Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Produk >> Semua Produk

[Bagian 2] Tantangan untuk Menyesuaikan Operabilitas Optimal dan Daya Ekspresif untuk EOS 5D Mark III yang sudah lama digemari

2014-02-27
3
2.31 k
Dalam artikel ini:

Setelah melalui proses pembaruan yang panjang sekitar empat tahun, EOS 5D Mark III kini tampil dengan sejumlah terobosan yang lebih jauh. Selain peningkatan kinerja dasarnya, daya ekspresif EOS 5D Mark III juga telah meningkat secara dramatis. Pasti banyak yang penasaran tentang model baru ini. Berikut ini, laporan wawancara saya dengan para pengembang utama yang membahas kecintaan mereka terhadap kamera. Inilah [Bagian 2] yang sudah ditunggu-tunggu sejak lama, memaparkan operabilitas yang tinggi dan tantangan dalam mendefinisikan daya ekspresif DSLR generasi baru ini. (Berdasarkan wawancara yang diadakan bulan Mei 2012) (Pewawancara: Ryosuke Takahashi/Foto oleh: Takehiro Kato)

Halaman: 1 2

(Atas, dari kiri)
Noriaki Tsunai, Grup Produk Foto/ Makoto Kameyama, Pusat Pengembangan Kamera/ Kentaro Midorikawa, Pusat Pengembangan Kamera/ Shingo Nakano, Pusat Pengembangan Kamera
(Bawah, dari kiri)
Mie Ishii, Pusat Pengembangan Kamera/ Masami Sugimori, Pusat Pengembangan Kamera/ Keita Sato, Pusat Desain/ Hiromichi Sakamoto, Pusat Pengembangan Kamera

Kerja sama antar divisi untuk cakupan sekitar 100%.

― Apakah rancangan baru diadopsi untuk pentaprisma viewfinder?

Nakano Untuk memperoleh cakupan viewfinder kira-kira 100%, kami harus meningkatkan ukuran pentaprisma, sehingga kami merancangnya dari nol.

A: Pentaprisma
B: LCD tembus cahaya
C: LED pencahayaan kristal cair transparan
D: Layar pemfokusan
E: Sensor deteksi sumber cahaya AF
F: LCD untuk menampilkan informasi pada viewfinder
G: Lensa Eyepiece
H: Sensor metering

Selain presisi yang lebih tinggi untuk setiap komponen individu, teknologi baru juga diterapkan ke dalam proses produksi untuk mencapai sasaran cakupan viewfinder pada kira-kira 100%. Pada saat yang bersamaan, upaya pun dikerahkan untuk mempertahankan akurasi sepanjang proses pemasangan.

― Apakah sulit untuk meraih cakupan viewfinder pada kira-kira 100%?

Nakano Untuk memperoleh cakupan kira-kira 100%, tidak cukup hanya dengan menambah ketepatan komponennya. Selain itu, hal ini pun tidak mungkin tercapai hanya dengan memperbesar ukuran pentaprisma. Kami tidak mungkin bisa mencapai spek yang diinginkan tanpa kerja sama dari divisi produksi.

― Apakah maksud Anda kerja sama untuk memperoleh proses produksi yang stabil?

Nakano Kurang-lebih begitu, ya. Jika presisi bagian yang disesuaikan tidak konsisten, tidaklah mungkin untuk mempertahankan cakupan pada kira-kira 100%. Kami telah mengembangkan tata-cara khusus untuk memasang bagian yang disesuaikan ke dalam viewfinder sekaligus mempertahankan presisinya sepanjang proses.

― Apakah sistem optik eyepiece memanfaatkan teknologi baru?

Nakano Sistem optik eyepiece untuk EOS 5D Mark II menggunakan dua elemen lensa asferis dari total tiga lensa. Jumlahnya sudah ditambah menjadi empat pada EOS 5D Mark III, semuanya adalah elemen lensa asferis. Sistem ini diciptakan oleh perancang dengan antusias yang luar biasa dan upaya dikerahkan untuk memastikan kejelasan viewfinder yang tinggi.

― Apakah "Intelligent Viewfinder" sama seperti yang digunakan pada EOS 7D?

Sakamoto Semua model yang dilengkapi dengan sistem ini memanfaatkan perangkat yang berbeda. Untuk perangkat yang digunakan pada EOS 5D Mark III, kemampuan reaksi pada suhu rendah telah ditingkatkan jika dibandingkan dengan EOS 7D.

Intelligent Viewfinder digunakan pada EOS 5D Mark III. Fungsi ini mampu menampilkan informasi seperti garis grid, titik AF, dan level elektronik pada gambar viewfinder. Kemampuan reaksi pada suhu rendah telah ditingkatkan jika dibandingkan dengan EOS 7D.

― EOS 5D Mark III kini mendukung continuous shooting hingga 6 bidikan/det. Apakah alasan terbesar sehingga Anda mampu mewujudkan spek ini?

Nakano Spesifikasi untuk fitur ini terutama berkat pengerahan upaya di masing-masing bidang. Sistem mekanis, misalnya, memanfaatkan sistem motor ganda yang memisahkan shutter charge system (sistem pengisian rana) dan mirror charge system (sistem pengisian cermin) untuk menambah efisiensi. Selain itu, EOS 5D Mark III dilengkapi dengan mekanisme mirror-bound suppression (supresi ikatan-cermin) baru yang memperbaiki kinerja continuous shooting dengan menekan ikatan cermin pada tahap awal.

Shutter pada EOS 5D Mark III lebih tahan lama daripada shutter yang digunakan kamera sebelumnya, dengan 150.000 cycle. Suara shutter yang lebih jernih dapat diperoleh dengan mengaktifkan mekanisme mirror bound suppression.

― Apakah sistem mekaniknya berbeda dari yang digunakan pada EOS-1D X?

Nakano Mekanisme mirror bound suppression cukup mirip, tapi kami telah menggunakan sistem mekanik yang berbeda menurut karakteristik kedua kamera tersebut. Hal yang paling penting, kami telah melakukan peningkatan yang dramatis pada mekanisme secondary mirror bound suppression di EOS 5D Mark III. Kami menggunakan mekanisme yang melipat secondary mirror (cermin kedua) untuk memfasilitasi pengoperasian mirror bound suppression. Berkat sistem tersebut, sekarang, mirror bound dapat dikurangi secara efisien.

A: Sistem pengisian shutter
B: Motor pengisian shutter
C: Double barancer
D: Motor pengisi cermin
E: Sistem dorongan cermin
F: Cermin utama
G: Mekanisme Sub-mirror bound prevention (pencegahan terikat sub-cermin)

Untuk meminimalkan guncangan cermin pada kamera full-frame yang berat dan besar, mekanisme bound suprression sudah dibuat terpasang untuk cermin utama dan kedua. Hal itu tidak hanya menghasilkan jenjang waktu shutter yang lebih pendek, waktu penghalangan jalur cahaya oleh cermin pun akan berkurang, sehingga akan meningkatkan akurasi pemfokusan.

― Saya mendapat kesan bahwa suara shutter lebih jernih dari sebelumnya, apakah benar?

Nakano Pada dasarnya, seperti yang baru saja saya sebutkan, hal ini karena mekanisme mirror bound suppression semakin efektif. Kenyataan bahwa bunyi pengoperasian ini yang langsung senyap memengaruhi bagaimana bunyi pengoperasian shutter bagi kita, sementara konvergensi dampak bunyi yang dihasilkan, juga memainkan peran yang krusial. Sewaktu menentukan bunyi shutter, kami menciptakan pola untuk menetapkan pilihan yang terbaik. Hal ini mencakup penyesuaian yang sangat cermat, seperti mengubah bahan komponen pengoperasian.

― Apakah Anda dapat menceritakan cara kerja sistem untuk mode silent shooting yang baru?

Nakano Secara umum, sumber kekuatan untuk mendorong cermin berasal dari beban pegas. Namun, dalam mode silent shooting, cermin bergerak ke atas dan ke bawah secara bertahap dengan kekuatan motor alih-alih beban pegas. Cermin didorong oleh pergerakan yang rumit sementara menggunakan sebuah cam untuk memastikan suara yang dihasilkan selama proses itu sekecil mungkin.

― EOS 5D Mark III kini mendukung silent continuous shooting. Betulkah kalau saya katakan bahwa sistem mekaniknya lebih maju dibandingkan dengan EOS-1D X yang hanya mendukung silent continuous shooting?

Nakano Saya tidak akan mengatakannya seperti itu. Namun, rancangan mekanik untuk EOS 5D Mark III harus dibuat sederhana dan ini adalah alasan yang memungkinkan silent continuous shooting. Di sisi lain, EOS-1D X, membutuhkan level durabilitas tinggi, sehingga rancangan mekaniknya pun lebih rumit. Pendekatan yang kami gunakan sangat berbeda untuk kedua kamera ini dan mode silent continuous shooting untuk EOS 5D Mark III diciptakan selama proses.

Silent continuous shooting (pemotretan berkesinambungan senyap) kini tersedia pada EOS 5D Mark III. Anda dapat menetapkannya dari menu mode Drive.

― Dari sudut pandang perangkat elektronik, apakah faktor kunci yang berkontribusi pada pencapaian sekitar 6 bidikan/det.?

Sakamoto Sensor CMOS dan kemampuan pemrosesan gambar DIGIC 5+ tentu saja sangat berperan, tapi faktor tersembunyi utama lainnya adalah peningkatan efisiensi daya. Proses pembacaan data melalui delapan saluran dan pemrosesan gambar berdasarkan data mengonsumsi jumlah daya yang terbesar, sehingga hal yang paling menentukan adalah bagaimana seharusnya pengelolaan daya tersebut untuk menurunkan pemakaian daya dalam proses ini.

― EOS 5D Mark III dilengkapi dengan slot dual card (dua kartu). Apakah alasan di balik penggunaan kartu CR dan kartu SD?

Nakano Sejak generasi EOS 5D Mark II, kami telah menerima banyak saran yang meminta kami menerapkan rancangan slot dual card, itulah sebabnya kami sangat ingin mewujudkannya pada model baru ini. Sementara ada juga gagasan untuk memperkenalkan celah kartu CF ganda, namun jika hal ini dilakukan akan menyebabkan ukuran kerangka yang gembung. Mengingat fakta kartu memori SD kini memiliki kapasitas yang lebih besar dan fungsionalitas yang lebih tinggi, kami memutuskan untuk menggunakan rancangan slot dual card CF + SD.

― Salah satu perubahan yang paling menyolok pada EOS 5D Mark III adalah posisi dan pengoperasian tombol Magnify. Dapatkah Anda memberi tahu lebih lanjut tentang perubahan yang sudah dibuat pada cara pengoperasiannya?

Tsunai Terdapat banyak sekali kontroversi mengenai topik ini dalam tim kami. Bagian ini dikembangkan secara gabungan dengan tim EOS-1D X, dan kami menimbang pro dan kontra pengubahan operabilitas tombol. Alasan di balik relokasi tombol Magnify merupakan keputusan untuk mengonsolidasi semua tombol kontrol playback di kiri untuk memperbaiki operabilitas sewaktu menelusuri himpunan dan memilah gambar. Berdasarkan pertimbangan ini, kami menetapkan tata letak yang menggunakan tangan kanan untuk menggulir gambar dengan Main Dial, sementara memungkinkan orang bertangan kidal untuk menilai dan menghapus gambar. Keuntungan signifikan lainnya dari tata letak yang baru ini adalah, selama tinjauan cepat setelah gambar diambil, Anda dapat memperbesar bagian gambar untuk langsung memeriksa ketepatan fokusnya. Oleh karenanya, inilah kesimpulan yang kami dapatkan setelah mempertimbangkan berbagai cara untuk memfasilitasi pencarian gambar dan operabilitas kontrol.

A: Tombol Start/Stop sakelar Live View shooting/Movie shooting
B: Tombol Quick Control
C: Touch pad
D: Sakelar penguncian Multi function
E: Tombol Creative Photo/Two-image display
F: Tombol Rating
G: Tombol Magnify/Reduce

Pembaruan tata letak tombol dilakukan pada EOS 5D Mark III. Tombol untuk fungsi Playback diletakkan pada sisi kiri sementara tombol untuk pemotretan diletakkan pada sisi kanan.

HDR dan multiple exposure

― Saya memiliki kesan bahwa produksi gambar Iebih akurat dibandingkan dengan EOS 5D Mark II. Apakah hanya karena perbedaan pada jumlah pixel?

Sugimori Menurut saya bukan hanya karena jumlah pixel. Alasan utama lainnya adalah karena kami telah mengoptimalkan ketajaman. Jika kami hanya sekadar menaikkan hitungan pixel, gambar tidak akan tampak tajam apabila garis-garisnya tetap tipis. Untuk menangani masalah ini, kami melakukan sedikit penyesuaian dalam pendekatan kami pada produksi gambar sehingga resolusi nyata memperoleh keseimbangan dengan jumlah pixel.

EOS 5D Mark III tidak hanya memiliki jumlah pixel yang tinggi sebesar 22,3 megapixel, tapi ketajaman juga diperbaiki sesuai dengan jumlah pixel untuk mewujudkan resolusi nyata yang tinggi.

― Saya ingat bahwa ketika EOS 5D Mark II diluncurkan sebagai model penerus untuk EOS 5D generasi pertama, gambar yang dihasilkan sepertinya telah berubah dari sebuah gambar dengan kesan yang jernih menjadi gambar yang terkesan lembap. Apakah perubahan pada EOS 5D Mark III ini ada hubungannya dengan transformasi dari EOS 5D ke EOS 5D Mark II?

Sugimori Ya. Malahan, semakin tinggi hitungan pixel, gambar yang dihasilkan akan semakin lembut pada sebagian kasus, dan mungkin karena alasan inilah yang membuat kesan berbeda pada pemirsanya.

― Bagian manakah yang Anda perbaiki untuk menghasilkan resolusi nyata yang berbeda untuk setiap model?

Sugimori Salah satu karakteristik Picture Style pada kamera EOS yaitu menghasilkan efek yang hampir mirip dalam model apa pun yang digunakan. Inilah mengapa kami harus menyempurnakan ketajaman demi mengemukakan resolusi nyata karena karakteristik sensor gambarnya. Beginilah cara penyesuaian dilakukan untuk sensor CMOS 22,3-megapixel CMOS pada EOS 5D Mark III.

― EOS 5D Mark III dilengkapi dengan Scene Detection System EOS serta tambahan [Auto] Picture Style. Prinsip apakah yang dioperasikan oleh Scene Detection System EOS?

Sugimori EOS Scene Detection System tidak semata-mata mengandalkan pada pemrosesan gambar. Malahan, sistem ini memanfaatkan semua fungsi kamera EOS untuk membuahkan hasil yang optimal, seperti informasi tentang AF dan AE. Informasi yang diperoleh dari berbagai fungsi kemudian dikonsolidasikan untuk pemrosesan gambar, dan gambar dihasilkan saat menerapkan perbaikan seperti menggunakan Auto Lighting Optimizer.

A: EOS Scene Detection System
B: Wajah
C: Tone warna
D: Pergerakan
E: Saturasi warna
F: Kecerahan
G: Kontras
H: Jarak
PS: Picture Style
AWB: Auto White Balance
ALO: Auto Lighting Optimizer
AF: Auto Focus
AE: Auto Exposure

Scene Detection System EOS memanfaatkan semua fungsi kamera EOS untuk membuahkan hasil yang optimal untuk informasi AE dan AF.

― Mode HDR dan fitur multiple-exposure diperkenalkan untuk pertama kalinya. Mengapa kedua fungsi ini ditambahkan?

Tsunai Kelompok pengguna seri EOS 5D terbesar terdiri atas fotografer amatir tingkat lanjutan yang dalam banyak kasus, bertekad mengejar fotografi kreatif dengan bekerja langsung di lokasi pemotretan. Sementara itu, kami telah menerima banyak sekali permintaan dari para penggemar yang antusias tentang gaya pemotretan semacam itu untuk menyertakan fitur multiple-exposure dan mode HDR. Inilah alasan yang memacu kami untuk menawarkan fitur-fitur ini bagi pengguna untuk menghasilkan karya fotografi melalui uji-coba sewaktu mereka memotret.

― Pesaing lain pun telah berupaya untuk menghadirkan fitur serupa. Bagaimana Canon menetapkan dirinya berbeda dari para pesaing lainnya sehubungan dengan fitur-fitur ini?

Tsunai Memang, ini adalah salah satu pertimbangan kami ketika mengembangkan fitur-fitur tersebut. Untuk multiple exposures, Canon memperkenalkan opsi [Bright]/[Dark] asli selain [Additive] dan [Average]. Mengenai HDR, lima efek berbeda tersedia, termasuk opsi [Natural] yang memperlebar kisaran dinamis serta pola lainnya dengan sentuhan tambahan.

Efek fungsi Multiple exposure pada EOS 5D Mark III dapat dipilih dari keempat opsi yaitu [Additive], [Average], [Bright], dan [Dark].

― Selain opsi [Natural] pada mode HDR, bagaimana Anda mendapatkan pola untuk keempat efek lainnya?

Tsunai Kami mengawalinya dengan memilah karya fotografi HDR yang dirilis melalui sarana yang berbeda-beda. Dari sana, kami memilih sejumlah potensi pola dan meminta divisi rancangan gambar untuk menciptakan pola.

Sugimori Walaupun kami dapat menciptakan efek yang bahkan lebih berbeda antara satu sama lainnya, hal ini mungkin tidak sesuai dengan tuntutan pasar. Sungguh sulit bagi kami saat mengerjakan pemilahan. Contohnya, dua gambar akan tampak serupa meskipun keduanya sudah dipilah ke dalam pola berbeda. Ini merupakan proses uji-coba yang dilakukan berulang kali. Lambat-laun, kami tiba pada keputusan untuk membuat lima pola ini berdasarkan pemandangan di tempat pemotretan dilakukan. Misalnya, [Art embossed] ideal untuk lokasi seperti reruntuhan, sedangkan lanskap tampak bagus dengan [Art vivid]. Pokoknya, kualitas gambar yang dihasilkan tidak sempurna dan, sebagai pembuat kamera, kami menghadapi tantangan besar untuk menentukan sejauh mana ketidaksempurnaan dipandang sebagai bagian dari karakter efek tersebut.

Fungsi HDR mengombinasikan tiga gambar dengan level exposure yang berbeda di dalam kamera untuk memperoleh kisaran dinamis yang lebih lebar. Anda dapat memilih dari 5 opsi yang hadir di layar menu pada EOS 5D Mark III.

― Perangkat lunak bundled. Digital Photo Professional, dilengkapi dengan fitur "Digital Lens Optimizer" baru. Bagaimana cara meningkatkan daya penyelesaian dengan mengurangi aberasi?

Sugimori Dengan diluncurkannya EOS 5D Mark III dan EOS-1D X, sekarang, chromatic aberrations lensa dapat dikoreksi pada waktu nyata. Langkah berikutnya adalah kami mempertimbangkan penggunaan "Digital Lens Optimizer." Secara khusus, ini mampu menanggapi aberasi yang kompleks yang mana perbaikannya memang sangat sulit di waktu lalu, dan juga menghidupkan kembali gambar yang ketajamannya sudah hilang akibat difraksi. Canon telah menghimpun segala jenis data untuk tiap lensa, dan karena itu, kami mampu menguasai tipe aberasi yang mungkin terjadi, serta hingga sebatas mana terjadinya di bawah kondisi pemotretan tertentu. Setelah memiliki pemahaman yang menyeluruh tentang spesifikasi rancangan lensa, hal ini membantu kami membuat fungsi untuk membatalkan aberasi ini.

― Oh begitu. Digital Lens Optimizer digambarkan sebagai fitur yang "mengoreksi pengaruh dari elemen optik yang berbeda." Apakah Anda dapat menguraikannya lebih lanjut?

Sugimori Cahaya bergerak melalui elemen lensa dan optical low-pass filter sebelum mencapai sensor gambar dan terus melewati lensa mikro serta filter warna utama. Semua ini dapat dilihat sebagai "sebuah elemen optik tunggal." Selain itu, kenyataannya adalah, kualitas gambar kamera digital pada akhirnya memang bergantung pada pitch pixel. Semua ini adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkan daya penyelesaian memburuk. Contohnya, sewaktu optical low-pass filter mampu mengeliminasi moiré, ini pun merupakan salah satu alasan yang menyebabkan hilangnya ketajaman dalam rinciannya. Berdasarkan persepsi yang berpendapat bahwa menghapus pengaruh ini akan membantu mengembalikan cahaya pada kondisi aslinya, kami mengubah karakteristik transmisi cahaya menjadi sebuah fungsi, mengembangkannya menjadi sebuah filter, dan menamainya "Digital Lens Optimizer."

A: Sumber cahaya
B: Lensa
C: Penyerap-IR/kaca penghalang-UV
D: Low-pass filter
E: Filter warna utama
F: Bentuk pembukaan sensor CMOS

Prinsip "Digital Lens Optimizer" berdasarkan pada persepsi bahwa menghapus pengaruh dari elemen optik seperti aberasi, difraksi, dan low-pass filter, fungsi baru ini membantu memulihkan informasi gambar pada kondisi aslinya untuk mewujudkan kualitas gambar yang optimal. Fitur ini dapat digunakan pada perangkat lunak "Digital Photo Professional" yang disertakan.

― Terakhir, apakah saya boleh meminta Mr. Tsunai untuk memberikan pesan kepada semua pengguna EOS 5D Mark III?

Tsunai Dengan semangat yang membara dan tanpa kompromi, Canon telah mengembangkan EOS 5D Mark III untuk pengguna yang selalu menginginkan produk dengan kualitas yang lebih tinggi. Kami berharap Anda memanfaatkan EOS 5D Mark III dengan sebaik-baiknya, karena Anda akan dapat menghargai kualitasnya dengan lebih baik, semakin sering Anda menggunakannya.

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami