Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Saran & Tutorial >> Semua Saran & Tutorial

Pelajaran Dasar untuk Start Up Fotografi Pra-Nikah

2017-11-16
4
6.72 k
Dalam artikel ini:
Fotografi pra-nikah merupakan salah satu bentuk fotografi umum dengan prospek bisnis yang baik. ​Popularitasnya telah menyebar ke seluruh penjuru dunia, begitu juga di Indonesia. Ini adalah beberapa poin yang perlu dipikirkan sebelum membangun bisnis ini:
 
1. Peralatan fotografi
 
2. Biaya produksi
 
3. Ide
 
4. Pembaruan
 
5. Ego
 
6. Aspek-aspek yang mendukung
 
7. Promosi
 
pre-wedding; wedding photography
 
EF50mm f/1.8 STM; 50mm; f/2.8; 1/250sec; ISO-800
 
Peralatan Fotografi
 
Satu pertanyaan yang sering muncul: apakah kita harus menggunakan peralatan mahal? Jawabannya tidak, hal ini tidak perlu. Karena peralatan disesuaikan dengan kebutuhan dan pengeluaran. Berikut contoh peralatan yang bisa menjadi kebutuhan dasar.
 
1. DSLR atau Kamera Mirrorless
 
2. Aksesoris pendukung: Lampu kilat/lampu seluler, Trigger, Lampu Kilat Berdiri, Reflektor, Tripod, etc.
 
Semua peralatan ini tidak perlu digunakan sekaligus, tergantung dengan situasinya. Peralatan saya saat ini adalah: DSLR Canon EOS 6D, Kamera Mirrorless EOS M3, lensa EF35mm, lensa EF50mm, lensa EF24-70mm, Flash 600EX, dsb.

Ketahui konsep fotografi dasar: Dalam Fokus: Dasar-Dasar Kamera

Belajar bagaimana cara menggunakan tipe EOS-M: [Pelajaran 2] Mempelajari pengaturan dasar EOS M dan saran untuk pemfokusan

Cari jenis tripod yang cocok untuk kebutuhan Anda: Bagaimana Cara Menemukan Tripod yang Tepat Untuk Fotografi Anda

wedding; pre-wedding photography
 
EF-S10-22mm f/3.5-4.5 USM; 18mm; f/10; 1/500 sec; ISO-400
 
 
Biaya Produksi
 
Untuk yang mau mencoba buka bisnis fotografi pra-nikah dan pernikahan, ada beberapa pengeluaran dasar yang harus ditanggung:
 
- Biaya Fotografer: Kita akan menetapkan harga berdasarkan kemampuan, pelayanan, hasil dan pengalaman.
 
- Biaya Kru: Di beberapa acara, kita akan membutuhkan kru/pendukung lain. Pengeluaran kru juga bedasarkan dari kemampuan dan waktu pengerjaan.
 
- Biaya Penyewaan Alat: Ini adalah bagian yang sangat penting karena kita harus melakukan pemeliharaan peralatan. Estimasi harga akan berkisar antara 5%-10% dari semua harga peralatan yang dipakai saat sesi pemotretan pra-nikah.
 
- Biaya Cetak: Ini tergantung dari permintaan dan media, mulai dari pencetakan hingga pembingkaian dan album foto, dll.
 
- Biaya Operasional: Biaya ini mencakup biaya makan, transportasi, bahkan biaya akomodasi jika proyek berlangsung dalam semalam. Jika pengeluaran ini tidak ditanggung oleh klien, kita dapat memasukannya ke biaya operasional bedasarkan kebutuhan selama sesi foto. Jika kita menjalankan studio/kantor, kita harus memasukannya ke dalam biaya operasional juga. 
 
wedding; pre-wedding photography
 
EOS 5D Mark II; EF28-135mm f/3.5-5.6 IS USM; 95mm, f/8; 1/640 sec; ISO-200

 

Ide

Kita harus memikirkan di mana kita akan memotret dan gaya foto apa yang paling cocok dengan lokasinya. Untuk mengantisipasi ini, kami akan memulainya dengan survei tempat. Perencanaan yang matang akan membuat proses pemotretan menjadi lebih mudah dan cepat dibandingkan merencanakannya secara spontan pada saat sesi foto. 

pre-wedding photography

EF-S10-22mm f/3.5-4.5 USM; 22mm; f/5.6; 1/60 sec; ISO-400

Update

Sebagai fotografer, kita harus mencari banyak referensi dan memperkaya pengetahuan mengenai gaya yang sedang tren serta berita yang terkait dengan industri. Ini membuat kita tahu mengenai perkembangan saat ini, sehingga apa yang kita kerjakan menjadi relevan serta dapat berkembang dengan baik dikemudian hari.

pre-wedding photography

EF-S10-22mm f/3.5-4.5 USM; 10mm, f/8; 1/200 sec; ISO-100

Ego

Ini adalah hal yang penting untuk diperhatikan. Meskipun kita memiliki pilihan sendiri, kita juga harus bisa memenuhi permintaan klien. Akan menjadi bermanfaat untuk membagikan masukan dan saran, tetapi tidak ada ruang untuk berbagi ide pribadi kita saat bekerja. Walaupun klien akan meminta rekomendasi dari kita, namun tujuan utama kita adalah untuk memuaskan mereka. Ini adalah bagian penting untuk menjadi seorang fotografer profesional.

Faktor Pendukung

Kostum, pakaian, properti, dan lokasi foto adalah faktor pendukung yang akan meningkatkan kualitas gambar. Pastikan untuk mempertimbangkannya sebelum pemotretan berlangsung.

wedding photography; pre-wedding

EF-M22mm f/2.0 STM; 22mm; f/8; 1/10 sec; ISO-1600

Promosi

Memperluas jaringan melalui promosi merupakan elemen penting bagi bisnis. Semua biaya promosi dapat dialokasikan dengan memasukkannya ke biaya lain yang disebutkan di atas.

pre-wedding photography

EF-S10-22mm f/3.5-4.5 USM; 18mm; f/5.6; 1/160 sec; ISO-400

Ini hanyalah beberapa petunjuk dasar untuk memulai bisnis fotografi pra-pernikahan. Seperti setiap bisnis, kita harus gigih dan tidak pernah menyerah. Tidak perlu takut dengan kompetisi. Yang penting adalah kepercayaan yang didapatkan dari klien setiap saat kita menghasilkan layanan yang memuaskan dan profesional. 


Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi dengan mendaftar pada kami!

Jadilah bagian dari Komunitas SNAPSHOT.

Daftar Sekarang!

Mengenai Penulis

Agung Lawerissa

Lahir di Solo, 15 September 1986, ia memulai fotografi komersil sejak tahun 2010. Pemilik Bestbride Photography, Beliau adalah pemenang dari beberapa kompetisi nasional dan pernah duduk sebagai panel juri dalam kontes fotografi, baik lokal maupun internasional.

www.instagram.com/lawerissa

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami