Lanskap – Komposisi dan Fitur Kamera untuk Menangkap Ekspresi Terbaik
Menampilkan fungsi AF yang paling canggih dan beragam fungsi pemotretan, EOS 5D Mark III digunakan oleh fotografer potret profesional untuk memberikan gagasan mengenai cara bekerja dengan subjek Anda dengan menggunakan fitur-fitur yang mengagumkan dari kamera ini. (Dilaporkan oleh: Michiko Yone)
EF16-35mm f/2.8L II USM/ FL: 29mm/ Manual exposure (4 det., f/16)/ ISO 800/ WB: Daylight/ PL filter/ Tripod/ Yakushima, Kagoshima Prefecture
Saat itu awal musim semi di pulau Yakushima, tetapi hutan di sana sudah tertutupi rimbunan hijau, membentuk pemandangan bagaikan lukisan setelah hujan. Di sini, saya menggunakan lensa 16-35mm untuk menggambarkan suasana hutan dengan bebatuan besar sebagai tema utama.
Tiga Pendekatan untuk Menangkap Fotografi Lanskap yang Mengesankan
Komposisi: Lensa sudut lebar untuk menekankan kedalaman
Apabila mengambil foto lanskap, sensor full-frame kamera harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Untuk subjek seperti yang terdapat dalam Foto 1 dan 2 di halaman berikutnya, pesona sensor full-frame diperagakan hingga sepenuhnya, seperti yang dapat dilihat dari lebar dan dimensinya. Oleh sebab itu Anda dianjurkan untuk menyusun bidikan dengan menggunakan lensa sudut lebar untuk menambah kesan kedalaman dan suasana yang moderat. Jika mencoba menangkap pohon raksasa seperti dalam Foto 2, atau pohon yang unik, menerapkan zoom secara berlebihan dapat menghalangi pemirsa untuk memperkirakan ukuran aktual atau karakteristik subjeknya. Dalam kasus ini, sebaiknya Anda memasukkan suasana sekeliling di dalam komposisi.
Cahaya: Hindari blowout dengan menggunakan cahaya pagi/larut senja
Dalam fotografi lanskap, blowout bisa dihindari dengan menggunakan cahaya matahari yang lembut di pagi hari atau saat larut senja. Di samping itu, cahaya kemerahan pada dini hari atau saat matahari terbenam, juga membantu membuat subjek tampak lebih fotogenik. Dalam Foto 3, saya mencoba menangkap sinar matahari sore hari saat menyusup melintasi kanopi pepohonan, seperti sinar lampu sorot. Namun, karena cahayanya terlalu cerah, saya memanfaatkan fitur multiple-exposure untuk melemahkan intensitasnya sehingga menciptakan efek fokus lembut. Jika bidikan dilakukan di hutan yang lebat, coba menemukan momen ketika cahaya menembus melalui dedaunan dan cabang secara tak beraturan. Dengan melakukan ini, akan menciptakan gambar yang sangat kontras dengan perbedaan pencahayaan yang besar.
Pengaturan: Kunci cermin untuk mencegah goyangan
Untuk fokus, perbesar subjek 10 kali dengan menggunakan fungsi Live View, dan sesuaikan fokus dengan MF. Selain itu, tetapkan [Highlight tone priority] ke [Enable]. Pada umumnya, karena tripod digunakan untuk bidikan lanskap, jadi hindari dengan menggunakan kecepatan ISO tinggi bilamana memungkinkan. Pada dasarnya, tetapkan kualitas rekaman gambar ke [RAW+JPEG], white balance ke [Daylight], dan Picture Style ke [Landscape]. Selalu gunakan remote control, kunci cermin meskipun ketika Anda menggunakan lensa selain telefoto, dan perhatikan secara saksama, agar kamera tidak goyang. Mode pencahayaan harus ditetapkan ke [Manual], dan sesuaikan nilai aperture serta kecepatan shutter setiap kali.
Fitur EOS 5D Mark III yang Direkomendasikan
Multiple Exposures
Pendekatan multiple-exposure tidak hanya bisa digunakan untuk ekspresi lembut subjek, seperti bunga, tetapi juga praktis apabila memotret pemandangan dengan cahaya kuat seperti yang diilustrasikan dalam Foto 3. Pada umumnya, [Additive] digunakan untuk menangkap bidikan lanskap. Dengan fitur multiple-exposure, pengaturan nilai aperture dan keseimbangan putih dapat disesuaikan masing-masing untuk kedua hingga sembilan pencahayaan di tempat.
Lensa yang Direkomendasikan
EF16-35mm f/2.8L II USM
Memiliki lensa super wide-angle untuk menonjolkan pesona sensor full-frame: dengan bergerak mendekati subjek, Anda dapat memanfaatkan efek cacat bentuk dan perspektif untuk menciptakan karya yang dampaknya kuat.
EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 28mm/ Manual exposure (2.5 det., f/16)/ ISO 400/ WB: Daylight/ PL filter/ Tripod/ Yakushima, Kagoshima Prefecture
Saya menyusun bidikan vertikal pohon yang saya jumpai di sepanjang lintasan pegunungan. Pengaturan cahaya berlebih digunakan untuk mengungkapkan kecerahan hutan yang berkabut. Kemungkinan blowout yang terjadi akan berkurang apabila hutan diselimuti kabut sehingga Anda dapat menyampaikan suasana pemandangan.
EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 105mm/ Manual exposure (1/15 det., f/4.5)/ ISO 400/ WB: Daylight/ Multiple exposure: [Additive]/ PL filter/ Tripod/ Yakushima, Kagoshima Prefecture
Daun yang gugur pada batu yang ditumbuhi lumut, disinari oleh sorotan cahaya dari matahari. Dengan mempertimbangkan cahaya cerah, saya mengambil bidikan multiple-exposure, menempatkan fokus pada daun yang gugur dalam pencahayaan pertama, dan menciptakan efek bokeh besar pada pencahayaan kedua.
Michiko Yone
Lahir pada tahun 1967. Yone memulai kariernya sebagai fotografer freelance pada tahun 2004. Sejak itu, ia sudah banyak membidik hutan-hutan di Jepang dan keindahan warna berdasarkan tema “karya inspirasi dan ekspresif.” Dia adalah anggota Japan Professional Photographers Society (JPS) dan Photographic Society of Japan (PSJ).