Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Saran & Tutorial >> Semua Saran & Tutorial

Fotografi Arsitektural #3: Teknik Komposisi Efektif

2017-01-12
5
3.95 k
Dalam artikel ini:

Untuk mengambil bidikan bangunan yang serba mencengangkan, komposisinya pun penting, karena ini menentukan penempatan subjek dalam bingkai. Di Bagian 3 pada serial 4 bagian ini, kita akan mencermati teknik komposisi efektif yang akan menonjolkan subjek Anda. (Foto oleh: Takeshi Akaogi, Diedit oleh: Etica)

 

Sertakan orang di dalam pemandangan

Walaupun Anda mungkin hanya ingin memotret bangunan itu sendiri, namun pada hampir sebagian besar tujuan wisata, akan selalu ada orang di sekitarnya. Karena itu, meskipun ada kalanya Anda harus menunggu sampai tidak ada orang di sekitar, Anda juga bisa mempertimbangkan untuk menyertakan orang dalam bidikan Anda untuk menciptakan polesan akhir yang bagus pada foto Anda. Orang-orang bisa cukup efektif untuk memberikan kesan skala bangunan yang Anda potret, jadi tujukan untuk memotret mereka apabila kebetulan berada pada posisi yang tidak menghalangi tampilan bangunan, atau apabila ada seseorang yang berpose sangat menarik.

EOS 6D/ EF24-70mm f/4L IS USM/ FL: 24mm/ Aperture-priority AE (f/5.6, 1/250 det.)/ ISO 200/ WB: Auto
Kondisi pemotretan: Cerah tetapi berawan/ Lokasi: Meiji Yasuda Seimei Building, Marunouchi, Tokyo

 

Gunakan lensa telefoto dan menempatkan bangunan di latar belakang gambar

Lensa telefoto adalah lensa dengan sudut pandang sempit yang menangkap sebagian pemandangan. Setelah memutuskan subjek utama, cara Anda menyertakan bangunan di latar belakang akan memberi perbedaan besar, tergantung posisi Anda dan pada sudut mana kamera diposisikan. Contohnya, menempatkan bunga di depan bangunan yang menjadi subjek utama sambil menyatukan bagian bangunan yang menonjol di latar belakang akan menambah daya pikat bangunan.

Untuk belajar selengkapnya tentang karakteristik lensa telefoto, bacalah artikel ini:
Lensa FAQ #7: Apa perbedaan antara Lensa telefoto 200mm dan 300mm?

EOS M/ EF-M55-200mm f/4.5-6.3 IS STM/ FL: 100mm (160mm pada kesetaraan film 35mm)/ Aperture-priority AE (f/5.6, 1/125 det.)/ ISO 2500/ WB: Auto
Kondisi pemotretan: Cerah tetapi berawan/ Lokasi: Tokyo Station, Marunouchi, Tokyo

 

EOS 6D/ EF24-70mm f/4L IS USM/ FL: 44mm/ Aperture-priority AE (f/4.0, 1/40 det.)/ ISO 200/ WB: Auto
Kondisi pemotretan: Cerah tetapi berawan/ Lokasi: Mitsubishi Ichigokan Museum, Marunouchi, Tokyo

 

Menangkap gambar orang bergerak yang diburamkan dengan rana lambat

Apabila menyertakan orang dalam bingkai sewaktu memotret bangunan, kalau mereka mendominasi latar depan, mata pemirsa cenderung tertuju ke wajah orang. Pada saat seperti itu, cobalah menggunakan kecepatan rana lambat. Dengan memburamkan gambar orang – yaitu, apabila mereka ditangkap sebagai buram gerakan – Anda bisa mencegah pemirsa untuk tidak menujukan perhatiannya kepada salah satu orang di kerumunan, sehingga bidikan bangunan menjadi lebih mengesankan. Dan, karena goyangan kamera mudah terjadi pada kecepatan rana lambat, maka, sewaktu melakukan pemotretan dengan menggenggam kamera, tetapkan kecepatan rana ke sekitar 1/4 detik pada yang terendah, dan posisikan kamera secara mantap.

Untuk saran lainnya tentang cara menggunakan kecepatan rana lambat untuk menciptakan keburaman yang disengaja, bacalah:
Pengaturan Kamera yang Digunakan untuk Bidikan Rana Lambat yang Mencengangkan!

EOS 6D/ EF24-70mm f/4L IS USM/ FL: 35mm/ Aperture-priority AE (f/22, 1/4 det.)/ ISO 200/ WB: Auto
Kondisi pemotretan: Cerah tetapi berawan/ Lokasi: Mitsubishi Ichigokan Museum, Marunouchi, Tokyo

 

Pengaturan untuk pemotretan pada kecepatan rana lambat

Bagi pemula, saya sarankan menggunakan Aperture-priority AE (Av) mode, karena dengan menetapkan f-number tinggi (misalnya, f/22) dan kecepatan ISO rendah (ISO100), akan menyebabkan kecepatan rana lebih lambat.
(Pelajari tentang berbagai mode Auto Exposure dalam artikel ini.)

Sebaliknya, jika Anda ingin menetapkan kecepatan rana spesifik, gunakan mode Shutter speed-priority AE (Tv). Setelah memutuskan kecepatan rana (misalnya, 1/4 detik), kamera akan secara otomatis menentukan kecepatan ISO dan f-number.

 

Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi dengan mendaftar pada kami!

 

 

 

EF-M55-200mm f/4.5-6.3 IS STM

Klik di sini untuk rincian selengkapnya

 

Takeshi Akaogi

 

Sebagai fotografer, Akaogi terutama bekerja untuk majalah dan menulis buku yang memperkenalkan fotografi dan berbagai saran praktis. Ia juga mengajar di lokakarya fotografi.

http://www.flipphoto.org

 

Etica

 

Tim di balik layar majalah kamera Jepang “Camera Biyori” serta sejumlah buku lainnya. Juga mengatur berbagai acara dan menjalankan "Tanoshii Camera School", sekolah fotografi.

https://etica.jp

 

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami