Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Saran & Tutorial >> Semua Saran & Tutorial

Memotret Subjek Tak Terduga - Olahraga

2016-04-28
0
1.83 k
Dalam artikel ini:

1) Memotret dengan kecepatan rana tinggi

Subjek kecepatan tinggi memerlukan kecepatan rana tinggi, biasanya 1000 atau lebih, tergantung pada olahraganya.

Mungkin, Anda perlu meningkatkan ISO sedikit untuk mengompensasi, khususnya jika Anda tidak berada di stadion dengan cahaya yang berlimpah. Lampu kilat tidak diizinkan di sebagian besar acara olahraga utama.

2) Memotret dalam mode JPEG

Secara mengejutkan, kadang kecepatan lebih penting daripada kualitas RAW.  Walaupun kualitasnya tidak akan begitu bagus, kemungkinan untuk mendapatkan bidikan pada momen yang tepat, jauh lebih besar, dan Anda dapat menaruh lebih banyak foto pada kartu Anda.  Anda akan memotret banyak hal selama acara olahraga.

3) Dua lebih baik daripada satu

Jika Anda serius mengenai fotografi olahraga, membawa serta kamera kedua adalah wajib. Tidak saja Anda memiliki dua lensa berbeda yang siap dibidikkan secara seketika, lensa ini juga berfungsi sebagai kamera cadangan kalau-kalau kamera satunya mengalami masalah atau baterainya maupun memorinya habis pada momen yang menentukan.

4) Pengetahuan adalah kekuatan – Kenali kamera Anda, ketahui segalanya tentang olahraga

Seorang fotografer yang kompeten harus mengetahui tentang kameranya, termasuk hafal tombol apa saja yang dapat ditentukan sebelumnya. Anda tidak akan sempat melakukan pengaturan apabila atlet tiba-tiba menunjukkan performa puncaknya dalam pertandingan.

Pengetahuan olahraga pun sama penting. Mengetahui kapan momen yang menentukan akan terjadi, dapat membantu fotografer olahraga mengamati dan berada di tempat yang tepat pada saat yang tepat.

5) Memanfaatkan teknologi

Kemajuan teknologi dalam pemrosesan kamera memungkinkan pengaturan ISO tinggi dengan noise minimal.  Lensa telefoto termutakhir dengan stabilisasi built-in yang berpasangan dengan stabilisasi pada kamera dapat melakukan hal-hal yang luar biasa, khususnya dengan sekian banyak aksi cepat yang sedang berlangsung.

Kamera yang dapat membidik sekurangnya 6 frame per detik, juga direkomendasikan.  Momen yang akan Anda tangkap adalah saat yang terjadi sekali seumur hidup, jadi sebaiknya persiapkan diri Anda.

Semua foto dibuat oleh Stanley Cheah.

 

Isaiah Tan
Profil Penulis

Seorang videografer profesional yang mencintai fotografi, Isaiah Tan menjalankan perusahaan produksi video dan sebuah bar kecil di Singapura, di antara bisnis lainnya. Ia menikmati bereksperimen dengan teknik fotografis yang berbeda-beda, dan selalu ingin belajar dan menemukan dunia lain di seputarnya.
Stanley Cheah
Profil fotografer

Kisah cinta Stanley dengan dunia fotografi diawali dengan mengagumi sejumlah bidikan pemandangan pada kartu pos. “Saya ingin bisa mengambil foto seperti itu," kenangnya. Pada tahun 1992, ia membeli SLR Minolta X7 pertamanya untuk belajar fotografi. Tapi, baru setelah 15 tahun kemudian, pada tahun 2007, ia mulai serius dan mengikuti kursus yang diadakan oleh Photography Society of Singapore. Kini, ia jarang bepergian ke berbagai tempat eksotis karena harus bekerja dan lebih berkonsentrasi pada peristiwa olahraga dan karya seni di Singapura.
Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami