Bajawa terletak di tengah Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, dan merupakan ibu kota kabupaten Ngada. Beberapa sumber menyebutkan Bajawa sebagai “Bhajawa ” terdiri dari “ bha ” yang berarti piring dan “ jawa ” yang berarti perdamaian. Jawa juga bisa berarti pulau Jawa. Sehingga “ Bhajawa ” bisa berarti piring perdamaian, bisa juga berarti piring dari Jawa. Dan Bajawa memang dikelilingi gunung dan bukit sehingga menyerupai mangkok.
EOS 6D, EF16-35mm f/4L IS USM, panaroma 5 frame @30sec, f/4, ISO6400
Untuk mencapai Bajawa bisa menggunakan beberapa moda transportasi. Yang paling mudah dengan pesawat karena sudah ada bandara yang siap menyambut kedatangan tamu-tamu yang datang dari Labuan Bajo. Alternatif lain adalah dengan jalur darat, baik dari Labuan Bajo maupun dari Maumere atau Ende. Hampir setiap hari ada travel atau disebut taksi yang siap mengantar kita menjelajahi pulau Flores. Tapi sudah sampai Bajawa kenapa tidak mencoba kopi Indonesia yang rasanya terkenal mendunia ini. Segelas kopi Bajawa sudah disediakan di meja makan oleh pemilik homestay yang saya tempati, cukup membuat tubuh saya terasa hangat, apalagi ditimpali dengan obrolan ramah mengisi malam pertama di Bajawa. Untuk para penggemar kopi, silakan dicoba menyecap langsung kopi Arabica Bajawa di kotanya. Sempatkanlah untuk mampir ke pasar tradisional di Bajawa untuk membeli kopi sebagai cinderamata untuk teman-teman.
EOS 6D, EF16-35mm f/4L IS USM, f/4, 1/60sec., 22mm, ISO500
Untuk night photography sudah saya geluti sejak tahun 2010 lalu memang masih belum terlalu populer, mungkin masih kalah dibandingkan dengan memotret model. Apalagi kalau sudah masuk ranah astrophotography, perlu didukung dengan peralatan yang mendukung untuk ISO tinggi dan mumpuni untuk low light photography. Semenjak menggunakan kamera Canon EOS 6D, hobi memotret malam hari saya serasa mendapatkan jodohnya. Dari pengalaman selama ini, dengan kemampuan noise yang masih cukup lumayan di high ISO 6400 dan menggunakan format RAW saya masih bisa mendapatkan foto bima sakti dan langit berbintang yang cukup bagus. Sayangnya saya belum memiliki lensa dengan diafragma lebar. Tapi saya puas dengan lensa Canon EF16-35mm f/4L IS USM yang merupakan lensa keluaran Canon terbaru, untuk mengabadikan pemandangan alam dan juga untuk night photography.
Pada malam kedua, selepas pukul sembilan, langit bertaburan bintang menyapa kami. Dengan berboncengan dengan beberapa motor kami menuju ke salah satu kampung adat Bela. Bentangan bima sakti terlihat sudah cukup miring ke kanan ketika kami tiba di sana. Beruntung sempat mengabadikan beberapa frame sebelum kemudian kerlip bintang memudar, tertutup awan hitam.
EOS 6D, EF16-35mm f/4L IS USM, f/4, 30sec., 16mm, ISO3200
Sembari menikmati kopi Bajawa hangat yang dibawa dengan termos, kami merencanakan tujuan berikutnya.
Lima belas menit perjalanan, kami sampai di pinggir jalan dengan pemandangan lampu kota Bajawa di kejauhan. Dari sini terlihat memang Bajawa seperti mangkok yang diapit pegunungan di sekelilingnya. Tak berapa lama di sebelah kanan kami terlihat semburat oranye diantara kabut, bulatan putih terang tertutup awan menyambut kami. Kami beruntung bisa menjumpai sensasi bulan terbit di Bajawa ditemani tegukan terakhir kopi yang sudah mulai habis tak bersisa. Malam terakhir di Bajawa, dan salah satu daftar foto yang ingin saya dapatkan dari perjalanan ini adalah bima sakti dengan latar belakang siluet gunung Inerie, yang merupakan salah satu icon Bajawa, belum juga tercapai. Dan sepertinya semesta mendukung karena selepas makan malam langit terbuka dan ribuan bintang bersinar terbentang di atas kami.
EOS 6D, EF16-35mm f/4L IS USM, f/4, 30sec., 16mm, ISO6400
Segera kami berpacu dengan waktu, karena kami tidak tahu berapa lama cuaca cerah sebelum kembali awan dan kabut menutupi sekeliling. Dan bima sakti yang membentang di atas siluet gunung Inerie pun akhirnya bisa terabadikan kamera. Dan malam itu kami puaskan begadang hingga pagi, tentunya dengan setermos kopi hangat dan candaan sahabat. Sebelum siang harinya saya harus berpamitan dengan teman-teman baru dan berpindah tujuan untuk menikmati keindahan alam lainnya yang disajikan pulau Flores. Sedikit pesan pada saat melakukan pemotretan adalah untuk selalu bersemangat dalam melakukan perjalanan untuk menikmati keindahan alam, dan yang penting selalu bahagia.
EOS 6D, EF16-35mm f/4L IS USM, f/8, 30sec., 16mm, ISO3200
Untuk mendaptkan gagasan dan saran lain tentang fotografi astrofotografi, bacalah artikel berikut ini:
Pengenalan Terhadap Astrofotografi - Panduan Bagi Pemula
Astrofotografi: Kiat & Trik Untuk Memulai
Tempat Terbaik untuk Pemotretan Astrofotografi di Asia
Dapatkan berita dan tips fotografi terbaru dengan mendaftar dan mengikuti Canon Snapshot!
EOS 6D (Body)
EF16-35mm f/4L IS USM
Wahyu Widhi W
Fotografer pemandangan, yang sangat suka untuk menangkap keindahan Indonesia. Cinta bepergian dan untuk mengabadikan kecantikan bumi.