Setiap lembar foto adalah momen cahaya saat tertangkap, yang lestari selamanya. Meskipun mengambil foto sering semudah mengambil kamera dan menekan rana, namun, menangkap bidikan indah melibatkan pemahaman tentang cara kerja pencahayaan. Jadi, bersiaplah untuk belajar tentang 5 kejadian teratas, yang menggunakan pencahayaan lama atau singkat untuk foto Anda, dan bagaimana untuk berhasil mendapatkan efek yang dimaksudkan!
Still (Hening), oleh Mariana Bisti/ EOS 5D/ EF28-135mm f/3.5-5.6 IS USM
Tapi, pertama-tama, mari kita pelajari dasar-dasarnya yang benar. Untuk mendapatkan foto dengan pencahayaan sempurna, adalah suatu pengetahuan ilmiah yang kerap melibatkan banyak istilah khusus yang rumit – jadi, untuk memulainya, apakah sebenarnya pencahayaan itu?
Foto ideal yang secara terampil memanipulasi pencahayaan sehingga tidak ada area yang secara tidak sengaja kelebihan cahaya (gambar menjadi begitu terang dan rinciannya hilang), maupun yang kekurangan cahaya (kelumit yang paling gelap memudar ke dalam bagian yang gelap).
Bersemangat untuk mulai bereksperimen dengan berbagai kiat pencahayaan yang berbeda-beda? Mari kita lihat, apa saja kebolehan lensa EF135mm f/2L USM Canon!
Bidikan Pencahayaan Lama #1: Gerakan
Kinetic (Kinetik), oleh John/ EOS 5D Mark II/ EF135mm f/2L USM/ f/2.5, 1/10det/ ISO 200
Sering kali, gerakan dibekukan dengan menggunakan kecepatan rana pesat dan cahaya yang mencukupi – teknik ini umum untuk fotografi olahraga dan alam. Tapi, bagaimana kalau mendramatisir gerakan? Di sinilah pencahayaan lama berperan: foto di atas menggunakan kombinasi aperture lebar dan kecepatan rana lambat, sehingga memungkinkan lebih banyak cahaya yang masuk dan menangkap gerakan pada saat paling dramatis. Keburaman gerakan yang halus, menegaskan pergerakan sang penari.
Bidikan Pencahayaan Lama #2: Hamparan Air
Swirling Sea (Putaran Air Laut), oleh Adrian Kingsley-Hughes/ EOS 5D Mark III/ EF16-35mm f/2.8L II USM/ f/22, 8det/ ISO 100
Peluang lainnya yang sangat bagus untuk menggunakan pencahayaan lama adalah ketika memotret hamparan air. Untuk menggambarkan dinamika gelombang yang menggulung, sang fotografer memutuskan untuk tetap membuka rana selama delapan detik, dan menghasilkan bidikan pencahayaan lama yang indah.
Bidikan Pencahayaan Lama #3: Jejak Cahaya
Evening Road (Jalan Larut Senja), oleh Carle Drogue/ EOS 5D/ EF135mm f/2L USM/ f/16, 8menit/ ISO 100
Dan sekarang, tentu saja, teknik pencahayaan lama favorit semua orang – jejak cahaya! Setelah kamera ditetapkan ke pencahayaan lama, aperture kecil, dan dipasang pada tripod, Anda akan dapat menghasilkan efek yang mencengangkan ini. Seperti dua teknik sebelumnya, senjata rahasia Anda, tripod tepercaya, akan menjamin bahwa buram gerakan hanya terjadi di tempat yang Anda kehendaki.
Bidikan Pencahayaan Singkat #1: Hewan
Måke (Burung Camar), oleh Bjarne Stokke/ EOS 500D/ EF135mm f/2L USM/ f/2.8, 1/1000det/ ISO 100
Hewan selalu bergerak, jadi, pencahayaan singkat penting untuk menangkapnya tanpa keburaman yang tidak perlu. Di sini, sang fotografer menggunakan kecepatan rana pesat untuk membekukan burung camar dalam bingkai. Pada saat yang sama, aperture lebar menghasilkan depth of field dangkal, yang melembutkan latar belakang menjadi efek bokeh bagaikan krim.
Bidikan Pencahayaan Singkat #2: Gerakan
EDance, oleh John/ EOS 5D Mark II/ EF135mm f/2L USM/ f/2.8, 1/500det/ ISO 2500
Pencahayaan singkat dapat juga digunakan untuk memperlihatkan ketegangan dalam gerakan. Untuk membekukan pergerakan penari di tengah-tengah pertunjukan pada panggung dengan cahaya redup, sang fotografer memilih untuk menaikkan ISO setinggi mungkin, supaya dapat mengakomodasi kecepatan rana cepat.