Fotografi Cosplay yang Menakjubkan: 3 Teknik untuk Dicoba
Inti fotografi cosplay adalah membuat suatu penataan yang seluar biasa mungkin. Berikut ini tiga saran untuk melakukannya, menggunakan pantulan latar. (Dilaporkan oleh: Suna. Model: Yu, Kanata)
1. Dengan pantulan latar, Anda bisa mengatur penataan apa pun
Seperti yang kami sampaikan dalam artikel terdahulu, satu cara bagus untuk menghasilkan latar bagi pemotretan Anda adalah menggunakan pantulan gambar. Dengan memantulkan gambar latar pada layar/dinding di belakang model, Anda bisa membidik untuk menghasilkan ilusi bahwa sang model sesungguhnya berada dalam tatanan yang digambarkan dalam latar. Contohnya, dalam gambar di bawah, dua tokoh terlihat seolah-olah mereka baru saja tiba di lokasi pencarian mereka yang berikutnya, dan siap menghadapi segala tantangan yang menghadang di depan!
EOS-1Ds Mark II/ EF70-200mm f/2.8L USM/ f/9/ 1/4 det./ ISO 400/ RAW/ Pasca-pemrosesan: Perlengkapan Raw
Lighting kamera: Monolight (di strip softbox dengan kisi-kisi), 3 unit lampu kilat clip-on (dengan filter warna biru)
Contoh penyiapan
Untuk pemotretan tersebut (dan sebenarnya, kapan pun Anda menggunakan proyektor), Anda wajib memastikan bahwa pencahayaan Anda tidak memengaruhi pantulan gambar pada layar. Gunakan perlengkapan pencahayaan yang menerpakan sorot cahaya yang lebih sempit—ada beberapa jenis perlengkapan semacam itu, jadi pilih yang paling sesuai untuk tujuan Anda.
Ketika kami membidik gambar di bawah, proyektor tergantung dari plafon di studio, sejauh 6 meter dari layar. Ini berarti, bahwa seandainya sang model terlalu dekat ke layar, ia akan menghalangi cahaya proyektor dan menerpakan bayangan yang akan merusak gambar pantulan. Sebagai seorang fotografer, Anda harus memberi tahu model Anda, tempat ia berdiri untuk mendapatkan hasil terbaik.
Arahkan sang model ke tempat ia bisa berdiri supaya tidak menghalangi cahaya proyektor. Satu cara untuk melakukannya yaitu memberikan suatu tanda yang menunjukkan tempat yang Anda inginkan untuk keberadaan model Anda.
Tata letak dan pemosisian
Kami menaruh sumber cahaya utama ke dalam strip softbox dengan kisi-kisi, lalu menempatkannya dekat model wanita (C pada diagram di bawah). Kisi-kisi membantu membatasi ukuran sorotan cahaya dan mencegahnya menyinari gambar pantulan.
Model wanita diminta untuk berdiri menghadap ke sumber cahaya utama supaya cahaya akan menimpa bagian depan tubuhnya. Sementara itu, model pria diminta untuk berpose dengan punggung yang menghadap ke sumber cahaya utama. Cahaya latar yang dihasilkan, menciptakan efek seperti siluet.
Latar mungkin terlihat kecil apabila dilihat dari posisi yang sama seperti kamera, tetapi sebenarnya, hal ini cukup berdampak saat Anda secara aktual membidiknya.
A: Unit lampu kilat clip-on (untuk menyorot model pria)
B: Unit lampu kilat clip-on (dengan filter biru)
C: Strip softbox (dengan kisi-kisi)
D: Mesin asap
Jika hanya menggunakan sumber cahaya utama, model pria akan berbaur dengan latar belakang, jadi kami menambah sumber cahaya kedua di dekatnya. Kami juga menggunakan unit lampu kilat clip-on dengan filter warna biru yang ditempelkan di atasnya, untuk mencocokkan pencahayaan dengan warna biru di latar belakang.
2. Tambahkan elemen supra-natural dengan pencahayaan lama
Sebelumnya, kita telah belajar cara menggunakan pencahayaan lama untuk menambah hiasan peri dan elemen supra-natural ke gambar. Anda bisa melakukan yang sama, dan kali ini dengan latar pantulan yang sesuai. Beginilah cara kami menciptakan bidikan di bawah, yang memiliki tokoh utama yang dibantu sang peri di hutan gelap.
Apabila menggunakan pencahayaan lama bersama dengan latar belakang yang dipantulkan, cahaya dari proyektor bisa memengaruhi, berapa lama Anda dapat memaparkan gambarnya. Kiat untuk menyiasati hal tersebut adalah menetapkan f-number ke nilai yang setinggi mungkin. Dengan menggunakan aperture paling sempit, Anda bisa membiarkan rana terbuka untuk waktu yang lebih lama, sehingga Anda punya waktu lebih untuk melepaskan unit lampu kilat bersama hiasan peri.
Perlu mengingat kembali dasar-dasar pencahayaan? Bacalah:
Dasar-Dasar Kamera #3: Pencahayaan
Untuk bidikan ini, dan untuk menghindari agar tidak memengaruhi gambar pantulan, yang juga penting adalah memastikan bahwa cahaya dari sumber cahaya utama hanya menimpa pada model. Kami berhasil melakukan ini dengan memasangkan kisi-kisi ke sumber cahaya utama.
EOS-1Ds Mark II/ EF70-200mm f/2.8L USM/ f/22/ 3,2 det. / ISO 400/ RAW/ Pasca-pemrosesan: Perlengkapan Raw
Lighting kamera: Monolight (di strip softbox dengan kisi-kisi), 4 unit lampu kilat clip-on (3 digunakan untuk menciptakan hiasan peri)
A: Strip softbox (dengan kisi-kisi)
B: Unit lampu kilat clip-on (untuk asap)
C: Unit lampu kilat dengan keratan hiasan peri
D: Mesin asap
Setelah melepaskan rana melalui remote control, unit lampu kilat dengan keratan hiasan peri, ditembakkan. Tentu saja akan lebih baik lagi kalau Anda punya asisten untuk membantu Anda menembakkan lampu kilat, tetapi jika harus dilakukan sendiri, sebaiknya melakukan semacam eksperimen sebelumnya untuk mengetahui perkiraan waktu yang tepat.
Untuk saran lainnya mengenai fotografi lampu kilat, bacalah:
Dalam Fokus: Dasar-dasar Fotografi Flash Eksternal
3. Gunakan boks yang terbuat dari bahan akrilik untuk membuat subjek Anda seakan mengapung di atas air
Anda juga dapat membuat tokoh Anda terlihat seakan-akan mereka sedang melayang atau mengapung di air, seperti yang kami lakukan untuk bidikan tokoh penyihir ini. Satu cara umum menciptakan efek untuk prop kecil atau sebagian pakaian sang tokoh, adalah menggantungnya pada tali, karena Anda tidak dapat melakukannya pada seluruh tubuh manusia. Nah, di sinilah kotak akrilik bening diperlukan. Untuk bidikan ini, kami mengarahkan sang model untuk duduk di atas boks. Karena bahan akrilik sangat transparan, ini tidak akan muncul dalam foto jika Anda membidik dari suatu sudut. Hasilnya: Sang penyihir kami, melayang di udara di atas gagang sapunya.
EOS-1Ds Mark II/ EF70-200mm f/2.8L USM/ f/10/ 1/10 det./ ISO 400/ RAW/ Pasca-pemrosesan: Perlengkapan Raw
Lighting kamera: Monolight (di strip softbox dengan kisi-kisi), 4 unit lampu kilat clip-on
Kami menyinari wajah model menggunakan cahaya dalam strip softbox. Cahaya juga ditempatkan di kiri dan kanan sang model untuk menunjukkan detail gambarnya. Untuk menciptakan suasana yang menyeramkan, kami melepaskan lapisan asap tebal dari mesin.
A: Strip softbox (dengan kisi-kisi)
B: Unit lampu kilat clip-on
C: Unit lampu kilat clip-on (untuk menyinari bagian paha sang model)
D: Monolight
E: Unit lampu kilat clip-on (untuk menyinari asap)
F: Mesin asap
Akan sangat sulit bagi sang model untuk bergerak ke mana-mana saat ia duduk di atas boks akrilik—orang di sekitarnya harus siap membantu sang model bilamana diperlukan!
Untuk artikel lainnya mengenai cosplay dan fotografi, bacalah artikel berikut ini:
Teknik Fotografi Cosplay (1): Perlengkapan Pencahayaan
Teknik Fotografi Cosplay (2): Pencahayaan Mendasar
Teknik Fotografi Cosplay (3): Contoh Penataan Pencahayaan yang Berbeda
Teknik Fotografi Cosplay (4): Cara Membidik dengan Cahaya Berwarna
Teknik Fotografi Cosplay (5): Tambahkan "Fairies" (Sang Peri) ke Gambar Anda, Menggunakan Pencahayaan Lama
Menciptakan Latar: Pengenalan ke Fotografi Cosplay dengan Proyektor
Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi dengan mendaftar pada kami!
Jadilah bagian dari Komunitas SNAPSHOT.
Daftar Sekarang!
Mengenai Penulis
Bekerja sebagai seorang fotografer, umumnya pada hari kerja, Suna selalu menyatukan berbagai teknik fotografi baru dan memberikan penjelasan yang sangat teratur dan mudah dipahami di media sosial, seperti Twitter.
Cosplayer yang belum lama ini ikut terlibat dalam proyek cosplay, seperti Fate, Danganronpa dan Hatsune Miku. Ia telah meraih reputasi yang sangat baik untuk foto spesifik skenaria karyanya.
Sebuah penerbit yang mengkhususkan diri dalam buku serta video mengenai video, fotografi dan ilustrasi.