Meskipun lensa zoom pada saat ini sedang jaya-jayanya, lensa prime pun terus menikmati popularitas yang sudah mengakar secara dalam. Meskipun memiliki focal length tetap, lensa prima membanggakan kualitasnya yang mengatasi kerugian ini, yang sebagian di antaranya adalah "efek bokeh", "gambar bebas goyangan" dan "penggambaran yang tajam". Berikut ini, saya akan memfokuskan pada "efek bokeh" lensa prima, dan menjelaskan teknik-teknik tentang bagaimana teknik ini digunakan untuk menangkap potret, genre populer dalam fotografi. (Dilaporkan oleh: Ryosuke Takahashi)
EOS 5D Mark II/ EF50mm f/1.4 USM/ Aperture-priority AE (1/500 det., f/2.0)/ ISO 100/ WB: Daylight
Merekomendasikan penggunaan EF50mm f/1.4 USM
Dengan mempertimbangkan jarak pemotretan dari subjek potret, saya memilih EF50mm f/1.4 USM, yang memiliki jarak pemfokusan terdekat sekitar 45cm. Dengan aperture diturunkan ke f/2, saya memburamkan bentuk manusia dan benda lainnya di latar belakang secara moderat, sementara mengaktifkan suasana lokasi untuk disampaikan. Dengan memanfaatkan manual focus (MF), saya dapat menetapkan fokus pada mata kanan, yang tidak tercakup oleh titik AF.
Menggunakan Bokeh untuk Menonjolkan Tema Utama
Langkah 1 Tetapkan mode pemotretan ke Av
Putar tombol Mode Dial agar sejajar dengan Aperture-priority AE (Av) mode. Pada semi-auto mode (mode semi otomatis), fotografer menentukan nilai aperture (f-number), sementara pengaturan lainnya, termasuk shutter speed (kecepatan shutter), ditentukan secara otomatis oleh kamera. Salah satu fitur Av mode yaitu, Anda dapat mengontrol jumlah bokeh dengan mudah. Ini adalah mode untuk digunakan jika Anda menekankan pada bokeh, karena nilai aperture tidak berbeda dengan perubahan kecerahan subjek, dan exposure yang sesuai ditentukan oleh mengganti pengaturan seperti shutter speed.
Langkah 2 Tetapkan focus mode switch (tukar mode fokus) ke "MF".
Pilih manual focus (MF) untuk pemfokusan. Selama pemfokusan manual, Anda bebas menetapkan fokus pada titik mana saja sementara Anda melihat melalui viewfinder. Ini berfungsi baik dalam fotografi potret, di mana fotografer harus berkeliling untuk menyusun bidikan yang berbeda-beda dengan fokus yang ditetapkan secara akurat pada mata subjek potret. Selain itu, dengan memasang lensa prima yang cerah dengan nilai aperture kecil yang maksimum, gambar viewfinder yang cerah dapat diperoleh dan memungkinkan Anda untuk mengecek fokus dengan mudah.
Langkah 3 Pegang kamera erat-erat
Untuk memperoleh fokus yang persis, saya menyandarkan kedua siku saya pada meja untuk menstabilkan kamera. Saya juga mencurahkan perhatian ke area dalam fokus, dan memanfaatkan meja putih sebagai reflektor untuk memantulkan cahaya. Lingkungan sekitar juga digunakan secara efektif ketika memotret, seperti menyertakan cahaya tangkapan di mata subjek sementara menyesuaikan kecerahan wajahnya.
Langkah 4 Tetapkan fokus setelah menentukan komposisi
Saya melihat melalui viewfinder untuk menentukan komposisi, dan menetapkan fokus secara akurat pada mata kanan. Pada nilai aperture f/2, yang juga dekat dengan nilai aperture maksimum lensa prima, depth of field (kisaran fokus yang dapat diterima) lebih dangkal daripada yang Anda perkirakan. Oleh karena itu, Anda harus punya gambaran yang jelas tentang bagian mata mana untuk menetapkan fokus yang Anda inginkan.
Langkah 5 Mengontrol jumlah bokeh dengan sudut wajah
Apabila memotret tubuh bagian atas dari subjek potret dengan menggunakan lensa prima beserta f-number kecil, sedikit perubahan pada orientasi wajah akan mengubah posisi bokeh dan menghasilkan kesan yang dramatis. Dalam contoh ini, dua bidikan diambil dari jarak yang sama. Di tampilan depan, seluruh wajah, khususnya mata dan bibir, tampak berada dalam fokus. Apabila wajah dimiringkan ke samping, separuh wajah akan buram secara signifikan. Dalam fotografi potret, Anda juga dianjurkan untuk mempertimbangkan bagaimana posisi efek bokeh bervariasi dengan sudut pemotretan, selain mengubah depth of field, atau kisaran fokus yang dapat diterima.
Kolom: Mempelajari perubahan dalam penggambaran nada kulit dengan f-number
f/1.4
f/2.8
f/5.6
f/8
Dalam contoh ini, EF50mm f/1.4 USM digunakan untuk menangkap bidikan close-up wajah dari jarak dekat. Fokus ditetapkan pada mata kiri. Apabila f-number kecil, maka, hanya mata yang ada dalam fokus, sedangkan sebagian besar kulit diburamkan, sehingga memberikan kesan lembut pada seluruh gambar. Seiring dengan peningkatan f-number, kisaran fokus yang dapat diterima menjadi lebih besar, dan nada kulit tampak lebih tajam. Jika kita melihat keempat bidikan, seluruh wajah tampak jernih hanya pada f/8, sedangkan rambut di latar belakang tetap buram. Pada general landscape (lanskap umum) dan snap shot (jepretan), misalnya, mungkin banyak yang memiliki kesan, bahwa seluruh gambar, hasilnya akan tajam pada f/8. Namun demikian, foto yang ditangkap dari jarak dekat, seperti potret, kisaran fokus yang dapat diterima, ternyata sempit, bahkan apabila f-number-nya besar. Walaupun Anda mungkin tergoda untuk memotret pada nilai aperture maksimum ketika menggunakan lensa prima dengan f-number kecil, kemungkinan besar akan menghasilkan gambar yang tidak fokus. Oleh karena itu, untuk bidikan potret yang diambil dari jarak dekat, pilih f-number yang sesuai dan ingat, bahwa efek bokeh yang cukup dapat diperoleh meskipun aperture diturunkan.
Lahir di Aichi tahun 1960, Takahashi memulai karier freelance pada tahun 1987 setelah bekerja pada studio foto iklan dan penerbit. Melakukan pemotretan untuk majalah besar, ia telah bepergian ke banyak penjuru dunia dari tempat kedudukannya di Jepang dan China.