Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Produk >> Semua Produk

EOS-1D X Mark II: Ulasan Fungsi dan Desain Eksternal

2016-08-04
0
5.74 k
Dalam artikel ini:

Dirilis tahun 2016, EOS-1D X Mark II diperingkatkan sebagai model flagship highest-end di antara kamera digital yang dirilis oleh Canon. Berikut ini adalah laporan rinci tentang bagaimana kamera ini telah berkembang dari pendahulunya, EOS-1D X, dari segi penampilan dan fungsi.
(Dilaporkan oleh: Koichi Isomura)

 

Didesain untuk digunakan oleh fotografer profesional di bawah kondisi yang ekstrem

EOS-1D X Mark II diperingkatkan sebagai model flagship highest-end di antara kamera digital yang dirilis oleh Canon. Didesain terutama untuk digunakan oleh para fotografer profesional, ini adalah kamera yang sangat bisa diandalkan, menawarkan ketangguhan istimewa yang mampu menahan kondisi pemotretan ekstrem, kedap tetesan air dan debu, serta durabilitas rana hingga 400.000 siklus. Kamera ini dapat dianggap sebagai penerus sejati EOS-1, model flagship Canon selama era kamera SLR film.

Meskipun dilengkapi dengan sensor CMOS full-frame 35mm, sama seperti pendahulunya, EOS-1D X, jumlah piksel sudah ditingkatkan ke kira-kira 20,2 megapiksel, dibandingkan dengan kira-kira 18,1 megapiksel pada EOS-1D X . Ini juga merupakan kamera DSLR full-frame pertama yang dilengkapi dengan sensor Dual Pixel CMOS sensor (Baca selengkapnya tentang ini dalam Bagian 3, Wawancara dengan Pengembang). Tidak hanya itu, tapi kamera ini juga menawarkan kecepatan AF yang tinggi selama pemotretan Live View.

 

Fungsi AF yang lebih dahsyat dan area AF lebih lebar dengan penggunaan sensor baru

Fungsi AF pada EOS-1D X Mark II juga sudah disempurnakan, dibandingkan dengan EOS-1D X. Penggunaan sensor AF yang baru dikembangkan, dibarengi dengan restrukturisasi desain optik dan algoritme, telah berkontribusi pada perbaikan kamera yang signifikan.

Jumlah titik AF tetap 61, sama seperti sebelumnya, tetapi area AF sudah diperluas, ke atas dan ke bawah. Area AF di dalam viewfinder diperlebar hingga sekitar 24% untuk titik AF perifer dan sekitar 8% untuk titik AF tengah sehubungan dengan EOS-1D X, jadi penggunanya dapat menikmati fleksibilitas yang lebih leluasa dalam menyusun bidikan.

Perkembangan fungsi AF dapat juga terlihat dalam aperture lensa maksimum yang memfungsikan AF. Untuk EOS-1D C, hanya titik AF tengah yang mendukung AF untuk lensa dengan aperture maksimum f/8 (firmware versi 1.1.1 atau yang lebih baru). Sebaliknya, semua titik AF pada EOS-1D X Mark II mendukung AF untuk lensa dengan aperture maksimum f/8. Ini akan praktis dalam sejumlah kasus, misalnya, apabila kita mengombinasikan lensa dengan aperture maksimum f/4 dengan extender 2x untuk meningkatkan aperture efektif yang terluas ke f/8. Selain itu, 21 titik AF di bagian tengah memungkinkan pemfokusan tipe silang pada f/8, sedangkan titik AF tengah, sekarang mendukung AF hingga batas cahaya rendah EV-3 (hingga EV-2 pada EOS-1D X).

Sebagai tambahan pilihan mode pemilihan area AF yang sudah tersedia, juga disertakan Pemilihan Manual: Spot AF, Manual Selection: AF 1 titik, Perluasan area AF (Kiri, Kanan, Atas, Bawah), Perluasan area AF: Surround, Manual Selection: Zone AF dan Auto Selection AF, kamera juga menawarkan Manual Selection : Opsi Large Zone AF yang membagi titik AF ke dalam tiga zona (kiri, tengah dan kanan).

Untuk mengetahui selengkapnya tentang cerita sesungguhnya mengenai perbaikan fungsi AF pada EOS-1D X Mark II, bacalah Wawancara dengan Pengembang (Bagian 2).

 

Contoh menggunakan pemotretan beruntun kecepatan tinggi dan AF Al Servo

Diilustrasikan dalam contoh di bawah, tampak pembalap yang menancap gas sepenuhnya menuruni jalan yang lurus dalam balapan sepeda. Ia mungkin melaju pada kecepatan 60km/jam. Di sini, saya menangkap subjek dengan AF Al Servo serta kecepatan pemotretan beruntun 14 fps. Kamera dapat menangkap 16 bidikan dalam waktu satu detik lebih sedikit. Kamera ini juga dapat melacak subjek dan mempertahankan fokus selama proses. Area AF yang saya pilih adalah Large Zone AF (Tengah).

 

 

 

 

 

 

 

 

Untuk selengkapnya tentang bagaimana EOS-1D X Mark II berperforma di lapangan, silakan baca:
Ulasan Kebolehan (Bagian 1): Akurasi Fokus dan Performa Pelacakan AF yang mencengangkan
Ulasan Kebolehan (Bagian 2): Dual Pixel CMOS AF - Fokus Sempurna, Bahkan dalam Pemandangan yang Gelap


Di samping fleksibilitas yang lebih leluasa dalam memilih area AF, seperti diilustrasikan dalam contoh di atas, EOS-1D X Mark II juga dilengkapi dengan mekanisme untuk pemfokusan yang lebih efektif dengan mengenali dan menonjolkan subjeknya. Salah satunya adalah EOS iTR AF, yang memberikan prioritas untuk mengenali warna subjek dan wajah subjek potret.

EOS iTR AF mengenali warna dan bentuk subjek atau wajah subjek potret yang dideteksi oleh Sistem iSA EOS, dan mempertahankan fokus pada subjek ini dengan menggerakkan titik AF menurut pergerakan subjek.

EOS-1D X menggunakan sensor pengukuran RGB 100.000 piksel untuk pengenalan tersebut, tetapi ini sudah ditingkatkan ke sensor pengukuran RGB+IR dengan resolusi kira-kira 360.000 piksel pada EOS-1D X Mark II. Sensor pengukuran yang baru ini mampu mendeteksi wajah yang ukurannya lebih kecil daripada sebelumnya, dan akan sangat praktis apabila dikombinasikan dengan Auto selection AF, Large Zone AF atau Zone AF. Jika wajah tidak dapat dikenali, fokus akan ditetapkan dengan mendeteksi warna dan bentuk subjeknya.

Selain sensor pengukuran, Al Servo untuk mendorong AF menurut pergerakan subjek, juga sudah ditingkatkan dari AI Servo AF III ke AI Servo AF III+. Algoritme AF drive Al Servo AF III+ sudah direvisi sehingga dapat melanjutkan pelacakan apabila subjek yang mendekati kamera, tiba-tiba bergerak menjauh secara cepat.

Selanjutnya, apabila lensa Canon yang dilengkapi dengan fitur Image Stabilizer (IS) dipasang, sensor akselerasi untuk gyro getaran IS menggerakkan titik AF dengan menentukan apakah pergerakan kamera disebabkan oleh fotografer yang melacak subjek atau lainnya. Ini adalah contoh ideal yang menunjukkan bahwa umpan-balik fotografer profesional berdasarkan pengalaman mereka di lokasi, dipertimbangkan untuk pertimbangan desain.

Fitur lain mencakup opsi white balance Auto (Ambience priority) yang memanfaatkan terpaan warna hangat sumber cahaya, seperti bola lampu pijar, serta fitur pemotretan Anti-flicker (anti kerlipan) yang mengurangi ketidakrataan dalam pencahayaan atau warna dengan mendeteksi kerlipan di cahaya neon ketika memotret di bawah sumber cahaya, misalnya lampu pijar.

 

Titik AF tumpangan menyala merah setelah fokus ditetapkan, memudahkan identifikasi di tempat yang bercahaya redup

Viewfinder menawarkan cakupan kira-kira 100% dan pembesaran kira-kira 0,76 kali. Selain informasi di tepi viewfinder serta LCD di bagian bawah, misalnya, image type (tipe gambar), shooting mode (mode pemotretan) dan exposure value (nilai pencahayaan), Anda juga dapat menampilkan garis kisi-kisi, pengaturan, AF frame dan titik AF yang dipilih pada LCD transmisif yang sudah terpasang. Apabila fokus ditetapkan, titik AF ditumpangkan pada gambar dan menyala merah. Fitur ini pernah tersedia pada sejumlah model sampai EOS-1D Mark IV, tapi dihilangkan pada EOS-1D X. Memiliki fitur ini akan lebih mudah mengetahui, apakah fokus sudah tercapai sewaktu Anda memotret di lokasi bercahaya redup, jadi, saya gembira bahwa fitur ini sudah tersedia lagi pada EOS-1D X Mark II. Terdapat sebagian vinyeting di gambar viewfinder pada contoh di atas, tetapi ini karena saya memotretnya dengan kamera berbeda untuk tujuan ilustratif.

 

Anda dapat mengubah pengaturan untuk shooting mode (mode pemotretan), metering mode (mode pengukuran),  white balance, drive mode, pengoperasian AF dan pendeteksian kerlipan melalui tampilan viewfinder.

 

Monitor LCD yang diadopsi berukuran besar dan monitor Clear View LCD II sudut lebar 3,2 inci dengan high definition kira-kira 1,62 juta dot. Ini juga merupakan yang pertama melengkapi model EOS-1D dengan monitor LCD belakang peka-sentuhan. Namun demikian, fungsi layar sentuh hanya dapat digunakan untuk memindahkan titik AF dan memperbesar tampilan selama pemotretan Live View, atau untuk memindahkan titik AF ke posisi lain di area AF sewaktu dalam mode [FlexiZone – Single] AF. Ini tidak berfungsi sebagai rana sentuh.

 

EOS DSLR  dengan kecepatan pemotretan beruntun tertinggi

Sementara EOS-1D X layak membanggakan kecepatan pemotretan beruntun maksimum 12 fps, EOS-1D X Mark II lagi-lagi mencapai suatu terobosan, meninggikan kecepatan maksimum ke 14 fps dengan kemampuan pelacakan AF dan AE (kecepatan pemotretan beruntun maksimum selama pemotretan Live View 16 fps dengan AF dan AE terpaku pada frame pertama). Terobosan ini bisa terlaksana berkat penggunaan teknologi terkini yang berlimpah pada kamera, yang menyertakan metode gerakan cermin rendah-guncangan berkecepatan tinggi dari sensor CMOS dan penggunaan dua prosesor gambar DIGIC 6+.

Kecepatan pemotretan beruntun dapat ditetapkan secara bebas ke frame rate (laju bingkai) berapapun, antara 2 hingga 14 fps selama pemotretan viewfinder, dan sampai 16 fps atau antara 2 hingga 14 fps selama pemotretan Live View.

 

Video: Mengilustrasikan proses pemotretan beruntun

 

Bunyi rana juga relatif lebih senyap daripada EOS-1D X selama pemotretan beruntun. Meskipun kecepatan tinggi, namun getaran yang dapat dirasakan melalui tangan yang memegang kamera, minimal. Kecepatan tulis ke kartu CFast 2.0 selama perekaman simultan RAW+JPEG, begitu mengagumkan. Jika Anda hanya menulis dalam format JPEG Large, Anda dapat terus melepaskan rana tanpa gangguan sampai kapasitas kartu memori penuh.

(Untuk menguji performa pemotretan beruntun, saya menetapkan kamera ke mode Manual, MF, aperture maksimum, ISO 100 dan kecepatan rana 1/2.500 detik.)

 

Perubahan yang dibuat pada bentuk pegangan dan ujung sebelah atas

Dimensi eksternal dan bobot EOS-1D X Mark II, masing-masing sekitar 158,0 × 167,6 × 82,6mm dan 1.530g. Ini hampir sama seperti pengukuran EOS-1D X, yang kira-kira 158,0 × 163,6 × 82,7mm dan 1.530g (sesuai dengan CIPA dan termasuk baterai serta media perekaman). Apabila dipegang di tangan, kedua kamera terasa hampir sama dari segi bobot dan ukuran. Namun demikian, pegangan model yang lebih baru, telah dibuat agak ramping, sehingga memungkinkan pengguna yang tangannya lebih kecil dapat memegang kamera lebih erat.

 

 

 

 

 

 

Walaupun pegangannya masih terlihat besar untuk mereka yang bertangan lebih kecil, misalnya pengguna wanita, namun mampu memberikan pegangan yang erat dan stabil, bagus untuk menyeimbangkan sebagian lensa yang lebih berat. Bagi saya, saya tidak merasa lelah, bahkan setelah saya memegang kamera selama berjam-jam melakukan pemotretan.

 

Perubahan terbesar dalam penampilan yaitu, bentuk segiempat dan tonjolan yang lebih besar di bagian atas kamera, yang menaungi antena GPS built-in. Sementara EOS-1D X memerlukan GPS Receiver eksternal, namun ini tidak lagi diperlukan untuk EOS-1D X Mark II yang dilengkapi antena GPS built-in.

 

Antena GPS built-in

Antena GPS built-in kompatibel dengan tiga tipe sistem, yaitu GPS satellites (AS), GLONASS satellites (Rusia) dan Quasi-Zenith Satellite System (QZSS) Jepang, MICHIBIKI. Informasi posisional presisi tinggi dapat diperoleh dengan menangkap beberapa sinyal dari semua satelit ini, yang kemudian dituliskan ke dalam gambar yang ditangkap dalam format Exif. (Anda juga dapat memilih untuk menonaktifkan pengaturan untuk memperoleh informasi posisional.)

Fungsi GPS logging terdiri atas dua mode. Di Mode 1, sinyal GPS diterima pada interval berkala, bahkan apabila daya kamera dimatikan, dan informasi disimpan setelah daya kamera dihidupkan. Di Mode 2, fungsi GPS logging juga dimatikan apabila kamera dimatikan. Setelah fitur GPS Logger diaktifkan, informasi posisional diperoleh pada interval yang teratur, memungkinkan Anda menampilkan rute yang terliput oleh kamera pada peta yang menggunakan perangkat lunak Map Utility.

 

Sakelar Pemotretan Live View/Pembuatan film, sekarang memiliki tuas untuk beralih antara stills (gambar diam) dan movies (film)

Seperti pada EOS-1D X, EOS-1D X Mark II dilengkapi sejumlah tombol, misalnya Main Dial (Dial Utama), Quick Control Dial (Dial Kontrol Cepat) dan shutter (rana), yang memberikan akses langsung ke fitur yang berbeda-beda. Oleh karena itu, para pengguna tidak akan bingung dengan pengoperasiannya apabila mereka meningkatkan dari model sebelumnya. Selain itu, sakelar pemotretan Live View/Pembuatan film, sekarang berbentuk tuas untuk beralih antara stills (gambar diam) dan movies (film), sama seperti pada model seperti EOS 5D Mark III. Sementara itu, bentuk joystick Multi-controller juga sudah berubah dari bentuk dengan ujung runcing ke permukaan datar yang memungkinkan kontak lebih dekat dengan bola jari.

 

Dial dan tombol kontrol pada sisi yang sama seperti pegangan vertikal. Bentuk pegangan, tempat jemari bersandar, sudah dimodifikasi, dan tombol M-Fn sekarang terletak di depan Main Dial. Selain itu, sakelar On/Off (Hidup/Mati) pegangan Vertikal sudah dipindahkan ke bawah dengan terminal Remote control (mendukung remote control tipe N3) di atasnya.

 

Walaupun tombol start AF pegangan Vertikal, tombol kunci AF pegangan Vertikal dan pemilihan titik AF pegangan Vertikal diatur dalam urutan yang sama seperti sebelumnya, namun tombol start AF pegangan Vertikal sekarang ditempatkan agak lebih jauh dari kedua tombol lainnya. Tata letak semacam itu lebih menyerupai jarak antara tiga tombol yang bersangkutan pada orientasi horizontal, jadi para pengguna dapat mengoperasikan kamera dengan cara serupa, entah mereka memegangnya secara horizontal atau vertikal.

 

Panel LCD belakang serta tombol di bawah monitor LCD belakang hampir tidak berubah, kecuali tombol pemilihan ukuran Card/Image (Kartu/Gambar) sudah dipindahkan agak ke atas.

 

Kenop penyetelan dioptrik dan tuas rana eyepiece ditayangkan apabila Anda menghapus eyecup. Di antara kamera Canon, model EOS-1 D adalah satu-satunya kelas yang dilengkapi dengan rana eyepiece untuk menghalangi cahaya eksternal masuk dari viewfinder.

 

EOS-1D X Mark II dilengkapi dengan dua slot kartu, satu untuk slot CF yang sesuai dengan UDMA Mode 7, sedangkan yang satunya lagi adalah slot CFast 2.0 yang mendukung penulisan kecepatan tinggi. Masing-masing slot kartu dapat dikonfigurasikan ke [Standard], [Auto switch card], [Rec. separately] atau [Rec. to multiple] ketika menulis gambar. Slot CFast 2.0 tidak kompatibel dengan kartu CF dan sebaliknya, jadi hanya satu kartu CFast 2.0 yang dapat disisipkan setiap kali.

 

Antarmuka yang berbeda pada kamera – terminal Ethernet RJ-45 (IEEE 802.3u), terminal HDMI mini OUT dan terminal digital yang kompatibel dengan USB 3.0 (SuperSpeed USB Micro B).

 

Terminal perpanjangan sistem (Wireless File Transmitter untuk WFT-E8B/WFT-E6B), Φterminal Headphone 3,5mm, Φterminal External microphone IN/Line input 3,5mm dan terminal PC.

 

Kamera dilengkapi dengan baterai LP-E19. Juga kompatibel dengan baterai LP-E4N/LP-E4 yang digunakan pada model seperti EOS-1D X.

 

Battery Charger LC-E19 mendukung pengisian 2 baterai sekaligus. Lampu mengindikasikan status pengisian serta perkiraan waktu penggunaan. Selain itu, charger (pengisi baterai) juga menawarkan fitur kalibrasi untuk menguras isi residu, serta fitur yang memeriksa keusangan baterai. Juga dapat digunakan untuk mengisi baterai LP-E4N/LP-E4.

 

Bidikan foto dengan dukungan 8th JCBF Gunma CSC Road Race

 

 

Koichi Isomura

 

Lahir pada tahun 1967 di Prefektur Fukuoka. Ia lulus dari sekolah kejuruan untuk fotografi di Tokyo dan menjadi fotografer independen setelah bekerja di perusahaan produksi periklanan. Ia membidik beragam luas subjek, dari orang hingga produk, arsitektur, teater, dll. Dalam beberapa tahun baru-baru ini, ia telah mengadakan pameran di berbagai tempat dengan fokus pada tema alam dan aktivitas manusia.

 

Digital Camera Watch

 

Menyampaikan berita harian yang terkait topik,misalnya tentang kamera digital dan perangkat periferal, serta perangkat lunak imaging. Juga menerbitkan berbagai artikel, seperti ulasan tentang penggunaan model kamera digital yang sesungguhnya, dan sampel foto yang diambil dengan menggunakan model baru.

http://dc.watch.impress.co.jp/

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami