Ulasan EOS-1D X Mark II (1): Menguji Performa Sistem AF dan Pemotretan Beruntun
Artikel ini memverifikasi, melalui sejumlah bidikan balap sepeda jalanan, level koordinasi yang tinggi antara performa pemotretan beruntun kecepatan tinggi EOS-1D X Mark II dan sistem AF-nya. (Dilaporkan oleh: Koichi Isomura)
Memverifikasi pemotretan beruntun kecepatan tinggi dan pelacakan AF dalam bidikan balap sepeda
EOS-1D X Mark II dilengkapi dengan sensor CMOS full-frame 35mm dengan kira-kira 20,2 megapiksel. Dengan mengadopsi sensor Dual Pixel CMOS, kamera sensor full-frame pertama dari Canon, model ini menawarkan respons AF lebih cepat selama pemotretan Live View.
Meskipun tidak ada peningkatan yang drastis dalam resolusi gambar pada model ini, namun resolusi yang lebih tinggi selalu disambut, karena ini adalah hal yang umum bagi para fotografer profesional untuk mengkrop bidikan mereka pada foto olahraga dan jurnalistik.
Namun begitu, resolusi gambar yang tinggi, juga berarti ukuran file lebih besar yang bisa memperlambat waktu respons kamera dan meningkatkan ukuran total file yang disimpan. Tampaknya bahwa pertimbangan barter ini memungkinkan Canon untuk mempertahankan resolusi gambar EOS-1D X Mark II sekitar 20,2 megapiksel.
(Untuk informasi selengkapnya mengenai, dan contoh kualitas gambar yang mampu dihasilkan oleh EOS-1D X Mark II, klik di sini.)
Saya memilih balap sepeda untuk menguji fungsi pemotretan beruntun kecepatan tinggi yang disempurnakan secara signifikan, dan performa pelacakan AF EOS-1D X Mark II. Saya mengarahkan kamera ke para pembalap yang mendekati kamera melalui viewfinder optik dengan drive mode yang ditetapkan ke “High-speed continuous shooting” (Pemotretan beruntun kecepatan tinggi), dan AF operation ke AI Servo AF.
Untuk lensa, saya mengerahkan EF70-200mm f/2.8L IS II USM, lensa yang pada umumnya digunakan oleh para fotografer profesional. Saya menyesuaikan kecepatan ISO supaya kecepatan rana dan aperture, masing-masing pada 1/1.000 detik, dan f/2.8. Saya menekan dan menahan tombol rana setelah sistem AF menetapkan fokus pada para pembalap, dan menggerakkan kamera untuk menjaga subjek tetap berada dalam area AF yang dipilih, untuk mengambil bidikan beruntun sampai sang pembalap masuk ke dalam, lalu keluar dari komposisi. Untuk AF Configuration Tool, yang digunakan untuk menyesuaikan karakteristik AF AI Servo, saya menetapkannya ke pengaturan standar – Case 1.
Tetapkan menu AF Configuration Tool ke Case 1.
Tes 1: Bidikan beruntun dari satu orang pembalap
Pada contoh di bawah, saya menggunakan Zone AF (centre) untuk menangkap satu orang pembalap yang berada jauh di depan dari kelompok pembalap lainnya, dan mendekati posisi saya. Sembilan titik AF sentral bergiliran memfokus pada sang pembalap, dan berhasil melakukan pelacakan sehingga sang pembalap tetap dalam fokus hingga frame ke-29. Pada frame ke-30, fokus bergeser ke latar belakang sesaat, tetapi secepatnya fokus dipulihkan, pada frame ke-31 dan ke-32. Barulah pada frame ke-33 fokus keluar secara signifikan, dan frame terakhir (ke-34) menunjukkan bahwa AF menetapkan fokus pada paha sang pembalap, yang berada lebih jauh dari kamera ketimbang tubuh sang pembalap. Setelah frame ke-34, subjek menghilang dari pandangan.
Yang berikut adalah pembuatan film frame-demi-frame, menggunakan Digital Photo Professional yang menampilkan titik AF.
Tes 2: Bidikan beruntun pada pembalap yang berada di depan kelompok
Untuk tes (pengujian) ini, saya mencoba menggunakan Zone AF (centre) untuk menangkap sang pembalap yang memimpin balapan dalam kelompok.
Sekali lagi, peralihan antara sembilan titik AF di tengah, sang pembalap di depan tetap dalam fokus hingga frame ke-23. Sejak saat saya menekan tombol rana hingga frame ke-11 atau ke-12, sistem AF tampak melacak bentuk dan warna celana pendek yang dipakai sang pembalap, mungkin karena wajahnya tidak terlihat. Fokus ditempatkan di depan sang pembalap pada frame ke-24, tetapi kembali lagi ke wajah sang pembalap pada frame ke-26. Walaupun fokus berada di luar zona fokus, namun sistem berhasil melacak subjek hingga frame ke-27 dan ke-28. Gambar sebagian frame tampak agak buram, kemungkinan karena kamera terlalu dekat ke sang pembalap, sehingga menyebabkan subjek menjadi buram.
Tes 3: Bidikan beruntun pada sang pembalap yang mengendarai sepeda secara paralel dengan kamera
Pada tes ketiga ini, saya menggunakan kamera untuk melacak sang pembalap yang melaju pada arah yang hampir paralel dengan kamera. Untuk tes ini, saya memilih Large Zone AF (kiri) untuk memfokuskan pada sang pembalap di depan kelompok. Meskipun ada rintangan antara sang pembalap dan kamera sebanyak empat kali selama proses berlangsung, namun sistem AF terus melacak subjek tanpa menggeserkan fokus ke rintangan tersebut. Tampaknya, rintangan tersebut tidak dihiraukan, karena sistem AF memutuskan bahwa kamera sedang melacak sang pembalap berdasarkan informasi yang diperoleh dari sensor akselerasi yang mengumpankan informasi ke gyro stabilisasi gambar di lensa.
(Bidikan foto, berkolaborasi dengan: 8th JBCF Gunma CSC Road Race)
Uji lapangan untuk performa AF EOS-1D X Mark II dalam fotografi burung liar, silakan baca artikel berikut ini:
Ulasan Kebolehan Bagian 1: Akurasi Fokus dan Performa Pelacakan AF Mencengangkan
Ulasan Kebolehan Bagian 2: Dual Pixel CMOS AF - Fokus Sempurna, Bahkan dalam Pemandangan yang Gelap
Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi dengan mendaftar pada kami!
EOS-1D X Mark II
EF70-200mm f/2.8L IS II USM
Lahir pada tahun 1967 di Prefektur Fukuoka. Ia lulus dari sekolah kejuruan untuk fotografi di Tokyo dan menjadi fotografer independen setelah bekerja di perusahaan produksi periklanan. Ia membidik beragam luas subjek, dari orang hingga produk, arsitektur, teater, dll. Dalam beberapa tahun baru-baru ini, ia telah mengadakan pameran di berbagai tempat dengan fokus pada tema alam dan aktivitas manusia.
Menyampaikan berita harian yang terkait topik,misalnya tentang kamera digital dan perangkat periferal, serta perangkat lunak imaging. Juga menerbitkan berbagai artikel, seperti ulasan tentang penggunaan model kamera digital yang sesungguhnya, dan sampel foto yang diambil dengan menggunakan model baru.