Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Saran & Tutorial >> Semua Saran & Tutorial

Fotografi Arsitektural #1: 3 Konsep Dasar

2016-12-15
6
5.39 k
Dalam artikel ini:

Bangunan—adalah subjek umum fotografi, entah itu merupakan karya arsitektur modern yang indah, atau bangunan megah yang sarat sejarah. Dalam tiap bagian dari serial 4-artikel ini, bersiaplah untuk mempelajari berbagai teknik yang berbeda-beda untuk menangkap foto arsitektur. Bagian 1 memperkenalkan dasar-dasar fotografi arsitektur, menggunakan foto yang diambil di sekitar area Tokyo Station di distrik Marunouchi, Tokyo, yang terkenal banyak gedungnya yang dipengaruhi oleh arsitektur Barat klasik. (Foto oleh: Takeshi Akaogi, Diedit oleh: Etica)

EOS 6D/ EF24-70mm f/4L IS USM/ FL: 44mm/ Aperture-priority AE (f/8.0, 1/40 det., EV+0,7)/ ISO 250/ WB: Auto
Kondisi pemotretan: Cerah tetapi berawan/ Lokasi: Mitsubishi Ichigokan Museum, Marunouchi, Tokyo

 

Periksa pengaturan kamera Anda

Apabila memotret fasad bangunan, tentunya Anda ingin bisa menangkap gambar seluruh bangunan secara tajam. Kami sarankan agar Anda menggunakan mode Aperture-priority AE dan menggunakan f-number pada sisi yang agak sempit (misalnya f/5.6), yang tidak hanya akan menyelesaikan masalah resolusi yang lebih lemah dalam perifer gambar, tetapi juga membuat cahaya perifer apa pun yang menerpa (vinyeting) tidak akan begitu mencolok. Jika menangkap bidikan close-up pada sebagian bangunan, menggunakan mode Aperture-priority AE, juga memungkinkan Anda untuk memperlebar aperture untuk menciptakan efek bokeh di latar belakang foto dengan lebih berdampak. (Kami akan menunjukkan kepada Anda, cara melakukannya di Bagian 3 serial ini.)

Seyogianya tidak akan ada masalah untuk menggunakan pengaturan Auto White Balance (AWB). Model kamera baru memiliki kemampuan AWB yang istimewa, dan bisa menggambarkan warna-warni nyaris sama persis seperti yang dilihat secara kasat mata dengan performa yang jarang terpengaruhi oleh masalah cuaca atau subjek.

 

Konsep dasar 1: Perhatikan cakrawala Anda

Apabila memotret arsitektur, yang sangat penting adalah memastikan cakrawala berada pada horizontal yang sesuai. Jika tidak, foto akan terlihat tidak stabil bagi pemirsanya. Untuk memeriksa cakrawala, tampilkan kisi-kisi di monitor/viewfinder LCD sewaktu Anda membidik.

Gambar dengan cakrawala yang lurus terlihat jernih dan terkomposisi dengan baik, dan karenanya dapat lebih baik menyampaikan struktur bangunan yang indah, seperti foto di bawah ini.

EOS 6D/ EF24-70mm f/4L IS USM/ FL: 59mm/ Aperture-priority AE (f/4.0, 1/50 det., EV±0)/ ISO 500/ WB: Auto
Kondisi pemotretan: Cerah tetapi berawan/ Lokasi: Mitsubishi Ichigokan Museum, Marunouchi, Tokyo

 

EOS 6D/ EF24-70mm f/4L IS USM/ FL: 24mm/ Aperture-priority AE (f/5.6, 1/250 det., EV+1)/ ISO 200/ WB: Auto
Kondisi pemotretan: Cerah tetapi berawan/ Lokasi: Meiji Yasuda Seimei Building, Marunouchi, Tokyo

 

Cara menampilkan kisi-kisi
Tekan tombol MENU DAN PILIH OPSI “Grid display” (berbeda-beda, tergantung model kamera).

 

Konsep dasar 2: Gunakan exposure compensation (kompensasi pencahayaan) untuk menyesuaikan kecerahan

Di samping itu, apabila Anda memotret dalam mode manual exposure (M), kamera akan secara otomatis menetapkan kecerahan (pencahayaan) bagi Anda. Namun demikian, hal ini tidak serta-merta menghasilkan gambar yang memiliki kecerahan yang sama seperti yang Anda lihat secara kasat mata—terkadang, Anda menghasilkan foto di mana area yang semula cerah, sekarang terlihat gelap, dan sebaliknya.

Untuk menghasilkan gambar yang lebih mendekati menggambarkan kondisi sesungguhnya, dan dengan begitu memberikan menghadirkan bangunan yang lebih akurat, manfaatkan fungsi exposure compensation. Di ruangan yang terang dengan banyak cahaya putih, gunakan kompensasi positif; dan dalam ruangan yang lebih gelap, kompensasi ke negatif.

 

Sebelum (Tanpa exposure compensation)
Karena lokasi ini terang, kamera secara otomatis menetapkan pencahayaan yang lebih gelap, sehingga menghasilkan gambar yang gelap secara keseluruhan.

EOS 6D/ EF24-70mm f/4L IS USM/ FL: 24mm/ Aperture-priority AE (f/5.6, 1/15 det., EV±0)/ ISO 200/ WB: Auto
Kondisi pemotretan: Terang dan di dalam ruangan/ Lokasi: Tokyo International Forum, Marunouchi, Tokyo

 

Setelah (Exposure compensation +2)
Dengan menggunakan exposure compensation positif, akan menghasilkan gambar yang terlihat lebih cerah, yang jauh lebih menyampaikan pemandangan sesungguhnya seperti yang dilihat oleh mata.

EOS 6D/ EF24-70mm f/4L IS USM/ FL: 24mm/ Aperture-priority AE (f/5.6, 1/60 det., EV+2)/ ISO 200/ WB: Auto
Kondisi pemotretan: Terang dan di dalam ruangan/ Lokasi: Tokyo International Forum, Marunouchi, Tokyo

 

Sebelum (Tanpa exposure compensation)
Karena lokasinya gelap, kamera secara otomatis menetapkan pencahayaan cerah, yang menghasilkan gambar yang cerah.

EOS 6D/ EF24-70mm f/4L IS USM/ FL: 35mm/ Aperture-priority AE (f/4.0, 1/30 det., EV±0)/ ISO 3200/ WB: Auto
Kondisi pemotretan: Gelap dan di dalam ruangan/ Lokasi: Mitsubishi Ichigokan Museum, Marunouchi, Tokyo

 

Setelah (Exposure compensation -2)
Memotret dengan menggunakan exposure compensation negatif, akan menghasilkan gambar yang lebih gelap, yang jauh lebih menyampaikan pemandangan sesungguhnya seperti yang dilihat oleh mata.

EOS 6D/ EF24-70mm f/4L IS USM/ FL: 35mm/ Aperture-priority AE (f/4.0, 1/30 det., EV-2)/ ISO 3200/ WB: Auto
Kondisi pemotretan: Gelap dan di dalam ruangan/ Lokasi: Mitsubishi Ichigokan Museum, Marunouchi, Tokyo

 

Cara menetapkan exposure compensation
Putar Quick Control Dial ke arah “+” apabila Anda ingin pencahayaan yang lebih cerah, dan ke arah “-” jika ingin pencahayaan yang lebih gelap.
*Pengoperasian aktual mungkin berbeda, tergantung pada model kamera.

 

Konsep dasar 3: Gunakan komposisi asimetris

Apa pun yang Anda foto, entah itu seluruh bangunan atau hanya sebagian bangunan, perhatikan komposisinya. Satu komposisi yang bisa Anda gunakan untuk menyoroti desain bangunan yaitu, komposisi simetris, yang memberi kesan ketertiban dan juga meninggalkan kesan yang luar biasa—sempurna untuk fotografi arsitektur.

EOS M/ EF-M55-200mm f/4.5-6.3 IS STM/ FL: 100mm (setara dengan 160mm dalam format 35mm)/ Aperture-priority AE (f/5.6, 1/160 det., EV +1,3)/ ISO 250/ WB: Auto
Kondisi pemotretan: Cerah tetapi berawan/ Lokasi: Tokyo Station (Marunouchi Exit), Tokyo

 

EOS 6D/ EF24-70mm f/4L IS USM/ FL: 24mm/ Aperture-priority AE (f/5.6, 1/40 det., EV+0,7)/ ISO 2500/ WB: Auto
Kondisi pemotretan: Gelap dan di dalam ruangan/ Lokasi: Meiji Yasuda Seimei Building, Marunouchi, Tokyo

 

EOS 6D/ EF24-70mm f/4L IS USM/ FL: 24mm/ Aperture-priority AE (f/5.6, 1/40 det., EV+0,3)/ ISO 3200/ WB: Auto
Kondisi pemotretan: Terang dan di dalam ruangan/ Lokasi: Tokyo Station, Marunouchi, Tokyo

 

Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi dengan mendaftar pada kami!

 

 

 

EF-M55-200mm f/4.5-6.3 IS STM

Klik di sini untuk rincian selengkapnya

 

Takeshi Akaogi

 

Sebagai fotografer, Akaogi terutama bekerja untuk majalah dan menulis buku yang memperkenalkan fotografi dan berbagai saran praktis. Ia juga mengajar di lokakarya fotografi.

http://www.flipphoto.org

 

Etica

 

Tim di balik layar majalah kamera Jepang “Camera Biyori” serta sejumlah buku lainnya. Juga mengatur berbagai acara dan menjalankan “Tanoshii Camera School”, sekolah fotografi.

https://etica.jp

 

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami