Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Saran & Tutorial >> Semua Saran & Tutorial

Fotografi Jalanan di Asakusa (2): Saran untuk Memotret Pengalaman

2017-07-13
1
1.75 k
Dalam artikel ini:

Salah satu kegembiraan apabila mengunjungi tempat pesiar, yaitu, dapat memotret berbagai objek yang memikat mata Anda dan menikmati hidangan unik yang lezat hingga menyusuri jalanan. Dalam artikel ini, kita akan mempelajari sebagian saran berharga mengenai komposisi dan pencahayaan untuk fotografi jalanan, yang akan membantu Anda menangkap foto perjalanan yang penuh kenangan. (Foto oleh: Takashi Akaogi, Diedit oleh: Etica)

Hidangan pencuci mulut di Asakusa, dibidik dengan EOS 6D

EOS 6D/ EF50mm f/1.8 STM/ FL: 50mm/ Aperture-priority AE (f/1.8, 1/50 det., EV+0,3)/ ISO 1000/ WB: Auto

 

Menyesuaikan kecerahan untuk menangkap pengalaman Asakusa Anda

Artikel ini mencakup metode pemotretan untuk pemandangan dan makanan yang akan Anda jumpai di semua toko di Asakusa. Untuk pemandangan semacam ini, saya menganjurkan untuk menggunakan mode Aperture-Priority AE (Av), yang diperkenalkan dalam artikel sebelumnya. Dengan mode ini, Anda dapat menentukan sendiri f-number untuk mengontrol intensitas bokeh dalam foto Anda.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kecerahan foto akhir yang dihasilkan. Untuk menambahkan kesan segar atau energetik, sesuaikan kompensasi pencahayaan pada arah positif untuk mempercerah foto. Sebaliknya, jika Anda ingin menghasilkan suasana lembut atau memberikan kesan nostalgia pada foto, sesuaikan kompensasi pencahayaan pada arah negatif untuk memberikan polesan yang lebih gelap secara keseluruhan. Hal ini akan membantu menghasilkan suasana yang Anda maksudkan.

Hidangan pencuci mulut, dibidik dengan EOS 6D

EOS 6D/ EF50mm f/1.8 STM/ FL: 50mm/ Aperture-priority AE (f/1.8, 1/100 det., EV+1)/ ISO 200/ WB: Auto
Lokasi pemotretan: Retro Showa-era cafe
Replika parfait semangka pada etalase kafe. Akibat ruang putih yang berlimpah, foto akan cenderung lebih gelap jika kontrol pencahayaan diserahkan ke kamera. Dengan menyesuaikan kompensasi pencahayaan pada arah positif, Anda bisa mempercerah gambar sehingga hasil akhir tampak lebih menyegarkan.

 

Di café (EOS 6D)

EOS 6D/ EF50mm f/1.8/ FL: 50mm/ Aperture-priority AE (f/2.2, 1/40 det., EV+1)/ ISO 400/ WB: Auto
Lokasi pemotretan: Retro Showa-era cafe
Di bagian depan toko yang melestarikan cara tradisional membuat keripik Jepang buatan tangan. Saya ingin menangkap detail peralatannya, jadi, saya menyesuaikan kompensasi pencahayaan untuk sedikit mempercerah foto.

 

Pola yang menarik di kafe (EOS 6D)

EOS 6D/ EF50mm f/1.8 STM/ FL: 50mm/ Aperture-priority AE (f/1.8, 1/40 det., EV±0)/ ISO 400/ WB: Auto
Lokasi pemotretan: Retro Showa-era cafe
Perabotan di dalam kafe. Memotret tanpa menyesuaikan kompensasi pencahayaan, kamera menangkap aliran cahaya yang masuk dari luar, menghasilkan polesan akhir yang lebih gelap untuk foto. Saya sengaja menghindari menyesuaikan kompensasi pencahayaan supaya bisa menggambarkan kesan nostalgia.

 

Saran: Gunakan exposure compensation (kompensasi pencahayaan) untuk menyesuaikan kecerahan

Kompensasi pencahayaan pada EOS 6D

Untuk menetapkan kompensasi pencahayaan pada EOS 6D, putar Quick Control Dial di bagian belakang kamera. Apabila Anda ingin mempercerah foto, sesuaikan exposure (pencahayaan) ke arah "+" (positif), dan untuk mempergelap foto, sesuaikan ke arah "-" (negatif).
*Pengaturan mungkin berbeda, tergantung pada model kamera.

 

Memotret seorang pengrajin di tempat kerja

Ada toko di mana pengrajin menunjukkan cara membuat manisan di depan toko. Apabila memotret subjek melalui kaca atau akrilik, Anda harus berhati-hati mengenai pantulan apa pun, meskipun ini bisa sulit jika subjek tepat berada di depan Anda sewaktu dibidik. Namun demikian, apabila Anda memeriksa gambar yang ditangkap, Anda mungkin melihat bahwa subjek kurang kentara akibat gangguan dari pantulan. Semua ini bisa dikurangi dengan cara mengubah sudut kamera, jadi, cobalah memotret dari sudut yang berbeda.

Memotret seorang pengrajin di tempat kerja (EOS 6D)

Sebelum
EOS 6D/ EF50mm f/1.8 STM/ FL: 50mm/ Aperture-priority AE (f/2, 1/50 det., EV+1)/ ISO 200/ WB: Auto
Memotret pemandangan melalui kaca dari sudut yang agak miring, pemandangan sekitar yang dipantulkan sebagian besar ditangkap di sebelah kanan gambar.

Memotret seorang pengrajin di tempat kerja (EOS 6D)

Setelah
EOS 6D/ EF24-70mm f/4L IS USM/ FL: 50mm/ Aperture-priority AE (f/4, 1/80 det., EV+1)/ ISO 640/ WB: Auto
Pantulan dari sekitar dijaga pada tingkat minimum dengan cara menghadap lurus ke kaca dan mengenakan pakaian warna gelap.

 

Melestarikan kenangan dari bermacam makanan yang saya coba.

Saya ingin memotret makanan yang saya beli sewaktu berjalan-jalan. Namun demikian, apabila menyangkut soal bidikan aktual, lingkungan sekitar cenderung ditangkap dalam bingkai. Hal ini bisa menghalangi kehadiran subjek Anda, subjek utama bidikan. Meskipun prioritas pertama adalah menyingkirkan objek yang tidak perlu dari bingkai gambar, namun sulit melakukannya di lingkungan Asakusa yang berantakan. Dalam kasus semacam itu, kurangi nilai aperture dan posisikan diri Anda lebih dekat ke subjek Anda, supaya efek bokeh menjadi lebih membuai di luar titik fokus. Dengan melakukan itu, objek yang tidak perlu, tidak lagi akan menonjol, dan hanya subjek yang dimaksudkan, yang meninggalkan kesan kuat dalam foto.

Kembang gula bokeh latar belakang (EOS 6D)

EOS 6D/ EF50mm f/1.8 STM/ FL: 50mm/ Aperture-priority AE (f/1.8, 1/320 det., EV+1)/ ISO 200/ WB: Auto
Ningyo-yaki, yang khas dari Asakusa, yang saya beli di Nakamise. Saya menggambarkan suasana yang lembut dengan memburamkan pajangan di latar belakang dan kantong kertas di latar depan.
Lokasi pemotretan: Nakamise

 

Saran: Bahkan, untuk subjek yang sama, perubahan suasana bergantung pada sudut dan gaya pemotretan.

Contohnya, meskipun ketika memotret kue, sudut yang Anda arahkan untuk kamera, mengubah kesan fotonya. Foto yang diambil pada sudut yang menghadap langsung ke subjek, misalnya, langsung dari atas, akan meninggalkan kesan yang tidak hidup. Sebaliknya, membidik pada sudut miring dari atas, lebih mendekati sudut pandang orang, membuat Anda merasa seolah-olah berada di dalam pemandangan itu. Selain itu, Anda sebaiknya mempertimbangkan, apakah akan menyertakan lingkungan sekitar dalam bingkai sewaktu menciptakan gambar Anda. Sebaiknya hindari menempatkan benda yang tidak cocok dengan suasana yang Anda inginkan dalam bingkai; Anda juga bisa memburamkan latar belakang supaya benda tersebut tidak kentara.

Bidikan sudut miring dari kudapan manis (EOS 6D)

EOS 6D/ EF50mm f/1.8 STM/ FL: 50mm/ Aperture-priority AE (f/1.8, 1/40 det., EV+0,3)/ ISO 400/ WB: Auto
Memotret pada sudut miring dari atas, menciptakan penampakan yang serupa dengan sudut yang akan digunakan untuk melihat kue, yang telah ditempatkan di depan Anda. Saya menurunkan f-number untuk menciptakan efek bokeh yang lebih membuai, supaya memburamkan menu di atas meja.

 

Kudapan manis terbaring datar (EOS 6D)

EOS 6D/ EF50mm f/1.8 STM/ FL: 50mm/ Aperture-priority AE (f/4, 1/50 det., EV+1)/ ISO 800/ WB: Auto
Dibidik langsung dari atas. Bingkai mencakup pemandangan seluruhnya, termasuk bentuk kue, desain garpu serta piring, dan nama toko kue tercetak pada serbet.

 

Sudut rendah, bidikan latar belakang kue yang gelap  (EOS 6D)

EOS 6D/ EF50mm f/1.8 STM/ FL: 50mm/ Aperture-priority AE (f/1.8, 1/40 det., EV±0)/ ISO 640/ WB: Auto
Bidikan ini diambil dari sudut rendah, yang jarang dijajaki apabila memotret makanan. Karena interior kafe memiliki nada gelap, latar belakang tampak lebih gelap, sehingga membuat penampilan kue terlihat lezat, dan semakin menonjol.

 

 

Kamera dan lensa yang direkomendasikan untuk fotografi jalanan

Untuk bidikan ini, saya menggunakan EOS 6D dengan lensa EF50mm f/1.8 STM. Saya merekomendasikan EF50mm f/1.8 STM karena ringan, ringkas, harganya terjangkau, namun mampu menciptakan efek bokeh yang membuai. Namun demikian, jika Anda memprioritaskan bentuknya yang ringkas, saya akan merekomendasikan EOS M5 yang dikombinasikan dengan EF-M22mm f/2 STM.

EOS 6D dan EF50mm f/1.8 STM

 


Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi dengan mendaftar pada kami!

Jadilah bagian dari Komunitas SNAPSHOT.

Daftar Sekarang!

Mengenai Penulis

Etica

Etica Co., Ltd. tidak hanya menjalankan kelas fotografi di bawah nama “Tanoshii Camera School", tetapi juga mengedit publikasi dan merencanakan media serta kegiatan terkait kamera dan fotografi, dengan fokus pada tema yang berhubungan dengan kepedulian terhadap anak, hewan dan makanan. Motto mereka yaitu "Photos make people happy!" (Foto membuat orang senang), dan mereka ikut mengkomunikasikan pesona kamera dan fotografi.

https://etica.jp/

Takeshi Akaogi

Sebagai fotografer, Akaogi terutama bekerja untuk majalah dan menulis buku yang memperkenalkan fotografi dan berbagai saran praktis. Ia juga mengajar di lokakarya fotografi.

http://www.flipphoto.org

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami