Saran yang Wajib Dicoba untuk Menangkap Bentangan Malam yang Dramatis
Setelah terbiasa memotret bentangan malam, sebagian dari Anda mungkin masih belum tahu secara pasti tentang cara untuk menghasilkan foto yang lebih dramatis. Dalam artikel berikut, kami akan menjelaskan, cara melakukan ini dengan memperkenalkan sejumlah teknik yang secara umum digunakan oleh para fotografer profesional. (Diedit oleh: Digital Camera Magazine)
Menangkap bidikan bentangan malam yang indah dan mempesona
EOS 5D Mark III/ EF100-400mm f/4.5-5.6L IS USM/ FL: 180mm/ Aperture-priority AE (f/5, 4 det., EV-0,3)/ ISO 100/ WB: Cahaya neon putih
Untuk menonjolkan cahaya gemerlap kota yang tampak dari udara, dari atas pegunungan, saya sengaja menggeserkan fokus selama pencahayaan untuk menciptakan efek buram. (Foto dan naskah oleh: Shigeki Kawakita)
Ciptakan efek bokeh yang lebih besar dari sumber cahaya
Saya mulai memotret saat gambar dalam fokus, tetapi memutar cincin pemfokusan separuh selama pencahayaan untuk menciptakan efek buram. Karena aperture (bukaan diafragma) yang sempit akan menghasilkan bokeh yang jauh lebih kecil (kalau memang ada), saya memilih aperture maksimum agar efek lebih terlihat. Apabila memutar cincin pemfokusan, lakukan secara hati-hati, jangan sampai memberikan tekanan terlalu banyak untuk menghindari goyangan kamera.
Memilih kecepatan rana lambat memungkinkan zooming selama pencahayaan
Dibandingkan pemotretan dengan aperture yang lebih sempit, waktu pencahayaan lebih singkat pada aperture maksimum. Sebelum menekan tombol rana, cek waktu pencahayaan dan mulai memutar cincin pemfokusan apabila agak melewati batas separuh jalan. Di foto atas, saya memutar cincin setelah sekitar dua detik.
Saran: Menangkap area inti foto secara jelas sekaligus memburamkan area di sekelilingnya
Bidikan normal cahaya kota terlihat kurang berdampak. Diperlukan sedikit upaya kreatif untuk mengekspresikan perasaan saya.
Untuk menangkap cahaya kota, yang merupakan subjek utama bentangan malam ini, saya memutar cincin pemfokusan setelah sekitar dua detik, yang merupakan batas titik separuh jalan dari waktu pencahayaan. Dengan melakukan itu, saya dapat menangkap cahaya pada paruh pertama pencahayaan dan menciptakan bokeh pada paruh setelahnya. Efek bokeh yang lebih besar akan tampak untuk cahaya yang lebih terang dan besar.
Menangkap bidikan yang membangkitkan kesan gambar luar angkasa
EOS 5D Mark III/ EF50mm f/1.2L USM/ FL: 50mm/ Manual exposure(f/1,2, 16 det.)/ ISO 800/ WB: 3.000K
Danau Lac de Chésery, terletak di daerah pegunungan Prancis. Bidikan ini diambil pada pertengahan September. Saya kira, tempat ini akan penuh sesak oleh para penggemar foto, tetapi untunglah, ternyata saya sendirian di tempat itu. Pada sekitar pukul sembilan malam, angin berhenti berhembus dan pantulan sinar bintang dan penggunungan tampak jernih dalam air. (Foto dan naskah oleh: Yosuke Kashiwakura)
Pengaturan WB yang menambah nada sejuk pada gambar
Ada sejumlah pertimbangan penting apabila memotret bintang, termasuk level kontras, white balance (WB) dan satuarsi. Dalam contoh ini, saya meninggikan kontras dan menetapkan WB ke 3.000K untuk menghasilkan nada warna sejuk. Pada waktu yang bersamaan, saja juga menurunkan level saturasi cukup banyak. Langit akan direproduksi dalam nada hangat jika penyesuaian tidak dilakukan, dan langit berbintang akan menjadi samar-samar akibat suasana di sekelilingnya. Namun, pada kenyataannya, ruang angkasa yang kita ketahui adalah gelap serta dingin, dan bintang yang berkelap-kelip. Dengan mengingat hal ini sewaktu menyesuaikan pengaturan kamera, saya dapat menghasilkan gambar bintang dan lanskap terestrial yang mendekati suasana di ruang angkasa.
Saran: Langit direproduksi dalam nada hangat di bawah pengaturan normal
Jika kita mengambil gambar tanpa mengubah pengaturannya, langit akan direproduksi dalam nada hangat seperti diilustrasikan dalam contoh. Oleh karena itu, saya menurunkan suhu warna WB untuk menambah nada sejuk pada gambar sekaligus memastikan untuk tidak melakukannya secara berlebihan. Saya menurunkan saturasi hingga ke level yang berada antara warna dan monokrom, lalu menyesuaikan kontras, seperti black crush (remuk hitam) yang tidak terlalu kentara. Semua penyesuaian ini dapat juga dilakukan sewaktu proses pengembangan RAW.
Menangkap bidikan pemandangan malam yang sungguh mempesona dan spektakuler
EOS 5D Mark II/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 105mm/ Aperture-priority AE (f/7.1, 30 det., EV ±0)/ ISO 200/ WB: Cahaya neon putih
Dalam foto ini, saya mencoba menciptakan gambar yang menyarankan untuk mengagumi pemandangan malam dari sebuah mobil saat berkendaraan di malam hari. Supaya tidak melemahkan dampak cahaya malam, saya memadamkan lampu depan mobil yang benderang sekaligus menjaga agar cahaya di dalam mobil, cukup terang. (Foto dan naskah oleh: Yuta Nakamura)
Saran: Buatlah lingkaran bokeh subjek utama nightscape (bentangan malam)
Menetapkan fokus pada bentangan malam akan menyebabkan cahaya kota tampak kecil, sehingga melemahkan dampak pemandangan malam yang spektakuler.
Saya menetapkan fokus pada mobil, yang berjarak sekitar 20km dari cahaya kota di latar belakang. Dengan melakukan itu, akan memburamkan latar belakang secara signifikan, sehingga menciptakan lingkaran bokeh. Banyak yang cenderung menetapkan fokus pada cahaya kota ketika menangkap bentangan malam, tetapi untuk menampilkan lingkaran bokeh, kita harus menetapkan fokus pada subjek utama yang jauh dari sumber cahaya.
Panjang fokus yang menciptakan kompresi perspektif
Saya menciptakan lingkaran bokeh cahaya malam dengan cara menetapkan fokus pada mobil yang diparkir di bukit. Berikutnya, saya menetapkan panjang fokus ke 105mm untuk menciptakan efek kompresi perspektif yang membuat bentangan malam tampak lebih dekat dan lebih besar, sehingga menonjolkan pemandangan malam yang spektakuler.
Titik fokus untuk menciptakan lingkaran bokeh
Cahaya kota terletak sekitar 20km dari mobil, jarak yang cukup bagus untuk menciptakan buram latar belakang. Dengan aperture yang ditetapkan ke f/7.1 dan fokus ditetapkan pada pintu mobil, saya dapat menciptakan efek bokeh besar pada latar belakang, dengan sumber cahaya terlihat sebagai lingkaran bokeh yang indah.
Shigeki Kawakita
Lahir di Kyoto pada tahun 1967. Lulus dari Photography Department di Osaka University of Arts. Fotografer nightscape (bentangan malam). Aktif di Jepang dan di luar negeri sebagai fotografer untuk buku dan stok foto. Pada saat ini, dia terutama mengambil bidikan nightscape berbagai tempat terkenal di sejumlah kota. Shigeki Kawakita adalah anggota Japan Professional Photographers Society (JPS).
http://www.geocities.jp/shigeki_kawakita/
Yosuke Kashiwakura
Lahir di Yamagata Prefecture pada tahun 1978, Kashiwakura belajar sendiri tentang fotografi. Ia memenangkan hadiah di salah satu dari dua kontes foto lanskap terbesar, dan karyanya dipamerkan di Smithsonian National Museum of Natural History di Amerika Serikat. Kashiwakura menghasilkan serangkaian luas karya yang berkaitan dengan alam, termasuk orang yang bermukim di lingkungan alam, lanskap dan hewan
Yuta Nakamura
Lahir di Kanagawa Prefecture pada tahun 1988. Sejak tahun 2010, dia telah bekerja sebagai fotografer nightscape, dan tidak hanya memotret berbagai lokasi nightscape yang terutama terdapat di area Tokyo, tapi juga di seluruh Jepang. Dia menjalankan situs informasi tentang berbagai lokasi nightscape, "Nightscape FAN".
Digital Camera Magazine
Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyak seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation