Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Saran & Tutorial >> Semua Saran & Tutorial

Menangkap Warna Cemerlang dan Benderang Matahari Terbit

2016-07-28
3
4.6 k
Dalam artikel ini:

Menangkap matahari terbit (dan terbenam) senantiasa merupakan tantangan. Mengubah kondisi cahaya, berarti Anda hanya memiliki waktu yang sangat singkat sebelum warnanya mulai memudar. Bagaimana cara Anda mengungguli berpacu dengan waktu ini? Inilah beberapa teknik yang digunakan oleh fotografer profesional untuk menangkap aneka warna matahari terbit yang jelas. (Dilaporkan oleh: Yoshio Shinkai)

EOS 5D Mark II/ EF70-200mm f/4L IS USM/ FL: 176mm/ Aperture-priority AE (f/11, 1/6 det, EV±0)/ ISO 100/ WB: 3.800K
Jika Anda tidak bertindak cepat, warna benderang matahari terbit akan memudar. Sebaiknya, Anda punya gagasan yang jelas mengenai bagaimana produk akhir Anda ingin terlihat sebelum mulai memotret. Merencanakan di depan memungkinkan Anda mampu untuk mengatur persiapan dan langsung menentukan posisi. Beginilah cara saya berhasil mengambil beberapa bidikan matahari terbit pada saat sang surya terlihat paling jelas!

Warna paling dramatis muncul 30 menit sebelum matahari terbit

Foto dalam gambar utama diambil pada hari musim panas di Tokyo, dari lokasi yang menghadirkan pemandangan kerumunan gedung pencakar langit di Shinjuku maupun di Tokyo Skytree. Saya memastikan segala persiapan selesai beberapa lama sebelum matahari diperkirakan terbit, lalu menunggu.

Tatkala nada warna langit berubah dengan cepat dari saat matahari mulai terbit, Anda mulai berpacu melawan waktu jika ingin menangkap momen yang tepat, saat warna sang surya terlihat paling jelas. Karena itu, penting untuk merencanakan sebelumnya dan menggunakan pengaturan yang benar. Untuk bidikan ini, saya memberi perhatian khusus pada 3 pengaturan: panjang fokus, f-number, dan white balance. 

(Lihat artikel ini untuk penjelasan lain mengenai cara menangkap lanskap yang mengesankan pada awal pagi hari)

 

Butir 1: Munculkan pemandangan kota dengan panjang fokus 176mm

Saya ingin dapat menunjukkan gradasi warna dalam nada matahari terbit, sekaligus mengungkapkan bentangan kota sebagai siluet. Untuk melakukan itu, saya menggunakan lensa telefoto 176mm yang memberikan efek kompresi perspektif yang "memunculkan" bentangan kota. Menghadirkan sekelompok kecil bangunan akan menonjolkan penampilan langit yang dinamis.

 

Butir 2: Hadirkan detail halus dengan f/11

Jika Anda menggunakan aperture yang terlalu sempit, fenomena yang dikenal sebagai difraksi akan terjadi dan menurunkan kualitas gambar. Pemandangan ini tidak memerlukan medan yang memiliki kedalaman besar karena menggambarkan pemandangan di kejauhan, bahkan f/8 pun akan bekerja dengan baik. Namun demikian, karena ada kontras yang jelas antara cahaya dan bayangan, saya memilih aperture yang bahkan lebih sempit dari f/11 supaya detailnya tidak menjadi buram.

 

Butir 3: Atur WB ke 3.800K untuk membuat awan tampak lebih biru

Alasan mengapa saya mengatur WB ke 3.800K adalah karena awan memiliki penampakan yang sedikit kebiruan, yang menurut saya adalah warna yang sangat menarik. Tentu saja, saya juga bertujuan untuk menegaskan nada warna merah matahari terbit. Berhati-hatilah jika menggunakan Auto WB karena detail di awan yang berlimpah dalam warna biru cenderung hilang dengan pengaturan ini.

 

Saran: Warna-warna biasanya paling jelas 30 menit sebelum matahari terbit

Timing adalah kunci dalam fotografi matahari terbit. Warna-warna biasanya paling jelas sekitar 30 menit sebelum waktu matahari terbit yang diperkirakan, maka lakukan pengaturan dan bersiap serta menunggu jauh sebelumnya. (Sementara itu, Anda dapat menikmati momen biru menjelang fajar, namun mungkin akan lebih baik melakukan bidikan momen biru fajar ini di lain waktu, karena memerlukan pengaturan kamera yang sangat berbeda).
Selain itu, cuaca dapat memengaruhi bagaimana hasil bidikan Anda. Matahari terbit akan terlihat bahkan lebih indah lagi apabila ada awan di sekitarnya, maka bagus untuk melakukan pemotretan pada hari saat cuaca cerah hendak berakhir. Jika Anda memotret di negara dengan 4 musim, musim panas pun merupakan waktu yang baik. 

 

Kini Anda mengetahui kunci menangkap matahari terbit yang terang benderang, lalu, bagaimana dengan menangkap beberapa bidikan malam yang dramatis?

 

Mengenai Penulis

Digital Camera Magazine

Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation

Yoshio Shinkai

Lahir di Nagano tahun 1953, Shinkai mulai melakukan perjalanan menelusuri Jepang dengan kamera format-besar untuk memotret fotografi pemandangan pada tahun 1979. Saat ini, ia memotret untuk kisaran media yang luas, mulai dari poster dan kalender sampai brosur perjalanan dan majalah fotografi.

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami