Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Saran & Tutorial >> Semua Saran & Tutorial

Mengekspresikan perspektif dengan lensa standar

2014-11-20
0
2.71 k
Dalam artikel ini:

Lensa standar mampu menangkap gambar yang tampak mendekati perspektif yang wajar dan efek bokeh. Di sini, saya akan menjelaskan tentang cara membuat dan mengekspresikan komposisi yang hanya tersedia dengan lensa standar. (Dilaporkan oleh: Mutsumi Ishibashi)

KERJA LENSA

Kemampuan komposisi lensa standar penting

Bidikan ini diambil dengan EF24-70mm f/4L IS USM. Lensa jenis ini sesuai untuk mereproduksi gambar yang sederhana, dan dicirikan oleh kemampuannya untuk menangkap lanskap dari perspektif normal. Dengan kata lain, ini tidak sesuai untuk mereproduksi gambar yang mencengangkan. Oleh karena itu, komposisi lengkap yang diinginkan adalah dengan penggunaan lensa zoom dengan sudut tampilan standar. Jika komposisinya stabil, gambar dapat diambil dengan penambahan pada realismenya, bahkan Anda dapat membayangkan area yang tidak ditampilkan dalam foto.

Contohnya, foto hamparan hutan yang ditunjukkan di bawah tertutupi salju masih ada di bagian belakang dengan sekumpulan pohon beech yang terdistribusi secara rata. Dengan komposisi ini, Anda dapat mengekspresikan kesan musim semi serta suasana yang menyegarkan.

EOS 5D Mark III/EF24-70mm f/4L IS USM/FL: 50mm/ Manual exposure(1/15 det., f/13)/ISO 200/WB:Daylight

Hutan pohon beech di Prefektur Fukushima. Hutan yang ditangkap pada musim semi dengan salju yang masih ada, terlihat di antara pepohonan dan di tengah dedaunan beech yang lembut dan hijau.

MENGGUNAKAN LENSA

EF24-70mm f/4L IS USM

Lensa 24-70mm ini mampu mencakup kisaran wide-angle hingga sekelumit kisaran telefoto. Dengan jarak pemotretan minimum hingga 0,2 m, kemampuannya untuk menangkap bidikan close-up merupakan suatu terobosan. Dengan panjang keseluruhan 93 mm dan bobot 600 g, secara relatif lensa ini ringkas dan mudah ditangani. Inilah lensa yang dapat Anda andalkan untuk mendapatkan kualitas gambar yang sangat baik.

Klik di sini untuk melihat rincian EF24-70mm f/4L IS USM

TEKNIK:

Pepohonan tersebar merata

Hal penting yang perlu diperhatikan ketika memotret hutan adalah menggambarkan komposisi dengan kelompok pepohonan yang terdistribusi merata seluruhnya. Untuk melakukannya, maka harus ada sejumlah pohon yang menjulang di latar depan, latar tengah dan latar belakang. Cari sudut di mana pepohonan ini tidak saling tumpang-tindih. Jika salju yang masih ada dapat juga ditangkap dalam bidikan, kesan musim ini dapat dibangkitkan.

Menonjolkan subjek utama tanpa menekan subjek lain secara berlebihan

Bagaimana Anda mengembangkan kejelian untuk menemukan motif ketika memasuki hutan? Anda dapat melakukannya dengan mempelajari lebih banyak tentang hutan yang akan Anda kunjungi. Dengan mengetahui lingkungan hutan yang akan Anda potret, subjek yang Anda ingin tangkap akan terdefinisikan baik dengan sendirinya. Saat mencapai lokasi pemotretan, Anda sebaiknya memahami terlebih dahulu karakteristik lanskap di tempat itu. Dengan melakukan hal tersebut, Anda akan mudah menemukan subjek untuk dipotret. Tema contoh di atas menunjukkan hutan hijau musim panas di musim semi. Cari lokasi yang memiliki wajah hutan yang lengkap dan siapkan kamera di tempat pepohonan yang tidak saling tumpang-tindih.

Dibidik pada 17 mm, contoh ini menggambarkan keindahan hutan pohon jati Mizunara dengan pohon bambu kerdil yang tumbuh lebat di hamparan hutan. Tergantung pada lensa yang dipilih, penyampaiannya akan berbeda ketika memotret hutan tersebut. Dalam bidikan contoh pada 17 mm dengan menggunakan lensa zoom wide-angle, pertumbuhan hutan diekspresikan dengan cara menekankan pohon bambu kerdil pada hamparan hutan. Dalam bidikan contoh pada 45 mm dengan menggunakan lensa zoom standar, fokus diarahkan pada penggambaran wajah hutan. Kesan jarak diekspresikan dengan cara membuat komposisi yang mengatur pepohonan yang menonjol secara merata di seluruh layar di latar depan, latar tengah dan latar belakang.

Bidik pada 17 mm

Buat komposisi yang menekankan latar depan ketika memotret dengan lensa wide-angle. Dalam gambar ini, dedaunan pohon bambu kerdil ditempatkan di latar depan. Kesan skala dapat juga dibuat dengan lebih jauh menyatukan wajah hutan dalam jarak.

Bidik pada 47 mm

Mengambil foto dengan lensa standar adalah yang terbaik untuk memotret lanskap dengan sudut visual lurus. Kuncinya terletak dalam penggambaran komposisi yang mengatur kelompok pohon tanpa menciptakan ruang yang tidak perlu di dalam sudut tampilan.

Mutsumi Ishibashi

Lahir di Prefektur Chiba pada tahun 1947. Sejak remaja, Ishibashi berkelana ke seluruh Jepang dengan tujuan untuk mengetahui lanskap alam negeri ini. Pada sekitar tahun 1975, ia mulai mempersempit fokusnya pada lanskap alam di wilayah Tohoku. Sejak itu, ia telah menjadikannya sebagai karya hidupnya untuk mereproduksi kecantikan alam yang dibudidayakan oleh kondisi lembap yang unik di Jepang.

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami