Memotret hewan liar adalah tugas yang menantang karena mustahil untuk memprediksi bagaimana dan kapan mereka akan bergerak. Di antara semuanya, burung liar yang melayang bebas di langit mungkin salah satu subjek yang paling sulit. Sebagai fotografer profesional yang mengkhususkan diri pada hewan liar, dalam rangkaian artikel berikut saya akan menyampaikan pelajaran tentang cara menangkap burung liar dalam berbagai situasi. (Dilaporkan oleh: Gaku Tozuka)
Halaman: 1 2
Pengaturan adalah kunci untuk memotret burung terbang
Setiap fotografer mungkin berharap bisa menangkap gambar burung liar yang terbang di langit. Dulu, di era kamera film, foto jernih yang menampilkan burung yang melayang akan selalu menarik dan membuat iri yang melihatnya. Namun, tingkat kesulitan untuk membuat bidikan tersebut telah menurun secara signifikan berkat terobosan teknologi kamera digital. EOS 7D Mark II, khususnya, mengoptimalkan pengaturan untuk memberikan dukungan yang meyakinkan untuk menangkap pemandangan tersebut.
Kondisi terbaik untuk menangkap foto burung terbang adalah ketika subjek dicerahkan oleh cahaya dari depan, dan ketika langit berwarna dalam nada biru yang indah. Kondisi seperti ini juga akan memudahkan penentuan exposure. Umumnya, dalam hal evaluative metering, tetapkan exposure compensation ke EV+1.0 untuk burung warna cokelat atau abu-abu, dan tidak diperlukan kompensasi untuk burung putih. Untuk mode pemilihan area AF, Zone AF adalah pilihan yang lebih baik daripada menggunakan titik AF tunggal. Tentu saja, AI Servo AF akan menjadi pilihan dasar untuk menanggapi perubahan lintasan burung.
Foto A
Tingkat Kesulitan: Medium
Lensa: Telefoto Super
Cahaya: Cahaya Langsung
Shutter Speed: Cepat
Aperture: Terbuka
EOS 7D Mark II/ FL: 700mm (setara dengan 1.120mm dalam format 35mm)/ EF500mm f/4L IS II USM + EXTENDER EF1.4xIII/ Aperture-priority AE (f/5.6, 1/2.500 det., +1.0EV)/ ISO 800/ WB: Auto
Dalam foto A, saya mencoba menangkap jaybird di langit yang membawa biji pohon ek di paruhnya. Burung terbang relatif dekat dengan saya ketika saya mengambil foto, jadi saya melacak pergerakannya menggunakan [AF point expansion: Atas, bawah, kiri, dan kanan] bukan Zone AF, dan memilih gambar yang paling bagus dalam menangkap ekspresi burung dan bentuk sayapnya.
Titik AF digunakan untuk fokus
Meski Zone AF akan jadi pilihan untuk pemandangan seperti itu dalam kondisi normal, saya menggunakan [AF point expansion: Atas, bawah, kiri, dan kanan] untuk menguji keefektifannya dalam menangkap gerakan sayap yang cepat. Hasilnya menunjukkan bahwa kamera mampu mempertahankan fokus dalam pengaturan ini.
Pengaturan
Pengoperasian AF: AI Servo AF
Drive mode: High-speed continuous
Mode pemilihan area AF: AF point expansion (Pemilihan manual, 4 titik: Atas, bawah, kiri, dan kanan)
AF Config. Tool: Kasus 1
Menangkap bidikan burung bangau dengan Zone AF
Dalam B adalah foto burung bangau. EOS 7D Mark II memperlihatkan akurasi AF yang mengagumkan dalam kondisi ini. Saya bisa menetapkan fokus menggunakan salah satu mode pemilihan area AF. Contoh ini difoto menggunakan zona tengah Zone AF. Jika subjeknya besar dan tidak bergerak cepat, Anda juga bisa memindahkan titik AF ke posisi yang Anda inginkan untuk menangkap bidikan dengan penekanan lebih besar pada komposisi.
Foto B
EOS 7D Mark II/ FL: 700mm (setara dengan 1.120mm dalam format 35mm)/ EF500mm f/4L IS II USM + EXTENDER EF1.4xIII/ Manual exposure (f/5.6, 1/3.200 det.)/ ISO 400/ WB: Auto
Pengaturan yang terkait dengan karakteristik AI Servo AF
Apabila AI Servo AF dipilih pada EOS 7D Mark II, Anda dapat menyesuaikan gerakan dan karakteristik AF sesuai dengan preferensi Anda. Di bawah ini adalah pengaturan yang saya pilih untuk referensi Anda. Saya menyesuaikan parameter untuk [Case 1: Versatile multi-purpose setting] untuk lebih memastikan agar fokus terkunci pada subjek. "Tracking sensitivity" (Kepekaan pelacakan) ditetapkan ke [-2], "Accel./decel. tracking" (Percepatan/perlambatan pelacakan) ke [+2], dan "AF pt auto switching" (Peralihan otomatis titik AF) ke [+2].
Lahir pada tahun 1966 di Aichi, Tozuka mengembangkan minatnya dalam fotografi ketika ia masih di bangku sekolah lanjutan atas, dan mulai memotret lanskap alam serta hewan liar. Pada usia 20, ia begitu menghayati pemotretan burung liar setelah, secara tidak sengaja menangkap burung pelatuk dalam fotonya. Ia sudah merilis sejumlah besar karyanya di media, seperti majalah, buletin, buku, kalender dan acara TV.
Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat semakin banyak seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation