Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Inspirations >> Photos & People

Fotografi Hitam Putih dari Eddie Sung

2016-08-05
2
3.24 k
Dalam artikel ini:

Eddie Sung, sang fotografer musik rock memberitahu kita tentang keajaiban dari fotografi hitam putih dan kehidupan glamor dalam perusahaan musisi dan bintang rock.

Apa hal pertama yang perlu kita ketahui tentang fotografi hitam putih?

Bagi saya, fotografi hitam putih adalah tentang alam bawah sadar seseorang. Terkadang Anda tidak tahu mengapa Anda tertarik dengan suatu gambar hitam putih. Jika dipotret secara tepat (dengan sudut, pencahayaan, subjek dan faktor “wow” lainnya yang sempurna), gambar tersebut akan menjadi ikonis.

Saya selalu memberitahu para pemula bahwa fotografer ibarat layangan. Kita harus membiarkan gambar kita (layangan yang terbang tinggi) mengisahkan ceritanya. Anda tidak perlu mengatakan apa pun ketika kaki Anda masih terinjak di tanah. Jika Anda menerbangkan layangan ikonis yang dapat membuat orang lain kagum secara konsisten, maka Anda akan menjadi kisah tersebut.

Pada bagian bawah, beberapa gambar hitam putih yang saya lihat berwarna abu-abu dan abu-abu gelap, sama sekali bukan hitam putih. Gambar-gambar ini sungguh lesu dan membosankan.

Bagaimana Anda bisa memasuki bidang ini?

Gampang, saya suka musik rock dan fotografi musik rock sejak masih muda. Saya juga mendengarkan musik di rumah setidaknya tiga jam sehari. Hingga saat ini saya tetap menikmati saat mencari buku fotografi. Semangat saya tidak pernah berhenti.

Sebenarnya saya merasa terhormat atas apa yang dikatakan Debbie Harry dan Chris Stein dari Blondie tentang saya – “Selain merupakan seorang pria terhormat, dia juga memiliki selera fotografi hebat yang telah digunakan untuk berbagai acara band kami. Eddie telah mengabdi pada musik dan fotografi, dia harus dianggap sebagai fotografer papan atas.”

Apa saja yang menjadi perlengkapan kamera musik rock kamu?

Penyumbat telinga, pikiran yang waspada, sebuah kamera terpercaya (Canon EF16-35mm f/2.8L II USM, EF24-70mm f/2.8L II USM, EF70-200mm f/2.8L USM, EF15mm f/2.8 Fisheye). Tanpa flash.

Mengapa gaya Hitam Putih Anda berbeda dengan fotografer musik rock lainnya?

Fotografer musik rock Barat mengatakan bahwa saya memotret dengan Zen ala Timur. Selalu ada sebuah momen yang sempurna - kontak mata yang menyenangkan, jari yang menunjuk ke arah lensa, gaya tubuh yang tepat, dll. Semua itu hanya dalam sekejap, ketika menekan tombol shutter untuk mengambil momen krusial tersebut, itulah yang menjadikan segalanya berbeda.

Saya suka untuk mengambil “Pemotretan Panggung” dari para bintang rock. Banyak yang menanyakan di mana studio foto saya, saya jawab “Di Atas Panggung”. Saya mengambil gambar “kontak mata” dari bintang rock seperti memotretnya dalam studio. Saya tidak memiliki kemewahan untuk mendatangkan bintang rock tapi hanya sekejap saja dari keterlibatan visual.

Di situlah kamera terpercaya dan lensa cepat Anda tidak boleh mengecewakanmu. Seseorang harus PERCAYA pada kameranya. Namun tanpa MATA, tidak ada yang bisa dilakukan.

Bagaimana tentang gambar hitam putih favorit Anda? Apa cerita di balik gambar-gambar tersebut?

Ada terlalu banyak, saya hanya bisa berbagi tentang beberapa gambar hitam putih favorit saya saja.

Saya ingat ketika menerima email dari seseorang di Beach Boys, menanyakan apakah saya punya waktu untuk kumpul-kumpul. Saya jawab “Tentu saja, tapi saya juga ingin memotret.” Dan mereka menjawab bahwa saya diizinkan. Singkat cerita, gambar saya muncul sebagai sampul album konser dan sampul CD mereka!

Blondie sedang merekam album “Panic of Girls” mereka, dan saya diundang ke Woodstock untuk berkumpul dan memotret. Kemudian gambar saya menjadi karya seni dalam album mereka (CD dan Vinil).

Saya berada di belakang panggung bersama Kitaro ketika dia sedang melakukan cek suara. Saya melihat cahaya tepat yang menyinari dia dan saya pun memintanya untuk melihat ke arah lensa. Dia sangat menyukai hasilnya dan memasukkannya ke dalam album berikutnya “Thinking of You”.

Slipknot adalah salah satu konser paling menegangkan yang saya potret. Ketika Joey Jordison mengundang saya untuk memotretnya, saya tahu ini akan menjadi sesuatu yang istimewa. Gambar ikonis ini ditampilkan dalam album konser 9:0 Slipknot dan juga ditampilkan di Hard Rock Café.

Stefanie Sun memberikan isyarat gembira “50” pada saya. Gambar ini diambil di belakang layar pada konser extravaganza Sing50. Sebagai orang Singapura, saya sangat bangga dengan pencapaian Singapura pada lima dekade terakhir. Saya merasa hasil pemotretan ini menunjukan kegembiraan dari seluruh bangsa.

Saya hormat kepada Jon Bon Jovi atas kegigihannya sebagai seorang bintang rock. Dia selalu memberikan lebih untuk penggemarnya. Saya sangat menyukai kedekatan yang diberikannya pada lensa saya pada pertengahan lagunya.

Bagi saya, Chris Stein (Blondie) adalah penyihir musik dari Blondie dan juga seorang fotografer hebat. Saya sudah ke rumahnya beberapa kali, dan dia juga ke rumah saya. Pada gambar ini, dia sedang melakukan pekerjaan fret gitar mojonya di studio Magic Shop, New York. Inilah tempat David Bowie merekam dua album fenomenal terakhirnya, The Next Day dan Blackstar. Sayangnya, studio ini sudah ditutup sejak itu. Blondie adalah band besar terakhir yang merekam di sana. Saya sangat beruntung dan terhormat untuk bisa menghabiskan dua minggu melihat band legendaris ini membuat album baru mereka.

Saya tahu Steve Tyler dari Aerosmith adalah seorang penyanyi yang hebat secara visual. Dia tidak mengecewakan saya. Di dalam gambar, dia seperti Wild Man dari Borneo – sangat menakjubkan. Ketika dia melangkah, berpose dan menatap lensa saya, saya merasa merinding.

Saya bertemu Carlos Santana beberapa kali di masa lalu. Cerita-cerita itu bisa menjadi artikel lain. Dia suka bahwa saya memotret teman-teman gitaris blues-nya seperti – BB King, Eric Clapton, Buddy Guy, dll. Saya biasanya akan memotret keseluruhan konser dan bukan hanya tiga lagu pertama saja. Ada suatu momen spesial ketika Carlos bercanda di depan lensa saya.

Selain memotret bintang rock, saya suka berkumpul dengan teman lain yang 150% mengikuti passion mereka. Saya berterima kasih pada Stars Wars Battalion 501 karena membantu saya untuk pemotretan ini. Bahkan penjahat dari galaksi seperti Darth Vader , juga harus menyelesaikan tugas tertentu yang mendesak.

Saya diberi kehormatan untuk bertemu dan berjabat tangan dengan Mr Lee Kuan Yew sebagai kepala bagian perusahaan untuk pertama kalinya dalam hidup saya. Saya memotret pada konser Sing 50 saat pemeriksaan suara ketika foto LKY dengan isyarat “Semuanya akan baik-baik saja” ini muncul pada layar. Beliau baru meninggal beberapa bulan yang lalu dan suasananya masih sedikit muram.

Ketika saya melihat foto beliau ini yang diterangi oleh lampu sorot dari panggung Sportshub, saya tahu bahwa foto ini istimewa. Melalui seorang teman, saya memberikan foto berbingkai ini kepada anaknya, Mr Lee Hsien Loong.

Ke mana fotografi hitam putih membawa Anda baru-baru ini?

Perjalanan foto hitam putih saya telah menjadi sebuah keajaiban bagi saya. Saya baru saja kembali dari perjalanan dua minggu ke New York. Saya diundang untuk berkumpul dengan band legendaris Blondie ketika mereka merekam album barunya. Saya berkumpul dengan mereka karena mereka merekam di studio Magic Shop yang terkenal, tempat yang sama dengan David Bowie saat merekam dua album ikonis terakhirnya - The Next Day dan Blackstar.

Apa saja dari Fotografi Musik Rock yang membuat Anda senang?

Gambar-gambar yang saya sukai bisa ditampilkan di Hard Rock Cafe, menjadi sampul dan karya seni pada album (CD dan Vinil) dari bintang/band musik rock, dan juga pada situs resmi mereka.

Saya merasa terhormat bisa menjadi orang Asia pertama yang masuk ke Morrison Hotel Gallery dan mendapatkan tiga penghargaan utama pada Lucie Awards (Oscar bidang fotografi). Saya tampil secara berkala di majalah dan koran terkemuka baik lokal dan internasional.

Oh ya, saya juga berkumpul dengan bintang-bintang rock ikonis di belakang panggung, di rumah mereka dan terkadang bahkan di rumah saya.

Jenis fotografi apa yang paling sesuai dengan gaya hitam putih?

Semua jenis fotografi bisa sesuai dalam genre ini. Perhatikan gambar dengan hati Anda dan rasakan - semua tergantung pada suasana hati. Jika semuanya tepat, gambar tersebut akan menjadi ikonis. Hitam putih menambahkan taburan keabadian dan kepedihan. Jika dilakukan dengan tepat, gambar tersebut bahkan bisa menjadi lebih "berwarna" daripada gambar berwarna!

Apa fisolofi Anda tentang fotografi?

Filosofi saya tentang fotografi sama seperti filosofi kehidupan. Nikmati apa yang kamu lakukan, tetapkan tujuan yang tinggi dan ikuti arusnya. Bersikap positif maka foto Anda juga memiliki sentuhan positif.

Siapakah yang menginspirasi Anda?

Sejak muda, saya mengikuti karya Jim Marshall dan Barry Feinstein. Saya beruntung dan terhormat bisa bertemu mereka sebelum mereka meninggal dan saya bangga bisa menjadi rekan mereka di Morrison Hotel Gallery. Saya sudah banyak berbicara tentang fotografi dengan mereka.

Jim Marshall membelikan saya makan malam dan saya tinggal di rumah Barry Feinstein. Sebenarnya, saya adalah pengunjung terakhir (selain istrinya) di rumah sakit, yang melihatnya saat masih hidup.

Melihat kembali perjalanan fotografi Anda, pencapaian apa yang paling Anda banggakan?

Saya adalah salah satu orang beruntung yang bisa mengatakan dengan bangga bahwa kenyataan saya telah jauh melampaui mimpi saya. Saat masih muda saya terpaku membaca majalah Rolling Stone. Pada pameran fotografi musik rock saya di New York, editor foto dari Rolling Stone datang dan mengundang saya ke kantor mereka. Setelah itu, saya menerbitkan tiga buku fotografi yang cukup berhasil dan menganggap pahlawan dari foto musik rock pada masa kecil saya sebagai teman sendiri.

Ketika saya meninggalkan pekerjaan saya sebagai kepala bagian perusahaan, saya dikenal di dunia bisnis Singapura. Sekarang melalui fotografi musik rock, saya telah membangun nama untuk saya sendiri di panggung fotografi musik rock internasional.

Saya tidak merencanakan apa pun, saya hanya mengikuti arus. Saya menyebutnya "Arus untuk Diikuti"

Apakah ada saran bagi pemula yang ingin mencoba dalam fotografi hitam putih?

Lakukanlah! Teruslah memotret hingga menemukan gayamu. Jangan membiarkan orang lain memberitahumu apa yang ingin mereka lihat dan dengarkanlah pada hatimu. Kegagalan bersifat sementara dan hanyalah sebuah pelajaran. Di sisi lain, mengalah pada diri sendiri bersifat permanen. Anda perlu berkorban saat mengasah karya Anda.

Saya selalu memberitahu pemuda bahwa, “di sekolah, kita belajar; di kehidupan, kita belajar.” Tidak ada orang yang bisa berhenti belajar. Lihatlah karya dari fotografer terkenal, tapi potret dengan “mata” kamu sendiri, karena itu adalah cerita yang ingin kamu ceritakan. Lakukan dan nikmati perjalanan 10.000 jam kamu! Selamat Memotret!

Untuk gambar musik rock Eddie lainnya, www.eddie-sung.com

 

Eddie Sung
Profil fotografer

Setelah mendapatkan gelar MBA, Eddie Sung bekerja di berbagai perusahaan konsultan, tapi ia tahu bahwa dirinya selalu ingin menjadi seorang fotografer musik rock. Setelah mengundurkan diri sebagai konsultan, ia memberanikan diri untuk menjalani hobinya – fotografi konser musik rock. Sejak itu, ia memotret beberapa musisi paling terkenal di dunia, dan mendapatkan kehormatan untuk menjadi orang Asia pertama yang masuk ke Morrison Hotel Gallery, dengan spesialisasi dalam fotografi musik seni murni.
Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami