Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Saran & Tutorial >> Semua Saran & Tutorial

[Bagian 4] Cara Memanfaatkan Self-timer dan Shutter Speed

2014-10-23
52
118.39 k
Dalam artikel ini:

Di samping memanfaatkan tripod untuk mengambil bidikan nightscape (bentangan malam), menggunakan self-timer dan menyesuaikan shutter speed juga merupakan teknik yang efektif apabila Anda ingin mencegah getaran pada kamera, atau Anda ingin menangkap permukaan air yang lebih mulus. Dalam artikel ini, mari kita belajar cara memanfaatkan pengaturan untuk menyempurnakan foto nightscape Anda. (Dilaporkan oleh: Takuya Iwasaki)

Halaman: 1 2

Mencegah Getaran Pada Kamera

Dek kayu pada umumnya ada di tempat-tempat untuk pemotretan nightscape, misalnya di pantai, tetapi untuk mengambil foto pada dek bisa menjadi tantangan, karena akan terjadi goyangan kamera setiap kali ada orang yang lewat. Jika ada orang di dekat kamera, mungkin perlu melakukan persiapan, seperti menggunakan self-timer atau meningkatkan shutter speed. Selain itu, tripod karbon mampu menyerap getaran, dan karenanya membantu mengurangi goyangan kamera.

Fungsi Kamera yang Digunakan

Self-timer

Manfaatkan fungsi self-timer 2 detik untuk membantu mengurangi goyangan kamera yang disebabkan oleh getaran dari orang yang lewat.

Teknik: Dek … Hindari Goyangan Kamera dengan Self-timer dan Shutter Speed

Anda bisa menemukan banyak tempat yang dilengkapi dengan dek kayu, seperti di taman-taman yang memiliki sarana lengkap dan di dek pengamatan luar ruang. Salah satu tantangan pemotretan yang dilakukan pada dek yaitu tidak stabil dan kemungkinan menyebabkan goyangan kamera, khususnya apabila ada orang lewat atau anak-anak yang berlarian. Untuk menghasilkan bidikan yang tidak buram di atas dek, manfaatkan self-timer 2 hingga 10 detik, dan Anda menjauhi dek. Selain itu, tingkatkan shutter speed. Dengan meninggikan ISO speed atau pembukaan aperture ke maksimum, Anda dapat memperoleh foto tajam dengan waktu exposure (pencahayaan) sekitar 2 hingga 4 detik. Juga ada baiknya memilih hari kerja karena tidak banyak orang.

EOS 5D Mark II/EF24-105mm f/4L IS USM/ 65mm/Manual exposure (4 det., f/8)/ ISO 800/ WB: Cahaya neon putih

Karena getaran mudah menjalar dari bawah kaki ke tripod, saya mencegahnya sendiri agar getaran tidak menjalar dan meningkatkan shutter speed sebanyak mungkin supaya goyangan kamera tidak terjadi. Sinar cahaya juga secara tajam digambarkan dalam bidikan ini.

Pada umumnya, kamera SLR digital dilengkapi fitur self-timer 2 detik, yang praktis apabila Anda tidak memiliki remote shutter release (pelepasan shutter jarak jauh).

Meskipun mudah untuk memasangkan kamera pada tripod di dek kayu yang umumnya dijumpai di berbagai tempat untuk melihat suasana malam, seperti di tepi laut, namun, getaran dari orang yang berjalan di sekitar dapat menjalar dengan mudah ke kamera.

Mengekspresikan Pantulan Cahaya dari Permukaan Air Secara Memikat

Apabila Anda memotret nightscape di seberang sungai, misalnya, maka kuncinya adalah, bagaimana agar cahaya yang dipantulkan dari permukaan air dapat ditangkap secara memikat. Untuk mengekspresikan pantulan pada permukaan air, gunakan Shutter-priority AE atau manual exposure supaya dapat memperlambat shutter speed. Selain itu, curahkan perhatian untuk memilih low ISO speed (kecepatan ISO rendah) supaya hasilnya lebih jernih dengan noise minimal. Dalam kasus ini, fitur Long exposure noise reduction (pengurangan noise pencahayaan yang lama) tidak tergantikan.

Fungsi Kamera yang Digunakan

Shutter Speed

Menangkap permukaan air yang mulus dapat membantu menghadirkan refleksi pada permukaan air. Untuk melakukannya, diperlukan waktu pencahayaan yang lama.

Teknik: Seberang Pantai…Perlambat Slow Shutter Speed agar Permukaan Air Tampak Mulus

EOS 5D Mark II/ EF17-40mm f/4L USM/ FL: 25mm/ Shutter-priority AE (15 det., f/11, ±0EV)/ ISO 200/ WB: Cahaya neon putih

Untuk menghasilkan penggambaran mulus dari cahaya yang terpantul dari permukaan air, saya memilih slow shutter speed (kecepatan shutter lambat). Gambar yang dihasilkan tampak sebening kristal.

Secara komparatif, memang mudah menangkap bidikan nightscape yang terletak di seberang sungai atau teluk. Jika Anda dan kamera berdiri pada tanah beton, goyangan kamera mungkin tidak terjadi, kecuali hembusan angin sangat kuat. Saran untuk menangkap tampilan malam di seberang pantai secara memikat, adalah mencurahkan perhatikan ke pantulan cahaya dari permukaan air. Pada fotografi nightscape, Anda pada umumnya dapat memperoleh foto yang jernih dengan menggunakan Aperture-priority AE. Namun demikian, jika subjek Anda berada di seberang sungai atau teluk, Anda perlu membuat agar riakan permukaan air tampak tenang. Untuk melakukan itu, kuncinya adalah memanfaatkan slow shutter speed supaya permukaan air akan menjadi halus. Oleh sebab itu, dalam kasus ini, sebaiknya Anda memilih Shutter-priority AE dan menetapkan shutter speed ke sekitar 15 hingga 30 detik. Waktu pencahayaan yang lama memungkinkan permukaan air tampak tenang, sehingga menonjolkan pantulan secara jelas.

Permukaan Air pada Shutter Speed yang Berbeda-beda

0,4 det.

Pantulan cahaya dari air tidak dapat ditangkap secara memikat akibat riakan air. Akan lebih baik jika permukaan air bisa tampak lebih mulus.

3,2 det.

Permukaan air tampak jauh lebih mulus, tetapi pantulan cahaya masih tampak bergelombang, sehingga memberikan kesan buram.

25 det.

Permukaan air mulus, dan pantulan cahaya secara jelas tergambarkan.

Takuya Iwasaki

Lahir pada tahun 1980 di Osaka. Setelah lulus dari Fakultas Ekonomi, Hosei University, Iwasaki menjadi fotografer nightscape pada tahun 2003. Dia bekerja sebagai pemandu All About (http://allabout.co.jp) serta dosen "Night Photography Course" Tokyu Seminar BE.
http://www.yakei-photo.jp/

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami