotografi fashion dan separuh lainnya, fotografi konser live.
*JFKK: Fotografer fashion. Pada saat ini aktif di bawah nama Keisuke Fukamizu.
Sampul album yang diciptakan menggunakan foto oleh Kamiiisaka. Ia aktif dalam beragam luas genre, termasuk fotografi fashion dan konser live.
Ada saat-saat khusus yang hanya bisa dilihat oleh seorang fotografer
Nana Mizuki/ NANA MIZUKI LIVE THEATER 2015 –ACOUSTIC-/ Gambar oleh Hajime Kamiiisaka
- Dapatkah Anda menceritakan, bagian terbaik saat memotret konser live?
Kamiiisaka: Saya sendiri menyukai bidang hiburan, dan fotografi itu sendiri sangat menggembirakan. Apabila Anda terlibat (dalam pemandangan suasana hiburan) sebagai fotografer, aspek yang menyenangkan dari pekerjaan itu adalah, dapat secara bebas bergerak ke sekeliling tempat konser live digelar.
Ketika saya masih lebih muda, saya melakukan banyak hal secara gegabah karena saya ingin mengambil foto yang bagus, dan sebagai hasilnya, saya mengalami berbagai macam kegagalan. Pernah satu kali saya ditegur keras karena terjatuh ke dalam lubang lift toaster pop-up di belakang panggung yang gelap. Bahkan, hal-hal semacam itu adalah pengalaman.
Saya berpendapat, bahwa foto bukan sekadar gambar, tetapi juga menangkap suasana pada saat itu. Sebagai fotografer, kami menangkap momen khusus yang tidak terlihat oleh para penonton di tempat pertunjukan. Meskipun bisa secara fisik sangat menuntut pada suasana semacam itu, namun inilah kepuasan tertinggi apabila para artis menyukai karya saya, dan ketika saya dapat mengambil bidikan yang lebih baik, yang melampaui harapan saya sendiri. Itulah bagian terbaik pekerjaan ini.
Berani menantang diri sendiri. Memiliki pengalaman adalah jalan pintas menjadi seorang profesional
- Apakah Anda punya nasihat bagi mereka yang mungkin suatu hari kelak ingin menjadi seorang fotografer, seperti Anda?
Kamiiisaka: Jika saat ini Anda bekerja di bidang yang berbeda, maukah Anda menceburkan diri dan melakukan peralihan karier? Banyak orang di seluruh dunia yang ingin menjadi fotografer, jadi, jika Anda mencoba melakukan fotografi sambil mengerjakan yang lainnya, upaya Anda hanya separuh matang. Seperti yang Anda perkirakan, mereka yang bekerja dalam fotografi 24/7 memiliki keuntungan. Saya berhenti dari pekerjaan saya yang terdahulu. Meskipun saat itu adalah masa yang tidak stabil dalam hidup saya, namun saya gembira bahwa saya dapat menghabiskan semua waktu saya untuk mengerjakan fotografi. Selain itu, alih-alih belajar di sekolah fotografi, sebaiknya Anda keluar dan menelusuri lapangan. Anda akan mengalami hal-hal yang tidak bisa Anda pelajari sambil duduk di ruang kelas.
Anda bisa memulainya hanya dengan satu kamera dan lensa. Saya juga memulainya hanya dengan satu lensa zoom standar. Saya masih menemukan foto yang saya ambil di masa lalu yang memiliki dampak, dan saya sangat menyukainya. Mulailah dengan mengambil foto yang memuaskan Anda, dengan menggunakan perlengkapan yang Anda miliki. Setelahnya, Anda bisa memperoleh lensa lainnya. Kuasai kamera Anda sampai Anda bisa dibilang dapat mengoperasikannya dengan mata tertutup, sehingga Anda akan mampu menangkap momen sekilas seperti yang Anda maksudkan. Dengan kata lain, langkah pertama adalah membiasakan diri dengan satu kamera. Itulah cara pintas untuk meningkatkan keterampilan.
Set perlengkapan minimum yang digunakan Kamiiisaka untuk penggunaan pribadi. Ia mengatakan, "Anda tidak membutuhkan perlengkapan khusus apa pun. Yang lebih penting adalah mendapatkan pengalaman dengan satu kamera dan lensa." Kamera: EOS 5D Mark III/ Lensa: EF85mm f/1.2L II USM
Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi dengan mendaftar pada kami!
Hajime Kamiiisaka akan mengadakan seminar di Bangkok tanggal 20 & 21 Agustus sebagai kaitan dengan Anime Festival Asia (AFA) Thailand 2016.
Detail sebagai berikut:
Judul Seminar
Hidup saya sebagai fotografer fashion dan konser live
Tempat
Siam Paragon Expo, Seminar Room 4 (sama seperti tempat AFA)
Tanggal/Waktu
Sabtu, 20 Agustus 2016: 14.00 – 15.00
Minggu, 21 Agustus: 14.00 – 15.00
RSVP: AFA.Canon.Seminar@gmail.com
1. Harap tunjukkan tanggal preferensi Anda dalam subjek
2. Harap tunjukkan nama Anda dan detail kontak dalam pesan
Ruang terbatas untuk 50 peserta pertama.
Untuk pertanyaan, silakan menghubungi SOZO Asia, baik melalui Facebook atau situs resminya.
Masuk kerja di Epic/Sony Records pada tahun 1993, bergabung dalam divisi produksi desain setelah mendapatkan pengalaman sebagai promotor dan dalam bidang A&R. Tahun 2002, ia keluar dari perusahaan untuk menjadi asisten seorang fotografer fashion JFKK, sebelum memutuskan mengambil tugas fotografi untuk dilakukannya sendiri. Semenjak itu, ia telah aktif, terutama dalam bidang fashion komersial, film, musik dan seni visual.