Menyusul peluncuran model flagship Canon, EOS-1D X Mark II pada Februari 2016, saya berbagi kesan pertama saya mengenai fungsi pembuatan film kamera. Anda pasti terpana oleh foto berkualitas tinggi burung liar yang bergerak cepat, dicuplik dari bidikan 4K Movie pada kamera! (Diedit oleh: Video Salon)
Membuat film dalam 4K pada 50p/60p, dan dalam Full HD pada 100p/120p
Dengan peluncuran DSLR flagship Canon, EOS-1D X Mark II, sekarang Anda dapat membuat film dalam 4K pada 50p/60p, dan dalam Full HD pada 100p/120p. Dari segi fungsinya, ini juga merupakan yang pertama kali Dual Pixel CMOS AF (AF CMOS Piksel Ganda) diadopsi dalam DSLR full-frame 35mm. Meskipun, katanya pemfokusan dalam 4K Movie Shooting sulit, tapi Movie Servo AF sudah direalisasikan, dan pelacakan AF dapat dilaksanakan pada seluruh frame (bingkai), bahkan ketika membuat film pada high frame rate (laju bingkai tinggi), yaitu 100p/120p dalam Full HD.
Film 4K direkam dalam Motion JPEG, sehingga memungkinkan video diberi kode tanpa kompresi di antara bingkai. Hal ini memungkinkan Frame Grab (Tangkapan Bingkai) dilakukan, dan satu bingkai gambar dicuplik dari film 4K, kemudian disimpan (dalam JPEG) semuanya pada kamera itu sendiri.
Slot ganda untuk CF dan CFast 2.0. Video 4K dan Full HD 100p/120p direkam pada CFast 2.0.
Pelindung kabel juga disertakan di antara sekian bayak aksesori untuk memastikan bahwa HDMI dan kabel lainnya berada di tempatnya. Namun demikian, output HDMI terbatas pada Full HD.
Kesan Pertama:
“Kamera diam kecepatan ultra tinggi”—bukan sekadar “pembuat film"
Fungsi pembuatan film 4K pada EOS-1D X Mark II, dari segi tertentu, memang sedikit berbeda dari fungsi yang sama pada kamera diam lainnya, hingga saat ini.
Bidikan burst yang diambil pada kecepatan pemotretan beruntun 14 fps (16 fps dalam mode Live View) pada EOS-1D X Mark II memiliki kelanjutan yang cukup untuk membentuk klip mirip animasi, seandainya Anda merajut semua bidikan menjadi satu. Namun demikian, berapa pun tingginya kualitas gambar, secara masing-masing, gambar itu hanya sekadar "gambar mirip film" dibandingkan film yang sesungguhnya.
Sebaliknya, apabila menyangkut soal film 4K yang diambil oleh EOS-1D X Mark II, benar-benar merupakan film seutuhnya. Memang, film 50 fps/60 fps, yang pertama untuk kamera full-frame Canon, hasilnya mulus! Seandainya Anda ingin memecah film dan melihatnya bingkai per bingkai, kualitas masing-masing bingkai begitu tinggi sehingga saya, sebagai pencipta footage film, bisa mengatakan bahwa semua foto sebagus foto diam yang diambil satu per satu. Dan, karena kehebatan inilah saya yakin bahwa sudah sepantasnya menggambarkan EOS-1D X Mark II sebagai "kamera diam kecepatan ultra tinggi" alih-alih hanya sekadar "pembuat film".
Performa mengagumkan adalah buktinya, bahkan apabila pembuatan film dalam Full HD 100 fps/120 fps, yang juga didukung oleh EOS-1D X Mark II. Anda bahkan dapat menangkap burung liar yang bergerak cepat pada momen yang tepat—hingga mencapai tahap Anda dapat mencuplik bingkai yang tepat dalam pasca-produksi. Anda mungkin hanya punya 50% peluang untuk melakukannya seandainya membuat film 50fps/60fps pada kecepatan 4K. Dari segi ini, bisa dikatakan bahwa inilah kamera impian, yang memungkinkan Anda menangkap momen sempurna, alih-alih melakukannya secara kebetulan.
Mungkin, inilah rangkuman keunggulan EOS-1D X Mark II. Dan dengan ini, beserta perbaikan dramatis pada kemampuan AF, tidak heran bahwa kamera ini telah diluncurkan pada tahun Olimpiade. (teks: Yasushi Sugawara)
Tangkapan bingkai diambil dari film 4K 60 fps. Kamera dilengkapi dengan fungsi AF yang lebih intuitif dan begitu praktis sehingga lensa terdahulu pun dapat memperoleh manfaatnya.
Kualitas 4K Frame Grab sangat mencengangkan
Tangkapan bingkai dari film 4K (4096×2160)
Gambar diam (5472×3648)
Saya menaruh dua gambar di atas yang diambil dengan EOS-1D X Mark II secara berdampingan. Gambar yang satu adalah bidikan diam sedangkan yang satunya lagi adalah Frame Grab film 4K. Dengan membandingkan keduanya, dan berkat resolusi tinggi Frame Grab, terlihat jelas bahwa file gambar cuplikan (kira-kira 8,8 megapiksel, dalam format JPEG) memang berkualitas tinggi, melampaui apa yang diperlukan untuk penggunaan praktis yang normal. Karenanya, bagi para videografer profesional, EOS-1D X Mark II sangat mirip kamera diam yang mengambil bidikan kira-kira 8,8 megapiksel (=frame) pada kecepatan 60 frame per detik. Ini karena penggunaan format kompresi yang dikenal sebagai Motion JPEG dalam fungsi perekaman film 4K-nya.
* Harap diperhatikan, bahwa dengan fungsi 4K Frame Grab, menyimpan gambar diam dari satu bingkai film tidak menghasilkan kualitas gambar yang sama seperti gambar diam yang normal.
Hasil format yang berbeda-beda pada sudut pandang yang berlainan, seperti yang terlihat pada gambar di atas.
(Seluruh area gambar: Still (5472 x 3648); warna hijau: Sudut pandang HD; warna merah: 4K (4096 x 2160).)
Dalam video 4K, sudut pandang menjadi lebih sempit karena piksel harus dikemas lebih padat.
Pengoperasian terkait AF dapat dilaksanakan dengan panel sentuh LCD
Dari atas: 1. Membuat film dalam mode Movie Servo AF; 2. Menyentuh ikon pada layar akan menjedakan Movie Servo AF; 3. Menyentuh lagi ikon Servo AF akan mulai menjalankan lagi Movie Servo AF.
EOS-1D X Mark II memungkinkan Dual Pixel CMOS AF dilakukan pada layar sentuh. Fungsi sentuh tersedia untuk level pengoperasian minimum yang diperlukan untuk pemfokusan, misalnya, menentukan titik fokus dan memutar Movie Servo AF ke ON/OFF (Hidup/Mati).
*Kamera yang digunakan dalam artikel ini adalah purwarupa yang dibuat di Jepang. Karena itu, harap diingat, bahwa hasilnya mungkin berbeda dari produk aktual dari segi eksterior, kualitas gambar, dan sebagainya.
SPESIFIKASI
Pemasangan:
Pemasangan EF Canon
Media perekaman:
CF (UDMA7), CFast 2.0.
Pemotretan gambar diam pada 16 fps, pembuatan film 4K/60p dan bidikan FHD/120p didukung pada CFast 2.0.
Sensor gambar:
35mm full-frame, kira-kira 20,2MP (dilengkapi dengan Dual Pixel CMOS AF)
Kecepatan ISO Video:
Normal ISO 25600 (ISO 12800 untuk 4K)
Kecepatan pemotretan beruntun:
Kira-kira 14 fps (pemotretan viewfinder), dan kira-kira 16 fps (pemotretan Live View)
Format perekaman video:
4K: Motion JPEG, Full HD MOV/MP4: MPEG4 AVC/H.264
Jumlah piksel/frame rate (laju bingkai) perekaman video maksimum:
4K (4096×2160) 50p/60p, Full HD MOV (1920×1080) 100p/120p (pembuatan film High Frame Rate tanpa audio), 50p/60p, Full HD MP4 (1920×1080) 50p/60p
Batas waktu perekaman:
Kira-kira 29 menit 59 detik (dalam exFAT-kompatibel CFast 2.0, tidak ada batas ukuran file 4GB)
Laluan HDMI:
Khusus Full HD
Kode waktu:
Memungkinkan (rec run / free run yang dapat dipilih, Enable/Disable drop frame yang dapat dipilih)
Monitor LCD:
Lebar 3,2 inci dengan kira-kira 1,62 juta dot, pengoperasian sentuh dibatasi untuk pergerakan frame AF dan perbesaran tampilan
GPS:
Built-in
Dimensi eksternal:
Lebar 158,0 × Tinggi 167,6 × Panjang 82,6mm
Bobot (hanya bodi utama):
Kurang-lebih 1340g
Untuk rincian mengenai EOS-1D X Mark II, klik di sini.
Yasushi Sugawara
Mengambil foto segala macam benda hidup, termasuk burung, serangga dan tumbuhan, menggunakan teknik khusus, seperti time lapse (laluan waktu), high speed (kecepatan tinggi) dan fotografi tiga dimensi. Membuat footage (catatan kaki) untuk TV, footage untuk pameran, menulis untuk berbagai majalah, dan aktif dalam banyak bidang lainnya. Anggota Society of Scientific Photography. Penerima penghargaan, EARTH VISION Global Environmental Film Festival (2000). Penerima penghargaan, Japan Wildlife Film Festival (2001).
Video Salon
Video Salon memulai publikasinya pada tahun 1980, dan merupakan satu-satunya majalah mengenai perlengkapan videografi di Jepang. Dengan menargetkan ke para pembaca yang berkisar dari para amatir yang serius hingga tingkat profesional, majalah ini meraih reputasi yang mantap, bukan hanya karena informasi yang disajikannya mengenai kamera video dan perangkat lunak penyuntingan, tetapi juga tentang ulasannya mengenai videografi dengan kamera DSLR terbaru, serta saran dan tutorial dari sang pakar.
http://www.genkosha.co.jp/vs/
Diterbitkan oleh GENKOSHA Co., Ltd