Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Saran & Tutorial >> Semua Saran & Tutorial

Mengabadikan Air Terjun Dramatis: Hamparan Awan

2024-04-15
0
15

Apa yang membuat subjek begitu dramatis bagi fotografer lanskap? Bagi Jiro Tateno, hal pertama yang terlintas di benaknya adalah hamparan awan yang dramatis, seperti hamparan awan yang menyerupai air terjun, yang hanya terjadi dalam kondisi tertentu. Jiro Tateno berbagi saran mengenai cara meningkatkan peluang Anda untuk menemukan dan mengabadikannya secara megah. (Dilaporkan oleh Jiro Tateno, Digital Camera Magazine)

Hamparan awan air terjun di Jepang

EOS R5/ RF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 63mm /Manual Exposure (f/11, 1/15 det.)/ ISO 100/ WB: 4.900K
Lokasi: Shiori Pass, Prefektur Niigata, Jepang
Tanggal dan waktu pemotretan: 27 September, 05:15

Dalam artikel ini:

 

Hamparan awan air terjun: Lautan awan dibidik pada 50mm

Seperti nama julukannya, hamparan awan air terjun, dikenal sebagai “takigumo” dalam bahasa Jepang, adalah fenomena alam, yang menampakkan awan seakan mengalir ke bawah menuruni lereng gunung. Karena hamparan awan semacam ini hanya muncul dalam kondisi tertentu, maka, sungguh seru kalau menjumpainya—dan Anda tidak sendirian kalau merasa ada tekanan untuk mendapatkan bidikan yang bagus! Kalaupun ada tekanan, tetapi keberhasilan Anda tak ternilai harganya.

Saran berikut ini akan membantu meningkatkan peluang keberhasilan Anda mendapatkan bidikan yang bagus. Meskipun saya menggunakan bidikan saya dari Shiori Pass sebagai contoh, namun bidikan ini juga bisa diterapkan untuk sebagian besar tempat lainnya yang secara geografis cenderung memiliki hamparan awan air terjun.

 

1. Kapan: Saat yang tenteram di pagi hari setelah suhu malam hari turun drastis

Hamparan awan air terjun mirip versi khusus dari fenomena “lautan awan”. Kondisi yang sangat memungkinkan munculnya hamparan awan air terjun, sama dengan kondisi lautan awan:

- Pendinginan radiasi tinggi (dijelaskan di bawah)
- Pagi-pagi sekali
- Langit yang jernih
- Kelembapan tinggi

Namun demikian, meskipun kondisi tersebut terpenuhi dan Anda melihat lautan awan yang indah, tidak ada jaminan bahwa awan tersebut juga akan membentuk hamparan awan air terjun! Jadi, selain semua kondisi cuaca terjadi bersamaan, Anda juga perlu keberuntungan.

Di Shiori Pass, tempat saya mengambil gambar utama, hamparan awan air terjun lebih cenderung muncul pada pagi-pagi sekali di musim gugur. Gambar diambil pada akhir September pukul 5:15 pagi.


Pendinginan radiasi tidak cukup

Lokasi yang sama pada hari yang berbeda. Apabila pendinginan radiasi rendah, lautan awan akan lebih tipis, dan hamparan awan air terjun terlihat kurang jelas.

Pahami hal ini: Pendinginan radiasi dan lautan awan

Pendinginan radiasi mengacu pada proses di mana panas yang terkumpul di permukaan bumi pada siang hari dilepaskan ke atmosfer pada malam hari, sehingga mendinginkan udara di sekitar permukaan bumi. Lautan awan terbentuk ketika udara dingin terkumpul cukup banyak di tempat tertentu, misalnya pegunungan.

Udara hangat naik dan udara dingin tenggelam. Tidak adanya angin atau awan, mendorong pendinginan radiasi karena udara hangat dari tanah dapat keluar dengan lebih mudah tanpa bercampur dengan udara dingin di dekat tanah.

 

2. Gunakan rana lambat untuk menangkap kesan dramanya

Pergerakan hamparan awan air terjun

A: Tunggu sampai lautan awan melimpah-ruah
B: Gunakan rana lambat untuk menangkap “aliran” hamparan awan air terjun

“Hamparan awan air terjun” terjadi ketika lautan awan di bentangan alam seperti ngarai dan lembah menjadi sangat tebal atau naik sedemikian rupa sehingga meluap dan tumpah ke puncak-puncak di sekitarnya. Awan sedang bergerak, dan mungkin bergerak lebih cepat dari yang Anda duga!

Sama seperti cara Anda memotret air terjun atau aliran sungai, menggunakan rana lambat adalah cara yang bagus untuk menangkap dinamisme pemandangan dan menghasilkan gambar yang dramatis. Saya mengambil gambar utama pada 1/15 detik.


Saran Pro 1: Temukan kecepatan rana optimal—jangan menerpakan pencahayaan yang berlebihan (overexpose) pada bidikan!

Kecuali Anda menggunakan filter ND, kecepatan rana yang lebih lama dari 1 detik, mungkin akan mem-blow out detail awan, dan membuat gerakan awan kurang terlihat.


Overexpose pada 15 detik

Detail awan menjadi sangat besar
(Kecepatan rana: 15 detik)

Detail awan dipertahankan
(Kecepatan rana: 1/15 detik)

Di luar batas tertentu, detail sorotan yang berlebihan tidak akan dapat dipulihkan meskipun Anda memotret dalam RAW. Gunakan tampilan histogram dan zebra untuk membantu Anda memeriksa pencahayaan yang berlebihan.


Saran Pro 2: Gunakan filter ND saat keadaan mulai terang

Filter ND400 dan ND16

Saya biasanya membawa 2 filter ND:
- Filter ND400, yang memungkinkan Anda memotret hingga 9 stop kecepatan rana lebih lambat
- Filter ND16, yang memungkinkan Anda memotret hingga 4 stop kecepatan rana lebih lambat

Sebelum matahari terbit, Anda dapat menggunakan kecepatan rana yang lebih lambat tanpa terlalu mengkhawatirkan pencahayaan. Malahan, Anda mungkin harus tetap menggunakan kecepatan rana yang lambat jika kecepatan rana cukup redup—yang penting adalah menentukan seberapa lambat kecepatan rana yang akan digunakan untuk menampilkan gerakan awan yang cukup!

Lain ceritanya apabila matahari mulai terbit: bahkan 1/15 atau 1/8 detik pun dapat membuat bidikan menjadi terlalu terang. Menggunakan filter ND memungkinkan Anda mengambil bidikan rana lambat, bahkan di siang hari.


Saran Pro 3: Lepaskan rana dari jarak jauh

Apabila mengambil bidikan rana lambat atau pencahayaan yang lama, menekan tombol rana dapat menyebabkan keburaman akibat goyangan kamera. Saya biasanya menggunakan remote control untuk melepaskan rana. Ternyata, ada manfaatnya memotret pada tanah yang tidak stabil apabila saya tidak ingin mengubah pengaturan saya.

Alat pilihan saya adalah Wireless Remote Control BR-E1, yang terhubung ke kamera melalui Bluetooth.

 

Fungsi untuk pemotretan remote control pada aplikasi smartphone Camera Connect

Anda juga dapat menggunakan fungsi Remote Live View Shooting (Pemotretan Live View Jarak Jauh) atau Bluetooth Controller (Pengontrol Bluetooth) pada aplikasi smartphone Camera Connect.

 

3. Mengambil bidikan close-up hamparan awan air terjun

Kalau Anda tiba di lokasi pagi-pagi sekali, Anda akan dapat menangkap berbagai variasi pemandangan yang terjadi, mulai dari waktu saat senja hingga fajar menyingsing sampai matahari terbit. Berikut sebagian pengetahuan yang dapat membantu merencanakan alur pengambilan gambar Anda (dan lensa yang Anda gunakan).

Anda akan jarang melihat hamparan awan air terjun sebelum fajar menyingsing: biasanya dimulai dengan lautan awan saja. Ini adalah saat yang bagus untuk mengambil bidikan yang lebih lebar dari seluruh lanskap yang diselimuti awan.


Lautan awan dibidik pada 50mm
Fajar menyingsing. Lautan awan belum terlalu “meluap”, jadi saya mengambil bidikan tinjauan.

Kalau semua kondisi cuaca baik, awan di lembah akan menumpuk hingga cukup untuk menumpahkannya pada pegunungan di sekitarnya seperti air terjun. Hal ini sering terjadi segera setelah matahari terbit. Itulah waktu yang tepat untuk memotretnya secara close-up saat awan mengalir. Keadaan seperti itu mungkin tidak akan bertahan lama, jadi Anda jangan berleha-leha! Tatkala cakupan awan semakin bertambah, “cekungan” tempat aliran hamparan awan air terjun akan terisi dan menjadi bagian lain dari lautan awan yang lebih padat.


Close-up hamparan awan air terjun pada 500mm
Bidikan beruntung, tepat setelah matahari terbit, saat sinar matahari keemasan membuat hamparan awan air terjun bersinar. Memang sungguh memukau melihatnya dan merasa sangat bahagia dapat mengabadikannya.

 

Mengenai lokasi: Shiori Pass, Prefektur Niigata

Nama dalam bahasa Jepang: 枝折峠 (Shiori Touge)

Alamat: Sekitar Hainomata melalui Ginzan Daira, Uonuma City, Prefektur Niigata
Akses: 60 menit berkendara dari Koide IC di Kan-etsu Expressway melalui Route 352. Catatan: Rutenya sempit dan berliku-liku. Bus antar-jemput tersedia pada hari-hari tertentu selama musim sibuk.

Selengkapnya mengenai tempat ini: 
- Ada beberapa tempat pemotretan. Gambar utama dibidik pada “Sudut Pandang Hamparan Awan Air Terjun dan Lautan Awan 1”.
- Sudut pandang ini dapat diakses dari bulan Juni sampai awal November. Route 352 ditutup pada awal November untuk alasan keamanan.
- Anda mendapatkan peluang tertinggi untuk melihat hamparan awan air terjun jika berkunjung pada akhir September hingga November.


Lokasi: Uonuma City Tourism (Bahasa Jepang) (Bahasa lain tersedia melalui terjemahan mesin)

Mengenai Penulis

Digital Camera Magazine

Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation

Jiro Tateno

Lahir di Tokyo tahun 1975. Daru sekitar tahun 1990, ia menambatkan diri dengan alam melalui kegiatan memancing, dan fotografi. Dari tahun 1999, ia berkelana ke seluruh negeri, mengambil sejumlah foto dengan tema "Natural Beauty" (Keindahan Alam). Pada saat ini, ia memasok foto hasil karyanya untuk berbagai majalah, buku, poster, kalender dan lain sebagainya. Ia mengadakan pameran foto "Okinawa" pada tahun 2010, dan "Northern Lights - Journey of Light/ Iceland" pada tahun 2017.

 

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami