Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Saran & Tutorial >> Semua Saran & Tutorial

Shutter Modes & Continuous Shooting Modes: Kapan menggunakan apa?

2020-12-10
3
1.96 k
Dalam artikel ini:

Apa perbedaan antara shutter mechanical (rana mekanis), electronic first-curtain shutter (rana tirai elektronik pertama), dan full electronic shutter (rana elektronik penuh)? Untuk jenis pemandangan apakah yang paling sesuai menggunakan mode berikut: ‘High-speed continuous shooting + (pemotretan beruntun kecepatan tinggi +)’, ‘High-speed continuous shooting’ ( Pemotretan beruntun berkecepatan tinggi) dan ‘Low-speed continuous shooting’ (Pemotretan beruntun kecepatan rendah)? Baca terus untuk mengetahui, cara memilih mode terbaik untuk suatu pemandangan dan bidikan yang lebih efektif serta efisien! (Dilaporkan oleh: Kazuo Nakahara, Digital Camera Magazine)

 

Apa perbedaan antara berbagai mode rana?

Setiap kali Anda membidik, kamera akan mengontrol waktu pencahayaan dengan membuka dan menutup rana. Tapi, tahukah Anda bahwa ada tiga cara yang memungkinkan untuk melakukannya?

Rana mekanis: Bilah rana fisik membuka untuk tirai pertama (awal pencahayaan) dan menutup untuk tirai kedua (akhir pencahayaan).
Rana elektronik*: Bilah rana fisik dikunci agar tetap terbuka, dan kedua tirai, yang pertama serta yang kedua, dilakukan secara elektronik oleh kamera yang membaca piksel sensor gambar.
Rana tirai pertama elektronik*: Bilah rana fisik hanya bergerak untuk tirai kedua.

Baca secara mendalam mengenai perilaku rana di sini. (Versi Inggris)

*Pada kamera DSLR, semua ini hanya tersedia selama pemotretan Live View.


Sebagian besar model kamera terbaru dari Canon, menawarkan setidaknya dua dari tiga mode rana. 

Pahami hal ini:

- Pada sebagian model kamera mirrorless, mode rana elektronik penuh, mungkin dikenal dengan nama lain, seperti ‘Silent Shutter mode’ (mode Rana Senyap) atau 'Silent SCN mode’ (mode SCN Senyap). (Ini berbeda dari 'Silent mode' pada kamera DSLR, yang masih menggunakan rana mekanis.)
- Tergantung pada model kamera, rana elektronik mungkin hanya tersedia untuk bidikan tunggal. Bacalah buku petunjuk kamera untuk keterangan selengkapnya.
- Pada kamera DSLR, rana elektronik hanya tersedia untuk pemotretan Live View, dan tidak didukung untuk pemotretan OVF
EOS R5 dan EOS R6 adalah model kamera mirrorless pertama yang menawarkan ketiga mode rana untuk pemotretan beruntun selama pemotretan EVF maupun Live View. 

 

Apa saja pro dan kontra dari masing-masing mode shutter drive?

Rana mekanis
Keuntungan Kerugian
- Mengurangi risiko rolling shutter distortion (distorsi rana bergulir). - Goyangan kamera kemungkinan terjadi akibat guncangan rana mekanis.
- Bokeh tidak terganggu apabila memotret pada kecepatan rana yang sangat cepat, mendekati aperture maksimum. - Release time lag (Jeda waktu pelepasan) lebih lama daripada rana tirai pertama elektronik/rana elektronik.
Rana tirai pertama elektronik
Keuntungan Kerugian
- Lebih senyap daripada rana mekanis. - Bokeh tidak terganggu apabila memotret pada kecepatan rana yang sangat cepat, mendekati aperture maksimum.
- Mengurangi risiko rolling shutter distortion (distorsi rana bergulir). - Kemungkinan pencahayaan yang tidak merata, khususnya dengan lensa pihak ketiga.
- Jeda waktu pelepasan lebih sebentar dibandingkan rana mekanis.  
Rana elektronik
Keuntungan Kerugian
- Dapat mencapai kecepatan pemotretan beruntun yang tertinggi pada kamera (yaitu, hingga 20 fps pada EOS R5/R6). - Risiko distorsi rana bergulir.
- Pemotretan senyap (tidak ada bunyi rana mekanis). - Tidak dapat menetapkan kecepatan rana yang lebih lambat daripada 0,5 detik.
- Tidak ada goyangan kamera yang disebabkan oleh guncangan rana mekanis.  

Saran:
Pada EOS R5 dan EOS R6, mode shutter drive ditetapkan ke ‘Electronic 1st-curtain shutter’ secara default. Namun demikian, perbaikan desain telah menyebabkan hampir tidak ada guncangan rana mekanis. Untuk kualitas gambar terbaik, mungkin ada baiknya menggunakan ‘Mechanical shutter’ sebagai mode dasar dan beralih ke ‘Electronic 1st-curtain shutter’ atau ‘Electronic shutter’ bilamana sesuai.

Shortcut (Cara Pintas)
Cara yang lebih cepat untuk bergantian antara berbagai mode rana yang berlainan, tentukan tombol untuk melakukannya, atau tempatkan opsi menu pada MyMenu.

 

Distorsi rolling shutter: Mengapa rana elektronik tidak serta-merta merupakan pilihan terbaik

Kereta api dengan shutter distortion (distorsi rana bergulir)

Dalam mode electronic shutter, piksel sensor gambar diekspos baris demi baris dari atas ke bawah, yang membutuhkan waktu lebih lama. Hal ini bisa menyebabkan subjek yang sangat cepat tampak terdistorsi, khususnya jika subjek memenuhi seluruh bingkai gambar. Kalau ini terjadi, alihkan ke mode mechanical shutter (rana mekanis) atau electronic first-curtain shutter.

Pelajari selengkapnya mengenai rolling shutter effect (efek rana bergulir) di sini: (Versi Inggris)

 

Mode pemotretan beruntun yang berbeda-beda

Memotret segalanya dalam mode ‘High-speed continuous shooting +’ mungkin tampak sebagai cara yang paling mudah dilakukan, tetapi belum tentu yang paling efisien atau efektif. Bidikan Anda mungkin meleset kalau buffer-nya penuh, dan bisa jadi melelahkan kalau Anda harus memeriksa bidikan beruntun yang tak terhitung banyaknya untuk mengidentifikasi bidikan terbaik.

Berikut ini terdapat sejumlah contoh tentang cara membedakan penggunaan berbagai mode pemotretan beruntun.

 

Contoh 1: ‘High-speed continuous shooting +’ untuk menangkap ekspresi sekilas

Gambar seorang wanita sedang berjalan kaki

EOS R5/ RF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 79mm/ Aperture-priority AE (f/4, 1/640 det., EV -1,0)/ ISO 800/ WB: Auto

Mode yang digunakan:
- High-speed continuous shooting +
- Electronic 1st-curtain shutter
- One-Shot AF
- 1-point AF


Lebih dari sekadar memotret subjek yang bergerak sangat cepat

Menggunakan mode ‘High-speed continuous shooting +’, Anda dapat membidik hingga kecepatan pemotretan burst maksimum. yaitu hingga 20 fps (electronic shutter) atau 12 fps (mechanical shutter) pada kamera seperti EOS R5 serta EOS R6, dan hingga 14 fps (mechanical shutter) pada EOS M6 Mark II. Di samping memotret gerakan super cepat, rana ini juga ideal untuk menangkap ekspresi wajah, gerakan dan momen yang berlangsung sekilas.

Anda mungkin mengira bahwa bidikan orang yang sedang berjalan, seperti gambar di atas, tidak memerlukan kecepatan pemotretan beruntun yang sangat tinggi, tetapi pada kenyataannya, Anda memerlukan sedikitnya 10 fps untuk menangkap perbedaan yang tidak kentara pada kaki seseorang, dan bayangan unik yang ekspresif di sekitar. Untuk bidikan ini, saya melakukan pra-fokus pada trotoar dengan 1-point AF, menahan tombol rana dalam mode ‘High-speed continuous shooting +’, dan memilih bidikan terbaik.

Baca juga:
Cara Menggunakan High-speed Continuous Shooting untuk Membekukan Momen Secara Lihai

 

Contoh 2: ‘High-speed continuous shooting’ untuk kendaraan di area perkotaan

Kereta api pada persimpangan rel kereta di kota

EOS R5/ RF70-200mm f/2.8L IS USM/ FL: 89mm/ Aperture-priority AE (f/2.8, 1/1000 det., EV +0,3)/ ISO 100/ WB: Auto

Mode yang digunakan:
- High-speed continuous shooting
- Mechanical shutter
- Servo AF
- Face Detection + Tracking Priority AF


Cukup memadai untuk sebagian besar subjek yang sedang bergerak

Pada kamera seperti EOS R5 dan EOS R6, mode ‘High-speed continuous shooting’ mencapai kecepatan hingga 6 sampai 8 fps, yang cukup memadai untuk sebagian besar subjek yang bergerak cepat, termasuk kereta api di dekat persimpangan rel kereta.

Mendapatkan beberapa bidikan dalam satu burst beruntun, juga mengurangi waktu yang diperlukan untuk memproses dan menaruh gambar ke kartu. Ini berarti, bahwa kamera Anda akan siap membidik urutan berikutnya dari bidikan beruntun, lebih cepat sehingga mempermudah untuk menangani pemandangan yang belum dikenal atau tindakan yang tidak terduga.

 

Contoh 3: ‘Low-speed continuous shooting’ untuk pesawat udara saat lepas landas atau mendarat

Pesawat udara sedang lepas landas

EOS R5/ RF70-200mm f/2.8L IS USM/ FL: 200mm/ Aperture-priority AE (f/2.8, 1/3200 det., EV +0,3)/ ISO 100/ WB: Auto

Mode yang digunakan:
- Low-speed continuous shooting
- Mechanical shutter
- Servo AF
- Large Zone AF (Horizontal)


Ambil urutan yang lebih panjang tanpa mencemaskan masalah buffer

Kecepatan pemotretan beruntun sekitar 3 fps mungkin akan terlalu lambat untuk sebagian besar subjek, tetapi ini sesuai untuk subjek yang mengharuskan Anda untuk mengambil burst yang lebih lama, seperti pesawat udara yang akan lepas landas dan mendarat. Dengan menggunakan ‘High-speed continuous shooting +’ untuk pemandangan tersebut, bisa memenuhi buffer mid-shoot kamera, khususnya jika Anda menggunakan kartu memori yang lebih lambat. Pada Low-speed continuous shooting (Pemotretan beruntun kecepatan rendah), Anda dapat mengambil bidikan secara berturutan, dari awal sampai akhir tanpa mencemaskan jeda kamera akibat buffer yang penuh.

Terinspirasi? Berasyik-ria dengan 3 Cara Kreatif untuk Menggunakan Mode Pemotretan Kontinu Kamera Anda

 


Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi.

Jadilah bagian dari Komunitas SNAPSHOT.

Daftar Sekarang!

Mengenai Penulis

Digital Camera Magazine

Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation

Kazuo Nakahara

Lahir di Hokkaido pada tahun 1982, Nakahara berpaling ke fotografi setelah bekerja di perusahaan manufaktur bahan kimia. Ia mengambil jurusan fotografi di Vantan Design Institute dan ia juga berprofesi sebagai penceramah untuk lokakarya serta seminar fotografi, selain bekerja dalam bidang fotografi komersial. Ia juga merupakan perwakilan dari situs web informasi fotografi, studio9.

http://photo-studio9.com/

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami