Gunung Fuji - gunung di Jepang yang tersohor di seluruh dunia, menampilkan wajah yang berbeda-beda pada waktu yang berlainan sepanjang tahun. Dalam artikel ini, kami akan memperkenalkan bidikan panorama Gunung Fuji yang ditangkap dengan menggunakan EF24-105mm f/4L IS USM oleh seorang fotografer profesional yang selama ini mengejar penampilan pesona yang berbeda dari gunung ini. (Dilaporkan oleh: hashimuki)
Penampilan Gunung Fuji yang secara indah diabadikan pada musim yang berlainan
Saya mulai memotret Gunung Fuji bukan karena saya terinspirasi oleh kepingan karya tertentu, maupun terkesan oleh pemandangan gunung ini. Alih-alih, alasan saya sangat sederhana, karena ini adalah subjek fotografis paling tersohor di negara ini, dan kebetulan terletak di Shizuoka, kampung halaman saya.
Di waktu lalu, pada umumnya saya memotret bunga dan lanskap kampung halaman saya. Gunung Fuji hanyalah subjek sekunder, karena saya berpendapat bahwa dengan mengandalkan pada subjek yang sudah jelas, tidak akan membantu memperbaiki keterampilan foto saya. Pada waktu itu, bayangan saya mengenai fotografer alami adalah seseorang yang menentukan subjek utama dan menggunakan imajinasinya untuk menangkap bidikan yang pasti.
Namun demikian, sewaktu melakukan pemotretan Gunung Fuji, lambat-laun saya mengapresiasi kehadirannya yang mempesona sebagai bagian dari alam semesta. Contohnya, saya akan menangkap perubahan dalam warna Gunung Fuji pada musim yang berlainan sepanjang tahun, dan penampilan yang berbeda dari awan di sekeliling gunung. Sesekali, saya menyertakan aneka bunga yang selalu tampak berbeda setiap tahun, atau menangkap Gunung Fuji yang disinari matahari, bulan, Bima Sakti, atau saat matahari terbit dan terbenam. Begitu banyak daya tarik Gunung Fuji, sehingga tak habis-habis cerita tentangnya.
Jadi, untuk lebih serius memotret Gunung Fuji, saya membeli EF24-105mm f/4L IS USM. Lensa ini memungkinkan saya menonjolkan keindahan gunung hingga jarak sekitar 80 km.
Untuk menangkap suasana Gunung Fuji saat matahari terbit dari kampung halaman saya, Shizuoka City, panjang fokus 24mm cukup bagus untuk menghasilkan bidikan yang berdampak kuat. Dari sekitar Fuji Five Lakes (Lima Danau Fuji), EF24-105mm f/4L IS USM mampu menangkap bidikan “Diamond Fuji”, suatu fenomena yang menyerupai kilauan intan saat matahari tumpang-tindih dengan puncak gunung, dan “Pearl Fuji”, suatu fenomena saat bulan purnama seakan duduk di puncak gunung. Saya perlu menetapkan lensa ke sisi telefoto untuk menghasilkan bidikan yang mengesankan seperti awan yang seakan memayungi dan awan berarak yang tampak di puncak gunung, panjang fokus 105mm memungkinkan saya mendapatkan hasil yang memuaskan. Tidak hanya itu, EF24-105mm f/4L IS USM juga merupakan lensa sempurna bagi saya untuk menyertakan lanskap di musim yang berbeda sebagai latar depan, seperti padang daun teh, rumput ilalang Jepang dan pepohonan berselimut embun beku.
Sebenarnya, saya telah memotret Gunung Fuji pada tahun lalu, hanya dengan menggunakan EF24-105mm f/4L IS USM. Ini merupakan pilihan ideal, menangkap penampilan gunung yang terus-menerus berubah.
EOS 5D Mark III/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 24mm/ Manual exposure(f/4, 22 det.)/ ISO 320/ WB: Auto
Bidikan saat Lake Festival yang diadakan di Lake Kawaguchi pada musim panas. Gunung Fuji membentuk latar belakang sangat indah yang memperlihatkan cahaya lampu yang dibawa para pendaki gunung. Saya begitu terpana oleh kembang api pada akhir pertunjukan sehingga hampir lupa tentang kehadiran Gunung Fuji.
EOS 5D Mark III/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 24mm/ Manual exposure (f/8, 1/100 det.)/ ISO 640/ WB: Auto
Musim semi adalah musim paling sibuk bagi para fotografer Gunung Fuji saat penuh dengan pohon prem dan bunga cherry yang sedang mekar serta daun teh pertama di musim ini. Dalam bidikan ini, saya menyertakan langit biru yang jernih serta kemilau padang teh hijau bersama Gunung Fuji.
EOS 5D Mark III/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 24mm/ Manual exposure (f/6.3, 1/200 det.)/ ISO 320/ WB: Auto
Siluet Gunung Fuji saat subuh yang menebarkan udara bersih musim gugur. Tatkala matahari mulai terbit, rumput ilalang Jepang di kaki gunung mulai berkilauan, menghadirkan pemandangan musim gugur nan indah, yang membuat saya terpana.
EOS 5D Mark III/ EF24-105mm f/4L IS USM / FL: 24mm/ Manual exposure(f/8, 1 det.)/ ISO 100/ WB: Auto
Saya menunggu sampai matahari terbit di bawah angin yang berhembus kencang dan suhu rendah -15°C. Namun demikian, pemandangan salju putih indah yang terbentang di hadapan mata saya saat matahari terbit, begitu mencengangkan, sampai saya benar-benar lupa tentang rasa dingin yang membeku.
EF24-105mm f/4L IS USM
Konstruksi lensa: 18 lensa dalam 13 grup
Jumlah aperture blades: 8
Aperture maksimum: f/4
Aperture minimum: f/22
Jarak pemfokusan terdekat: 0,45m
Diameter filter: φ77mm
Ukuran: kira-kira φ83,5×107mm
Bobot: kira-kira 670g
Klik di sini untuk rincian selengkapnya
hashimuki
Lahir pada tahun 1977 di Shizuoka Prefecture, hashimuki menekuni fotografi setelah membeli kamera tanpa cermin pada tahun 2012. Terpesona oleh Gunung Fuji, ia kemudian membeli EOS 6D Canon dan lensa untuk menekuni fotografi secara lebih serius.
Digital Camera Magazine
Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyak seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation