Pengaturan Kamera untuk Menangkap Momen yang Menentukan: Pesawat Udara Terbang Melintasi Pelangi
Pelangi nan indah muncul di langit hanya sesaat. Meskipun Anda mungkin dapat memprediksi kemunculannya hingga batas tertentu, namun, pemotretan selalu berpacu melawan waktu. Artikel ini menyampaikan sebagian hal yang perlu Anda catat apabila memotret pelangi. (Dilaporkan oleh: Minefuyu Yamashita)
EOS 5D Mark II/ EF16-35mm f/2.8L II USM/ FL: 21mm/ Shutter-priority AE (f/11, 1/640 det, EV+0.3)/ ISO 400/ WB: Auto
Saya ingin menangkap pemandangan yang mengutarakan penuh harapan melalui lengkungan pelangi ganda yang menembus langit di latar belakang saat pesawat udara terbang melintasinya. Densitas pelangi dan posisi pesawat udara terus-menerus berubah, dan saya harus memperkirakan perubahan itu sambil menentukan pencahayaan dan komposisi.
Memprediksi kemunculan pelangi dan pergerakan pesawat udara sebelum melepaskan rana
Pelangi terbentuk apabila cahaya matahari di belakang Anda menimpa tirai tetesan air di udara, di depan Anda. Dengan mengingat hal ini, Anda akan dapat memprediksi terjadinya pelangi hingga batas tertentu, dan menyiapkan diri sebelumnya untuk membidik pelangi itu. Foto di atas diambil pada sore hari dengan kondisi yang sempurna untuk membentuk pelangi, saat saya menunggu sampai pelangi muncul di lokasi dengan awan hujan di hadapan saya dan matahari yang akan terbenam di belakang saya.
Dalam bidikan ini, saya mencurahkan perhatian pada 3 hal—aperture, white balance, dan kecepatan rana. Setelah menentukan komposisinya, tunggu sampai pesawat udara yang sedang terbang masuk ke dalam layar sebelum melepaskan rana. Lokasi pesawat udara dalam gambar mempengaruhi kesan gambar tersebut. Di sini, saya menangkapnya agak ke pinggir, ke arah laju pesawat, agar menyampaikan kesan ruang dan mengemukakan kebebasan.
Butir 1: Menghadirkan gambar laut dan pelangi secara tajam – f/11
Untuk menangkap bidikan lanskap dengan pelangi sebagai subjek utama, sebaiknya mencuplik sepenuhnya rincian subjek dari permukaan laut, hingga ke pantai, sampai ke pelangi. Oleh karenanya, tetapkan dulu f-number ke f/11. Ini lebih memudahkan untuk menentukan nilai pengaturan kamera lain setelah Anda memutuskan f-number, dan ini membantu menghemat waktu untuk melakukan pengaturan kemudian. Anda harus bisa siap menekan rana secepat mungkin apabila menyangkut soal mengabadikan momen sekejap!
Butir 2: WB yang menonjolkan warna alami pelangi di sore hari – Auto
Auto WB nyaman untuk menangkap pantai dan permukaan laut di sore hari saat keduanya mulai diterpa oleh warna yang agak hangat. Anda juga dapat menetapkannya ke "Daylight" jika mau, untuk menciptakan suasana hati yang sedikit lebih menyegarkan dengan secercah warna biru. Alih-alih mencari cara tepat untuk menggambarkan pelangi, akan lebih baik memfokuskan pada penyampaian kesan Anda akan lanskap.
Butir 3: Pastikan, menggunakan kecepatan rana yang tepat – ISO 400, 1/640 det.
Setelah memutuskan pada f-number, f/11 atau yang lebih tinggi, sesuaikan kecepatan ISO agar dapat memperoleh kecepatan rana yang tidak akan menyebabkan gambar pesawat udara tampak buram. Karena peluang rana terbatas, kecepatan ISO sebesar ISO 400 dapat diterima tanpa Anda harus terlalu mencemaskan bahwa kecepatan ini terlalu rendah. Saya akan merasa lebih aman meningkatkan kecepatan rana ke 1/1.000 det atau lebih tinggi, tetapi di sini, prioritas saya adalah penggambaran pelangi, dan karenanya, saya memilih untuk tidak menggunakan kecepatan ISO yang lebih tinggi.
Saran: Cari tempat di mana Anda dapat menangkap keduanya, pelangi dan pesawat udara
Jika dapat menemukan tempat dekat bandara di pagi atau sore hari, dan Anda bisa menghadap ke awan hujan dan matahari di belakang Anda, maka, Anda akan memiliki peluang lebih besar untuk menangkap keduanya, pelangi dan pesawat udara sekaligus. Selanjutnya, saat pesawat udara sedang menurunkan penerbangannya pada ketinggian tertentu, kemungkinan akan ada beberapa peluang bagi Anda untuk menangkap bidikan. Namun demikian, apabila Anda sedang memotret, harap perhatikan bahwa arah pendaratan akan berubah, tergantung arah angin.
Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi dengan mendaftar pada kami!
EF16-35mm f/2.8L II USM
Lahir pada tahun 1979 di Aichi. Setelah mendapatkan pengalaman kerja sebagai perancang interior dan grafis, Yamashita menjadi fotografer independen pada tahun 2011. Karyanya sudah digunakan di banyak kalender.
Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation